Berita Batang

Batik Batang Terancam Punah, IPI Ajak Generasi Muda untuk Revitalisasi

Penulis: dina indriani
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelajar SMK Negeri 1 Warungasem, Kabupaten Batang saat membatik, Selasa (7/1/2025).

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Batik khas Batang kini berada di ujung tanduk, William Kwan, Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI) menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi batik Batang yang semakin terpinggirkan. 

Untuk mencegah kepunahan, IPI menginisiasi berbagai langkah revitalisasi, salah satunya dengan melibatkan generasi muda melalui kerja sama dengan sekolah-sekolah.

SMK Negeri 1 Warungasem menjadi salah satu titik fokus dalam upaya ini.

Baca juga: Pelajar Batang Siap Unjuk Gigi di Kancah Internasional Lewat Komik Digital

Baca juga: Optimalkan Retribusi Parkir, Dishub Batang Wacanakan Gandeng Pihak Ketiga 

Sekolah tersebut bekerja sama dengan IPI untuk memasukkan batik sebagai bagian dari pelajaran tata busana.

Selama satu tahun terakhir, siswa SMK Negeri 1 Warungasem tidak hanya belajar tentang asal-usul batik, tetapi juga diajari cara membatik menggunakan canting, mewarnai batik, menjahit, mendesain batik, hingga memasarkan dan memamerkan hasil karya mereka. 

William Kwan mengungkapkan bahwa melibatkan generasi muda adalah langkah efektif untuk menjaga keberlangsungan batik Batang.

"Yang paling penting dan saya lihat ini lebih efektif adalah mengajak anak-anak muda, seperti siswa SMA, SMK tata busana, SMA, SLB, dan madrasah untuk belajar batik bersama, sehingga saling melengkapi dan mendukung," ujarnya.

Batik Batang memiliki keunikan sebagai perpaduan budaya Jawa dan Cina, dengan sedikit pengaruh Belanda dan Arab.

Baca juga: Lantik 1.516 PPPK Fungsional Guru Hingga Teknik, Ini Pesan Pj Bupati Batang

Baca juga: Dishub Batang Fokus pada Keselamatan Jalan, Ramp Check dan Monitoring Ketat Selama Nataru

Untuk menjaga keberlangsungan batik ini, IPI mengusulkan berbagai langkah revitalisasi seperti rebranding industri batik, promosi dan komunikasi, serta partisipasi anak muda.

"Harapannya generasi muda Batang tidak hanya menjaga warisan budaya ini, tetapi juga mengembangkan batik sesuai gaya modern, sehingga batik Batang dapat bersaing di pasar yang lebih luas," ujarnya.

Kepala SMK Negeri 1 Warungasem, Suyanta menambahkan bahwa dalam satu minggu, siswa mendapatkan dua kali pelajaran tentang batik.

"Program ini juga melibatkan desainer untuk membantu siswa mengembangkan karya mereka, yang kemudian akan dipamerkan di berbagai acara," ujarnya.

Suci Ernawati, salah satu siswa yang mengikuti pembelajaran batik, mengungkapkan kebanggaannya.

"Saya sekarang mulai memahami bahwa batik bukan hanya warisan, tetapi juga sesuatu yang harus dipelajari dan dikembangkan," pungkasnya. (*)

Baca juga: Impor Beras Dihentikan, Perum Bulog Target Serap Beras Lokal 3,5 Kali Lipat

Baca juga: Siswa di Semarang Wajib Senam dan Nyanyi Indonesia Raya Sebelum Pembelajaran

Baca juga: Empat Napiter Mantan Anggota NII Bebas Masa Hukuman di Lapas Kedungpane Semarang

Baca juga: Sosok Prof Abdul Mufid, Anak Petani yang Jadi Guru Besar Pertama di IAI Khozinatul Ulum Blora

Berita Terkini