TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah melakukan pertemuan dengan Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan S Lukminto, di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (28/10).
Pertemuan tersebut dilakukan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kondisi Sritex saat ini, guna menyiapkan langkah ke depan berkait dengan putusan pailit yang menimpa Sritex.
Diketahui, Sritex dinyatakan pailit lewat putusan perkara Pengadilan Negeri (PN) Semarang dengan nomor 2/Pdt.Sus- Homologasi/2024/PN Niaga Smg pada Senin (21/10).
"Saya sudah panggil Sritex tadi pagi pukul 9.30. Saya sudah menggali historical background-nya seperti apa, dan langkah-langkah ke depan yang bisa kami ambil seperti apa. Jadi kami sudah membahas kemungkinan kalau kasasi menang seperti apa, kalau kasasi kalah seperti apa," katanya, kepada Wartawan di Jakarta, Senin (28/10).
Agus memastikan, tidak ada pembahasan soal bailout atau dana talangan dari pemerintah. Pemerintah akan menunggu proses hukum kepailitan yang saat ini sedang dilakukan Sritex untuk menentukan skema penyelamatan terbaik.
"Kami tidak bicara soal bailout atau yang lain-lain. Kalau masalah hukumnya di kasasi Sritex menang skemanya nanti seperti apa, kalau Sritex kalah kasasi hingga PK, langkahnya akan berbeda nanti. Tetapi belum bisa saya sampaikan. Yang pasti, pemerintah sudah siap dengan segala kemungkinan penyelesaian hukumnya," jelasnya.
Agus berharap, kasus hukum kepailitan yang saat ini dihadapi Sritex bisa menemukan kesepakatan homologasi dengan para kreditur.
"Tapi kembali lagi, saya berharap bahwa homologasi yang sudah disepakati oleh berbagai pihak yang di dalamnya ada restrukturisasi utang, baik itu untuk kreditur tier 1, 2, dan 3 itu jalan keluar yang paling baik," bebernyaucap Agus.
Menperin menuturkan, sekarang langkah yang harus betul-betul diambil dan paling urgent adalah bagaimana Sritex tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan.
Saat ini, dia menambahkan, Sritex masih tetap beroperasi, namun sayangnya barang hasil produksi tidak bisa keluar untuk diekspor. "Sritex ini masih tetap produksi, tetapi barang tidak bisa keluar dari pabrik di kawasan berikat," ujarnya.
"Itu bagaimana pemerintah bisa memastikan, dalam hal ini Bea Cukai, bahwa barang-barang yang diproduksi oleh mereka ini bisa keluar dan bisa diekspor. Karena ini selain berkaitan dengan tenaga kerja tidak PHK, dan juga nama baik dari Indonesia dan Sritex terhadap market mereka di luar negeri," terangnya.
Tetap beroperasi
Adapun, Iwan S Lukminto menyatakan, perusahaannya akan tetap beroperasi meski dinyatakan pailit, sembari menunggu arahan selanjutnya.
"Arahan dari Pak Menteri ya harus tetap jalan, harus beroperasional yang baik. Makanya kami beroperasional betul-betul baik di tempat kami," ucapnya, usai bertemu Menperin, Senin (28/10).
Dalam pertemuan tersebut, menurut dia, pemerintah dan Sritex akan membuat strategi besar untuk penyelamatan industri tekstil, di mana di dalamnya ada Sritex.
Akan tetapi, belum diketahui secara pasti menyoal strategi apa yang akan disiapkan pemerintah, dengan ke depan akan ada pertemuan lain bersama para pelaku industri tekstil.
"Masih prematur (strategi-Red), nanti ada pembahasan berikutnya. Saya istilahnya membuat strategi besar, bagaimana untuk bisa semuanya lebih sustain," tuturnya.
"Jadi jangan kita membuat plan itu tanggung-tanggung, bisa dirasakan masyarakat langsung. Kabar baiknya itu nanti tunggu tanggal mainnya, ini strategi besar. Timing-nya belum keluar, tetapi secepat-cepatnya," sambungnya.
Iwan menyatakan, Sritex Group yang beroperasi dengan 50.000 karyawan saat ini terus berupaya untuk tetap bersama beroperasional untuk ke depan.
"Nanti belum kami buat (strategi-Red), dan nanti kami juga akan kembali bertemu pak menteri. Operasional saat ini masih berjalan normal. Kami total Sritex Group hampir 50.000 orang yang bekerja," tuturnya.
"Jadi kami punya spirit yang kuat di Sritex Group ini. Kami, pegawai, direksi, komisaris kami mempunyai spirit. Spirit harus kami kuatkan," sambungnya. (Tribunnews/Lita Febriani)
Baca juga: Siap-siap Jadwal Pemadaman Listrik PLN, Mati Lampu 3 Jam Hari Ini Selasa 28 Oktober 2024
Baca juga: KJRI Chicago AS Menggelar Konser Gamelan Rayakan 75 Tahun Hubungan Indonesia AS
Baca juga: Belasan Mayat Ditemukan di Lepas Pantai Tunisia
Baca juga: Kalender Jawa Hari Ini 29 Oktober 2024, Tanggalan Jawa Selasa Wage