Berita Bali

Menyegarkan Jiwa di Sky Forest Resort & Park Bali: Tempat Relaksasi dengan Sentuhan Alam Modern

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sky Forest Resort & Park Bali

TRIBUNJATENG.COM, BALI -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan setelah pandemi Covid-19, Bali mengalami pertumbuhan pesat.

Pada semester I 2024 (Januari-Juni 2024), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 6.413.201 kunjungan.

"Sebanyak 2.911.135 wisman atau sebesar 45,39 persen di antaranya masuk melalui Bali. Jumlah kunjungan wisman ke Bali saat ini sudah melampaui tahun 2019 atau sebelum pandemi sebanyak 2.855.782  kunjungan,” kata Sandiaga Uno dalam diskusi dengan media peserta Press Tour ke Bali Utara di Kantor Bupati Bulelelng, Sabtu (10/8/2024).

Sandiaga berharap ada distribusi wisatawan yang seimbang sehingga tidak terpusat di Bali Selatan saja melainkan menyebar ke berbagai destinasi alternatif di antaranya Bali Utara dan Bali Barat.

Melihat peluang ini, Budi Santosa owner Matur Group mendukung program tersebut dengan menghadirkan Sky Forest Resort & Park di  Jalan Bhuana Sari, Wanagiri, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.

Budi berharap wisatawan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan di Sky Forest Resort & Park karna dirancang khusus untuk memanjakan diri dan memberikan relaksasi setelah menjalani kehidupan yang melelahkan.

Tempat ini diharapkan bisa mnjadi destinasi baru untuk wisatawan bisa menikmati pengalaman relaksasi yang menyegarkan dan nyaman di Sky Forest Resort & Park, di mana alam dan modernitas berpadu harmonis.

Terletak di kawasan yang memadukan keindahan alam segar dengan kebutuhan hidup modern, tempat ini menjadi destinasi yang sempurna untuk melepas penat.

Sky Forest Resort & Park Bali (istimewa)

Sky Forest Resort & Park menawarkan berbagai fasilitas yang siap memanjakan pengunjung:

Evergreen Resto: Restoran yang menyajikan beragam menu mulai dari hidangan Western, Indonesia, hingga masakan tradisional Nusantara secara periodik dan terjadwal.

Antural Hotel: Hotel dengan desain yang menggabungkan potensi alam sekitar dengan material dan interior berkonsep alami, menawarkan pengalaman menginap yang nyaman dengan nuansa kayu dan pemandangan hutan.

Cabin Room: Kamar kabin yang praktis dan cocok untuk pengunjung berjiwa muda yang ingin menikmati suasana hutan yang rindang.

Glamping: Pengalaman berkemah mewah dengan tenda yang ditempatkan di tepi hutan, memberikan sensasi tinggal di alam bebas.

SPA: Layanan spa dengan pemandangan alam bebas yang menenangkan, memberikan relaksasi total.

Whirlpool: Kolam rendam air panas di alam terbuka, yang sempurna untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.

Pigeon Valley dan Rabbit Field: Zona interaksi dengan burung merpati dan kelinci, memungkinkan anak-anak untuk memberi makan dan bermain dengan binatang lucu.

Dream Coffee Stall: Warung kopi di tengah hutan yang menawarkan minuman menyegarkan sambil menikmati suasana alam.

Area Parkir dan Keamanan: Tempat parkir yang luas dan keamanan lingkungan yang terjaga untuk kenyamanan pengunjung.

Unit Villa: Villa dengan harga terjangkau yang bisa dimiliki dengan DP dan angsuran KPR, serta benefit kerjasama dengan manajemen.

"Sky Forest Resort & Park akan dibuka secara bertahap untuk memastikan setiap detail siap menyambut pengunjung dan diharapkan bisa Soft Opening Tahap perdana  pada akhir September 2024 mendatang.

Sun Rise Sky Forest Resort & Park (istimewa)

Pengembangan Aksesibilitas

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa menyampaikan, penyebaran wisatawan baik wisatawan dari Bali Selatan yang berkunjung ke Kabupaten Buleleng, Bali Utara tidak mencapai 10 persen.

Pada semester I tahun 2024, jumlah kunjungan wisman ke Buleleng  sebanyak 270.000 kunjungan dan wisnus baru mencapai 500.000. 

“Pariwisata Buleleng mengalami high seasons hanya dua bulan, yaitu Juli- Agustus dan peak seasons di Desember-Januari dengan angka okupansi hotel rata-rata  80 persen, selebihnya selama low seasons angka okupansi hotel hanya 20-30 persen,” kata Gede Suyasa.

Kondisi ini membuat Pemkab Buleleng hanya menargetkan pendapatan daerah dari PHR (Pajak Hotel dan Restoran) sebesar Rp200 miliar, di mana pada semester I 2024 baru tercapai 49 persen. 

Gede Suyasa menyampaikan, rendahnya angka penyebaran wisatawan dari Bali Selatan ke Buleleng, Bali Utara, karena terkendala oleh aksesibilitas, terutama instrastruktur jalan yang membuat perjalanan menjadi lama dan panjang. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya menggairahkan pariwisata yang berkelanjutan. 

”Salah satu faktor rendahnya persentase kunjungan wisatawan dari Bali Selatan ke Kabupaten Buleleng karena aksesibilitas atau jarak tempuh yang jauh dan cukup memakan waktu. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya menggairahkan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Gede Suyasa.

Sekda Buleleng berharap adanya pembangunan Jalan Nasional Baru (Short Cut) Singaraja-Mengwitani, yang saat ini sudah mencapai titik 3-8 perlu dilanjutkan pembangunannya sampai mendekati pusat Kota Singaraja, yang diharapkan bisa membantu dalam mengatasi masalah aksesibilitas tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Aktiva Askara menyampaikan, pengembangan pariwisata di Bali Utara fokus pada eco-community based tourim sebagai upaya dalam menerapkan konservasi lingkungan alam dan budaya masyarakat. 

“Buleleng mempunyai dataran tinggi, sepanjang Bali Utara memiliki hutan lindung dan hutan   desa yang harus kita jaga. Juga mempunyai garis pantai  terpanjang di Bali dengan terumbu karang dan biota lautnya harus kita jaga. Begitu pula budaya masyarakat kita pelihara dan kembangkan dalam kegiatan kepariwisataan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Gede Dody Sukma Aktiva Askara. 

Pengembangan eko wisata berbasis masyarakat akan saling mengisi antara kepetingan pelaku usaha industri pariwisata dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan pariwisata di Bali Utara yang berkualitas dan berkelanjutan ramah terhadap lingkungan. 

“Kita fokus pada pengembangan eco-community based tourim dengan atraksi wisata alam dan budaya yang banyak memberikan edukasi kepada wisatawan untuk turut serta menyangga lingkungan alam dan mengapresiasi budaya masyarakat setempat,” katanya.

Program itu bertujuan untuk mendiseminasi dan mempromosikan destinasi pariwisata di Bali Utara yang belum banyak diketahui wisatawan sekaligus sebagai upaya menjawab isu overtourism di Bali akibat persebaran wisatawan yang tidak merata atau sebagian besar berada di Bali Selatan yang akhir-akhir ini banyak diangkat dalam pemberitaan media baik nasional maupun internasional. 

Karokom Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani menyampaikan, kegiatan press tour ke Buleleng Bali Utara diikuti 15 media nasional dan media internasional berlangsung selama tiga hari (9-11 Agustus 2024) sebagai wujud kolaborasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dengan Kemenparekraf. (ctr/tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menparekraf Dorong Pemerataan Wisatawan ke Bali Utara, Pemkab Buleleng Minta Akses Dikembangkan

Baca juga: Hasil Akhir Liga 1 Skor 1-3, Borneo FC Bantai Tim Promosi Semen Padang

Baca juga: Ketua Golkar Wonosobo Nyatakan Dukungan untuk Petahana Afif di Pilkada Wonosobo 2024

Baca juga: DPRD dan Akademisi Cilacap Minta Pemkab Transparan Soal Hak Pengelolaan Lahan

Baca juga: Rayakan HUT RI ke-79, Pemkab Batang dan BPI Gelar Fun Futsal Antar OPD

Berita Terkini