Haji 2024

Kisah Kakek Tukang Ojek Naik Haji, Penghasilan Pas-pasan, Sejak 1998 Menabung Minimal Rp 5 Ribu/Hari

Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

llustrasi tukang ojek

TRIBUNJATENG.COM - Tukang ojek bernama Misto (64) akan berangkat ke tanah suci pada Jumat (16/5/2024). 

Ia akan barangkat pukul 03.00 WIB, menuju Asrama Haji Surabaya sebelum bertolak ke tanah suci bersama jemaah haji asal Malang lainnya.

Sehari sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci, saudara dan tetangga datang ke rumah kakek Misto yang beralamat di Dusun Sukodono, Desa Tirtoyudo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang .

Kedatangan mereka pada Kamis (16/5/2024) sore untuk melepas Misto berangkat menunaikan ibadah haji. Kakek Misto tergabung dalam satu kloter bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) As-Syafaah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1.

Terlihat senyum semringah di wajah Misto. Hari yang dinanti sejak tahun 2011 untuk melaksanakan ibadah haji telah tiba. Bagi Misto, menunaikan ibadah haji adalah anugerah yang luar biasa.

"Sebab, sebagai seorang yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek, secara logika manusia, bisa naik haji bisa dibilang mustahil," ungkapnya saat ditemui.

Namun, berkat kegigihan dan konsitensinya menabung dari hasil ojek sejak 1998, akhirnya ia bisa menjalankan rukun kelima Islam. Misto mengatakan, sejak tahun 1998 ia menyisihkan uang senilai Rp 5.000 hingga Rp 20.000 untuk ditabung. Akhirnya biaya terkumpul dan ia mendaftar haji pada 2011.

"Pokoknya seadanya, hasil dari ojek saya berikan ke istri untuk kebutuhan sehari-hari. Kemudian sisanya saya tabung," jelasnya.

Baca juga: Pencari Rumput Naik Haji: Yang Uangnya Miliaran Belum Tentu Bisa Berangkat

Baca juga: Kisah Perjuangan Guru Honorer Bergaji Rp 325 Ribu per Bulan Bisa Naik Haji Setelah Menabung 11 Tahun

Sehari-hari, selepas shalat subuh Misto berangkat ke Pasar Tirtoyudo untuk mengantar orang yang pergi ke pasar.

"Tidak hanya orang, saya juga mengantar barang, seperti daging dan dagangan orang yang berjualan di pasar," jelasnya.

Misto (64), tukang ojek yang tahun ini berangkat haji dari hasil menabung sejak 1998.

Dalam sehari, ia bisa membawa hasil ojeknya berkisar Rp 50.000. Rutinitas itu ia lakukan sampai pukul 12.00 WIB.

"Setelah shalat dzuhur saya bekerja lagi bertani. Dari hasil tani ini juga lah biaya untuk berangkat haji ini tercukupi," terangnya.

"Saya bertani kopi sedikit di belakang rumah. Saya kerjakan dan rawat sendiri," imbuhnya.

Sebelum bekerja sebagai tukang ojek dan bertani, pada tahun 1990 ia pernah merantau ke Kota Malang, bekerja sebagai tukang becak untuk mencukupi kebutuhan ekonominya. Ia melakoni pekerjaan sebagai tukang becak itu selama kurang lebih 4 tahun.

"Pulang ke rumah satu hari dalam sepekan," katanya.

Selain kegigihan dalam bekerja, Misto menyebut berdoa kepada Tuhan juga menjadi salah satu kunci, hingga bisa berangkat haji.

"Shalat malam rutin saya lakukan. Hal itulah yang membantu memudahkan saya dalam segala urusan, termasuk dalam niat saya untuk melaksanakan ibadah haji ini," tandasnya.

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Berita Terkini