TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG – Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mencapai 222 hingga Oktober 2024, dengan dua orang meninggal dunia.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang mencatat lonjakan signifikan, naik dari 142 kasus dan dua kematian pada tahun 2023.
Sebanyak 222 kasus DBD tersebar di sembilan kecamatan, di antaranya Salam, Muntilan, Borobudur, Mungkid, Mertoyudan, Secang, Candimulyo, Bandongan, dan Grabag.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Budi Suprastowo, menyebut dua korban meninggal berasal dari Kecamatan Muntilan dan Tempuran.
Budi menjelaskan bahwa kasus terbanyak ditemukan di wilayah sepanjang jalur Yogyakarta-Semarang, yang meliputi kecamatan endemik seperti Salam, Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, dan Secang.
Menurutnya, tingginya mobilitas penduduk di kawasan tersebut memudahkan penyebaran kasus DBD ke berbagai lokasi.
Ia menambahkan, fenomena El Nino yang panas dan kering diikuti dengan La Nina yang membawa hujan meningkatkan risiko penularan DBD.
Dinas Kesehatan telah mengintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di seluruh wilayah Kabupaten Magelang.
Warga diimbau untuk rutin menjalankan gerakan 3M, yakni menguras, menutup, dan membersihkan tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk.
Selain itu, layanan fogging disiagakan untuk menekan pertumbuhan nyamuk pembawa virus dengue.
Dinas Kesehatan juga mengajak masyarakat menggiatkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk di tiap rumah.
Warga diingatkan untuk segera membawa keluarga yang menunjukkan gejala DBD ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan cepat.
Gejala DBD yang perlu diwaspadai antara lain nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit, serta nyeri di belakang bola mata.