TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UKM menyiapkan alokasi anggaran senilai Rp 4 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk menunjang program pelatihan kerja pada tahun anggaran 2025.
Anggaran tersebut diproyeksikan untuk menyiapkan 70 paket dengan beragam jenis pelatihan. Di antaranya dikhususkan untuk mendukung Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, utamanya dalam hal menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan mendukung program makan bergizi gratis (MBG).
Kepala Disnakerperinkop-UKM Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati menyampaikan, sasaran program pelatihan yang dibiayai dengan alokasi DBHCHT berorientasi bagi para pencari kerja. Yaitu dari kalangan keluarga pekerja rokok, pekerja terkena PHK, dan masyarakat umum kecuali aparatur sipil negara (ASN), TNI dan Polri.
Kata dia, ada beberapa jenis pelatihan yang sudah difasilitasi pada tahun sebelumnya, tahun ini kembali difasilitasi. Misalnya, pelatihan tata boga, barbershoap, make-up artist (MUA), juga digital marketing atau pemasaran secara digital atau online.
Pihaknya juga memprioritaskan jenis pelatihan yang mendukung Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden. Seperti contoh pengolahan ikan, pelatihan hidropoinik, dan beragam pelatihan di bidang kuliner atau tata boga. Dalam rangka menyiapkan SDM yang unggul di bidang tata boga selaras dengan program makan bergizi gratis (MBG), juga pengentasan stunting.
"Kurang lebih ada 70 paket pelatihan yang nantinya disiapkan. Setiap kelasnya sama seperti tahun-tahun kemarin sebanyak 16 peserta. Kami juga fasilitasi bagi peserta disabilitas, nantinya bisa membuka kelas sendiri atau kelas campur," terangnya, Kamis (9/1/2025).
Lebih lanjut, Rini menargetkan program pelatihan kerja tahun ini bisa dimulai pada Maret mendatang dan selesai maksimal November.
Semua peserta pelatihan nantinya diupayakan mendapatkan nomor induk berusaha (NIB) sebagai bekal penunjang ke depan.
Khusus jenis pelatihan tata boga, nantinya juga dibekali beragam perizinan, seperti sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS) dan akses permodalan dari perbankan, sehingga setiap peserta pelatihan dapat satu paket lengkap hasil kolaborasi dengan beberapa OPD.
Beberapa jenis pelatihan lainnya seperti keterampilan las, otomotif dan kerajinan caping kalo, tidak bisa dilanjutkan tahun ini lantaran sepi peminat dan kurang berorientasi dalam menciptakan wirausaha baru.
"Setelah lulus dari program pelatihan ini, diharapkan bisa langsung membuka usaha berbekal keterampilan dan perizinan lengkap. Yaitu menciptakan wirausaha baru," harap dia. (Sam)
Baca juga: Manfaat Mengonsumsi Jus Alpukat untuk Kesehatan
Baca juga: Kecelakaan Isuzu Elf Tabrak Warung di Brebes, Sopir Tewas Terjepit, 18 Penumpang Menangis Histeris
Baca juga: Eks-Anggota Parlemen Kamboja Tewas Ditembak di Bangkok