TRIBUNJATENG.COM - Kisah pilu seorang istri tewas karena disiksa suaminya viral di media sosial.
Disebutkan korban bernama Sindi Purnama Sari asal Palembang Sumatera Selatan.
Wanita berusia 25 tahun itu disekap dan disiksa oleh suami, bahkan hingga tak diberi makan.
Baca juga: Gunung Kembang Wonosobo Jadi Primadona Pendaki di Libur Panjang Imlek 2025
Baca juga: Derita Bocah 5 Tahun Dibunuh Orangtua dan Dibuang Begitu Saja, Saat Hidup Disiksa, Dipaksa Bekerja
Terkuak fakta bahwa istri yang tewas setelah disekap dan dianiaya suaminya cuma masak beras satu canting.
Beras yang dimasak cuma untuk suaminya.
Sindi Purnama Sari ditemukan tewas di rumahnya di Palembang.
Wanita tersebut meninggal dalam kondisi memilukan yakni tubuhnya kurus kering karena tak diberi makan oleh suami.
Sindi merupakan ibu rumah tangga asal Palembang.
Sebelum ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dan akhirnya meninggal, Sindi sempat mengungkapkan perlakuan yang ia terima dari suaminya kepada keluarganya.
Sindi, yang berusia 25 tahun, sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kurus kering.
Dari penuturan kakaknya, Putra, terungkap Sindi mengaku tidak diberi makan oleh suaminya.
Lebih ironis lagi, setiap kali Sindi memasak, ia hanya diperintahkan untuk memasak nasi satu canting, yang hanya diperuntukkan bagi suaminya sendiri.
"Jadi dari cerita Sindi, dia ini tidak diberikan makan. Dan jika masak di rumah hanya masak nasi 1 canting dan hanya untuk suaminya saja," ungkap Putra, mengulang cerita pilu adiknya, Senin (27/1/2025), dikutip dari Sripoku.
Mendengar pengakuan tersebut, keluarga merasa sangat iba dan menawarkan Sindi untuk tinggal bersama mereka.
Namun, pada sore harinya, Sindi kembali dijemput oleh suaminya.
Keluarga pun tak bisa berbuat banyak karena Sindi sendiri yang memilih untuk kembali.
Beberapa hari kemudian, sekitar seminggu berselang, keluarga kembali menjemput Sindi dan mengajaknya menginap di rumah mereka.
Sindi sempat menginap satu hari, sebelum akhirnya kembali dijemput oleh suaminya.
Titik terang mengenai permasalahan rumah tangga Sindi mulai terkuak melalui pesan singkat WhatsApp yang ia kirimkan kepada kakak perempuannya.
Dalam pesan tersebut, Sindi menuliskan curahan hatinya.
"Iyo yuk bantu doanya juga yuk kalo Bae nak berubah nian budak itu. Kalo dia masih dak berubah juga ke depa nyo aku janji aku langsung balek ke rumah ibu tanpa di jemput"
(Iya kak bantu doanya juga ya kalau dia benar-benar mau berubah. Kalau dia masih tidak berubah juga ke depannya aku janji aku langsung pulang ke rumah ibu tanpa dijemput).
Dalam pesan berikutnya, Sindi juga mengungkapkan rasa bersalahnya.
"Maafke aku tim mungkin aku sudah ngecewake Ayuk sama mas putra dan yang lain dengan ngasih dia kesempatan lagi. Bantu doa yuk aku mohon supaya kalau Bae kali ini segalo sifat jahat Dio itu keluar dari badannya. Aku minta ridho nya yuk. Mohon niab kalu bae duo berubah. Alhamdulillah sekarang dia lah ngojek maxim kalua Bae ini bertahan lama Idak angat tai ayam"
(Maafkan aku tim mungkin aku sudah mengecewakan Kakak sama mas Putra dan yang lain dengan memberinya kesempatan lagi. Bantu doa ya aku mohon supaya kalau dia kali ini segala sifat jahatnya itu keluar dari badannya. Aku minta ridhonya ya. Mohon niat kalau dia berubah. Alhamdulillah sekarang dia sudah ngojek Maxim kalau ini bertahan lama tidak angat tai ayam).
Pesan-pesan ini menjadi petunjuk awal bagi keluarga mengenai permasalahan yang dialami Sindi.
Putra menjelaskan Sindi dan suaminya menikah pada September 2020.
Masalah dalam rumah tangga mereka mulai terendus sejak Februari 2022.
Atas kasus tersebut, keluarga Sindi melaporkan suami korban ke polisi.
Purwanto (32), kakak Sindi mengatakan, setelah melaporkan peristiwa ini ke Polrestabes Palembang, terlapor suami Sindi sempat diamankan 1 x 24 jam.
"Sempat diamankan pak atas laporan kami, tetapi setelah 1x24 terlapor ini bebas, katanya alat bukti tidak cukup," ungkap Purwanto.
Dirinya berharap atas meninggal sang adik, pihak kepolisian dalam segera mengungkap takbir ini.
"Kalau kami pihak keluarga berharap terlapor ini diadili pak. Karena sudah melakukan penelantaran hingga korban meninggal dunia. Apalagi sudah di sekap di kamar," harapnya sambil mengatakan dihukum setimpal.
Di sisi lain, Purwanto mengatakan, pada Selasa (21/1/2025), sekitar pukul 18.00, dirinya ditelepon oleh suami Sindi.
"Awal kami ditelepon oleh terlapor dan disuruhnya untuk datang ke rumah karena dalam keadaan urgent," ungkap Purwanto kepada Sripoku, Senin (27/1/2025), siang.
Lanjutnya, sampai di rumah sang adik, ia melihat posisi di depan rumah ramai warga sekitar sambil mengatakan korban seperti bangkai hidup dan berbauk busuk.
"Karena ramai saya pun dan keluarga panik. Dan langsung masuk ke dalam rumah," ungkapnya.
Sambung Purwanto, benar saja setelah di dalam kamar melihat kondisi saudarinya, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal kulit berbalut tulang.
Mereka lalu bergegas membawanya ke RS Hermina.
"Dibawa pak langsung ke RS Hermina dalam keadaan kritis, korban pun meninggal dunia pada Kamis (23/1/2025), sekita 12.30, siang," ungkapnya.
Sementara, Kapolsek Kertapati Palembang, Iptu Angga Kurniawan, terkait kasus ini membenarkan adanya peristiwa ini.
"Untuk pelaku di sudah kita amankan dan saat ini telah diserahkan ke Polrestabes Palembang. Dan perkara tersebut saat ini sudah ditangani oleh Satreskrim Polrestabes Palembang," tutup Angga.
Namun Angga tak menjelaskan lebih lanjut terkait keberadaan pelaku saat ini sebab perkara ini telah dilimpahkan ke Polrestabes Palembang. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TERKUAK Sindi Purnama yang Tewas Kelaparan USai Disekap Suami,Cuma Masak Beras 1 Canting Untuk Suami,