Nasional

Apa Itu Swipe Safe? Program untuk Pencegahan Perundungan Anak di Ranah Daring

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keselamatan anak di ranah daring

TRIBUNJATENG.COM - Kasus perundungan di ranah daring kini juga harus menjadi kewaspadaan orangtua setelah penetrasi internet hingga ke anak-anak. 

Merespon kasus-kasus perundungan serta kejahatan di ranah daring yang mengancam keselamatan anak, YKKS dan ChildFund International di Indonesia mengimplementasikan program Swipe Safe. 

Yovensius Suparwadi selaku Ketua Pengurus YKKS mengatakan program keselamatan anak di ranah daring ini bertujuan agar masyarakat dapat menavigasi internet dengan aman melalui edukasi anak, orang tua, penyedia layanan dan sekolah.

Baca juga: AKBP Guntur Muhammad Tariq

Baca juga: Viral Ekspresi Gibran Rakabuming Tak Kuasa Menolak Saat Hendak Dipeluk Pria Berjaket 02

Edukasi yang diberikan adalah mengenai potensi risiko di internet serta pemberian keterampilan praktis bagaimana melindungi diri mereka dari risiko eksploitasi seksual, kekerasan seksual, penipuan dan peretasan di dunia siber.

Inisiatif yang dimulai pada Juli 2023 ini telah menyasar lebih dari 1100 anak dan orang muda dari 25 SMP/SMK/SMA di Kabupaten dan Kota Semarang.

Agar lebih terintegrasi dalam keluarga, YKKS dan ChildFund telah memberi pelatihan kepada 300 orang tua di 2 kelurahan.

“Kami mendapat dukungan dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah untuk memperluas dampak program ini ke lebih banyak sekolah."

"PKS dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang berlangsung telah dilaksanakan pada bulan Desember 2023, sementara dengan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jawa Tengah terjadi Maret 2024,” papar Parwadi.

Hadir sejak tahun 1973, ChildFund International di Indonesia secara konsisten terus berjuang untuk mewujudkan dunia di mana anak-anak mendapatkan hak dan menggapai potensi mereka.

Berbagai program inovatif yang merespon isu di masyarakat dihadirkan guna mewujudkan tujuan  tersebut.

Bersama Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) yang telah bermitra sejak 1981, Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata (YKKS) sejak 1977, dan Yayasan Keluarga Sejahtera Boyolali (YKSB) sejak 1989, ChildFund International di Indonesia  telah mendampingi anak dan keluarga di 7 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Wilayah ini antara lain mencakup Kabupaten dan Kota Semarang, Boyolali Wonogiri, Banyumas, Cilacap dan Magelang.

Bukan hanya memfasilitasi perlindungan anak di ranah daring, mereka juga memfasilitasi berdirinya 90 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan lebih dari 500 fasilitator dilatih.

Bersama YKKS juga aktif dalam kolaborasi mendukung Semarang menjadi Kota Layak Anak (KLA) sehingga mendapat predikat Utama.

YKKS juga dipercaya menyusun naskah akademik Reperda Kota Layak Anak hingga pembahasan bersama Pansus DPRD.

YKKS dan ChildFund International di Indonesia memberikan pelatihan paralegal kepada para penggerak Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) serta membentuk, melatih dan menggerakkan forum-forum anak dan orang muda untuk berpartisipasi dalam menyuarakan kepentingan anak dalam forum-forum pengambilan Keputusan yang berdampak kepada kehidupan mereka.

Inovasi dan inisiatif penting lainnya yang dijalankan oleh ChildFund International di Indonesia bersama YKKS dan YKSB adalah integrasi modul soft skill ke dalam kurikulum pendidikan vokasi yang menyasar sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten dan Kota Semarang dan Boyolali.

"Inisiatif ini mewakili langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis. Dengan menyatukan pendekatan teknis dan pengembangan soft skill, kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ribuan siswa di wilayah tersebut,” ujar Parwadi.

“Kolaborasi ini juga melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Melalui Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 1 yang mengawasi Kota Semarang dan Kabupaten Semarang, serta Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 5 yang bertanggung jawab atas Kabupaten Boyolali, pihak berwenang setempat turut serta dalam mengawal dan mendukung implementasi modul soft skill ini di lingkungan pendidikan vokasional,” ungkap Luthfy Mubaarok, Pimpinan Proyek YKSB.

Husnul Ma’ad selaku Country Director ChildFund International di Indonesia menjelaskan bahwa upaya organisasinya  berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.

“Keberhasilan ChildFund International di Indonesia ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor, dan pemangku kepentingan  yang selalu berkomitmen untuk terus mendukung langkah kami. Untuk itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang senantiasa telah berkontribusi dalam perjalanan ChildFund International selama 50 tahun di Indonesia."

"Kami berharap kedepannya dukungan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak lainnya untuk ikut mewujudkan dunia di mana anak-anak bisa mendapatkan hak dan kesempatan untuk mencapai potensi maksimal mereka,” tutup Ma’ad. (*)

Berita Terkini