TRIBUNJATENG.COM - Ritual tolak bala berujung maut terjadi di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sembilan orang tewas dan delapan orang luka-luka akibat peristiwa yang terjadi pada Minggu (3/11/2024).
Sembilan warga di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) tewas saat menggelar ritual tolak bala di sebuah situs yang kerap dijadikan sebagai obyek wisata bagi warga setempat.
Baca juga: Kakanwil Kemenkumham Jateng Tegaskan Komitmen Jajarannya Ciptakan Birokrasi Bersih dan Melayani
Baca juga: 4 BKM Terima Awards, Berkontribusi Bantu Pembangunan Sosial di Kendal
Korban tewas tertimpa pohon saat berteduh di sebuah pondok lantaran hujan deras dan angin kencang.
Selain itu, delapan korban luka masih dalam perawatan di rumah sakit, Selasa (5/11/2024).
Peristiwa ini berawal saat sejumlah warga menggelar ritual tolak bala di situs Bulumatanre, Desa Mattampabulu, Kecamatan Lalabata pada Minggu (3/11/2024).
Pada pukul 11.00 Wita, hujan deras mengguyur disertai angin kencang.
Warga yang berada di lokasi kemudian berteduh di sebuah pondok.
Tiba-tiba, sebuah pohon setinggi 20 meter tumbang dan menimpa pondok yang dipergunakan warga berteduh pada pukul 12.30 Wita.
Akibatnya, sembilan warga tewas di lokasi kejadian.
Delapan warga lainnya mengalami luka dan saat ini masih mendapatkan perawatan medis di rumah sakit umum daerah (RSUD) Latemammala Soppeng.
"Jadi korban ini berkunjung ke sana untuk makan-makan kemudian terjadi hujan deras dan angin kencang dan mengakibatkan sebuah pohon tumbang dan menimpa pondok yang digunakan warga untuk berteduh," ucap Kapolres Soppeng AKBP Muhammad Yusuf Usman, melalui sambungan telepon, Selasa (5/11/2024).
Sembilan korban tewas tersebut, yakni: Rosmini (37) Marnuni (34) Asse (40) Ikada (37) Wammenneng (60) Karyati (55) Rabiah (50) Nuraeni serta seorang bocah laki laki berinisial AG (10)
Sementara delapan korban luka-luka, yakni: Sulfiana (20) Satriana (27) Nafisah (66) Taju (24) Sakkatang (33) Nur Indah Sari (29) Iruse (35) Iwan (36).
Informasi yang dihimpun Kompas.com, di lokasi tersebut terdapat sebuah makam penyebar Islam pertama di Kabupaten Soppeng bernama Syekh Abdul Majid atau dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Petta Bulumatanre yang dijadikan sebagai situs wisata budaya oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng (Pemkab).
Selain setiap tahun digelar tradisi Pattaungang atau tradisi menolak bala, lokasi ini juga kerap dikunjungi warga untuk mengucapkan nazar dan menggelar ritual dengan membawa sesajen dan makan bersama jika nazarnya telah terpenuhi.
"Di sana kan ada makan Syekh Abdul Majid atau Petta Bulumatanre dan memang masuk kawasan situs wisata budaya," kata Andi Sumangerukka, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng, Rabu (5/11/2024).
Diberitakan sebelumnya, cuaca buruk dengan intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang mengakibatkan sebuah pohon setinggi 20 meter tumbang dan menimpa sebuah pondok yang digunakan belasan pengunjung wisata berteduh dan mengakibatkan 9 korban tewas dan 8 luka.
Aparat kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi kejadian dan menutup sementara situs tersebut untuk tujuan penyelidikan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gelar Ritual Tolak Bala Saat Hujan Deras, 9 Warga Soppeng Tewas Tertimpa Pohon, 8 Lainnya Luka-luka"