TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA --- Timnas Indonesia mengincar kemenangan pada saat bertandang ke kandang China di Stadion Qingdao Youth Football Stadium pada Selasa (15/10) Pukul 19:00 WIB.
Untuk pertama kalinya pada babak kualifikasi Piala Dunia putaran ketiga ini, beberapa media Eropa membuat prediksi pertandingan di mana Indonesia akan keluar sebagai pemenang atau setidaknya seri pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ini.
Sportsmole memprediksi Indonesia menang 2-1 atas China, sedangkan Sportskeeda membuat prediksi Indonesia bermain imbang 1-1 melawan China.
Ini berbeda dari prediksi yang mereka buat sebelumnya, dalam tiga pertandingan sebelumnya Indonesia diprediksi selalu menjadi tim yang kalah saat melawan Arab Saudi, Australia, dan Bahrain meski hasilnya imbang.
Baru pada pertandingan Keempat atau laga melawan China, Indonesia diprediksi menang atau seri atas China meski secara peringkat Indonesia ada peringkat 129 berada di bawah China di peringkat 91.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir optimis Timnas Indonesia bisa meraih tiga poin saat melawan China. Optimisme ini seiring dengan target besar Indonesia mendapatkan 15 poin agar lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026 sebagai runner up grup.
Erick mengatakan, meski harus menerima skor imbang 2-2 dari pertandingan melawan Bahrain, namun Indonesia masih memiliki harapan untuk mengumpulkan 15 poin.
"Kita punya mimpi besar 15 poin. Hari ini baru 3 poin dari 3 pertandingan. Kalau lawan China dapat 3 poin, berarti 6 poin. 6 poin dibagi 4 pertandingan, 1,5 poin. Kemudian 15 dibagi 10, 1,5 poin. Masih ada harapan," ujarnya.
Selain merebut poin dari pertandingan dengan China, Mantan Bos Inter Milan ini menilai, Indonesia masih bisa meraih poin ketika menjadi tuan rumah melawan Bahrain, China, maupun Arab Saudi.
"Tentu kita harus mencari beberapa kemenangan ketika menjadi tuan rumah lawan Bahrain, lawan China, ataupun menyolong ketika jadi tuan rumah dengan Saudi. Kalau (dengan) Jepang sulit lah. Tapi kita coba, jangan kalah set dulu," papar Erick.
November di GBK
Adapun pertandingan terdekat, Timnas Indonesia akan bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) melawan Timnas Jepang pada 15 November 2024, dan Timnas Arab Saudi pada 19 November 2024.
Lebih lanjut, Erick bilang, pada dasarnya para pemain Timnas Indonesia sudah bermain dengan baik saat melawan Bahrain Kamis (10/10) lalu di Bahrain National Stadium.
Timnas China sendiri sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mereka menerima empat kekalahan beruntun, termasuk 7-0 saat bertandang ke Jepang. Negeri Tirai Bambu juga menyerah 1-2 saat menjamu Arab Saudi pada laga kandang terakhir kendati tim tamu bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-19.
Terkini, China kalah 1-3 saat bertandang ke Australia kendati memimpin terlebih dulu.
Pertemuan antara Indonesia dan China ini akan menjadi laga ke-17 antara kedua negara di ajang internasional.
Timnas Indonesia hanya mampu meraih tiga kemenangan. Kemenangan terakhir Garuda atas China terjadi pada 1987 silam dalam ajang King's Cup di Thailand, ketika Indonesia menang meyakinkan 3-1.
Dalam sembilan pertandingan terakhir setelah itu, Merah Putih belum lagi merasakan manisnya kemenangan atas China walau laga terakhir Indonesia dan China terjadi satu dekade lalu, pada 2014 di Kualifikasi Piala Asia 2015. Saat itu, China hanya menang tipis 1-0.
Sejak saat itu, perubahan besar telah terjadi baik di sepak bola China maupun Indonesia, membuat pertemuan kali ini penuh dengan tantangan baru.
China sempat menjalani era keemasan di dunia sepak bola sejak 2014. Ketika itu, Liga Super China merekrut bintang-bintang kelas dunia seperti Oscar, Ramires, Carlos Tevez, Marek Hamsik, dan Hulk.
Klub-klub China memecahkan rekor transfer Asia lima kali dalam rentang satu tahun antara 2016 dan 2017.
Meski demikian, pemain-pemain bintang ini tak terbukti mengangkat pamor liga. Di level Asia, hanya Guangzhou yang pernah menjadi juara Liga Champions AFC (2013 dan 2015) dalam tiga dekade terakhir.
Belum lagi beberapa kebijakan dari federasi China membuat klub-klub makin berat membayar para bintang.
Eksperimen bintang-bintang besar ini makin sirna ketika pandemi datang.
Peraturan liga juga menerapkan batasan gaji agar klub-klub lokal mengembangkan sendiri pemain bintang mereka demi timnas.
Di lain sisi, pergantian kebijakan yang memerlukan waktu ini menular ke Timnas China yang masih mencari formula terbaik untuk mencapai konsistensi di panggung internasional, terutama dalam upaya meraih tiket ke Piala Dunia.
China hanya pernah sekali lolos ke Piala Dunia, yakni pada 2002 di mana mereka kalah tiga kali dari tiga laga di fase grup dan gagal mencetak gol.
Sementara itu, Timnas Indonesia kini tampil dengan kekuatan baru. Kebijakan naturalisasi yang ditempuh oleh PSSI mulai menunjukkan hasil positif. Skuad Merah Putih kini diperkuat oleh para pemain diaspora yang merumput di klub-klub elite Eropa.
Kehadiran mereka memberikan dimensi baru dalam permainan Indonesia, dengan kombinasi teknik tinggi, pengalaman internasional, dan semangat juang yang lebih besar. Perkembangan ini terbukti dalam tiga laga Indonesia di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026. Indonesia mampu menahan imbang tiga tim kuat, Australia, Arab Saudi dan Bahrain.
Ukir Sejarah
Hasil ini menunjukkan bahwa saat ini Indonesia siap bersaing di level tertinggi. Performa ini memberikan harapan besar bisa mematahkan dominasi China dan meraih kemenangan penting di markas lawan.
Misi besar di Qingdao adalah mengakhiri puasa kemenangan dan mengukir sejarah baru. Bagi Timnas Indonesia, laga keempat Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China kali ini bukan hanya tentang mencari poin, melainkan juga tentang mematahkan kutukan sejarah.
Sudah terlalu lama Indonesia puasa kemenangan atas China dan kesempatan untuk mengakhiri rekor buruk itu terbuka lebar. Bermain di bawah tekanan suporter tuan rumah tentu bukan perkara mudah, namun dengan semangat juang dan peningkatan performa yang ditunjukkan, Skuad Garuda memiliki semua modal untuk memberikan kejutan.
Laga China vs Indonesia ini akan menjadi lebih dari sekadar duel biasa. Ini adalah pertarungan dua tim yang sudah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir, dengan ambisi besar untuk tampil di panggung Piala Dunia 2026.
Bagi Indonesia, kemenangan di laga ini tidak hanya akan memberikan tiga poin, tetapi juga akan menjadi simbol kebangkitan sepak bola Tanah Air.
Tekanan Pelatih
Laga China melawan Indonesia akan menjadi hari penghakiman bagi pelatih China, Branko Ivanković. Tidak ada jalan keluar untuk mempertahankan posisi pelatih Branko Ivanković mereka tidak punya pilihan lain selain menang atau imbang melawan Indonesia. Branko Ivanković bisa saja dipecat jika kalah.
Pada tanggal 15 Oktober waktu Beijing, laga keempat kualifikasi Piala Dunia 18 besar Asia akan menentukan. Tim sepak bola putra China akan kembali ke kandang untuk menghadapi tim sepak bola putra Indonesia.
Laga ini akan menjadi laga terpenting bagi timnas, bukan hanya karena tim Indonesia yang menjadi pesaing China di kualifikasi, tapi juga karena timnas yang sudah tiga kali kalah berturut-turut.
Dua pemain naturalisasi baru, Hilgers dan Reinders, sama-sama terpilih. Sekarang dimungkinkan untuk menurunkan susunan pemain yang sepenuhnya dinaturalisasi untuk bermain melawan China.
Sebenarnya rencana naturalisasi tim Indonesia baru diluncurkan secara resmi pada tahun lalu, namun progresnya berjalan pesat. (tribunnews/kompas.com)
Live ON
RCTI, Indosiar
Selasa (15/10) Pukul 19:00 WIB
Indonesia vs China
Baca juga: Tak Cuma Pemilik Rental Mobil, AY Warga Kendal Juga Tipu Istri, Motor Hingga Perhiasan Sudah Raib
Baca juga: Daftar 6 Wanita Calon Menteri Prabowo, Dari Mantan Istri Ahok Hingga Pengusaha Sukses
Baca juga: Alasan Ini, Yoyok-Joss Prioritaskan Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan di Kota Semarang
Baca juga: "Dia Jarang di Rumah" Istri Terduga Pelaku Penggelapan 29 Mobil Rental di Kendal Beri Kesaksian