Berita Jateng

Harga Pangan Melonjak Jelang Ramadan: Pemprov Jateng Siapkan Subsidi dan Intervensi Pasar

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI KEBUTUHAN POKOK - Warga membawa beras SPHP dari Gerakan Pangan Murah di halaman Dispertanpangan Kudus. Peningkatan permintaan sejumlah komoditas pangan jelang bulan suci Ramadan dan perayaan Idulfitri 2025, memicu kenaikan harga di pasaran. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Peningkatan permintaan sejumlah komoditas pangan jelang bulan suci Ramadan dan perayaan Idulfitri 2025, memicu kenaikan harga di pasaran. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari menyebutkan, di antaranya terjadi pada minyak goreng, menyebabkan adanya kenaikan harga.

Demikian pula beras. Ia mengatakan, pasokan beras di Jateng sebenarnya mencukupi.

Baca juga: Dinperpa bersama TP PKK Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Olahan Pangan Lokal B2SA

Namun karena kebutuhan masyarakat meningkat di momen ini, terjadi kenaikan harga.

"Beras ini HAP (harga acuan pembelian) Rp 12.500/Kg, harga rata-rata di Jateng Rp 13.000/Kg. Jadi ada kenaikan, tetapi sebenarnya berasnya ada. Ini hanya kenaikan demand saja jelang Ramadan dan Idulfitri," kata Dyah di Semarang, Jumat (28/2/2025).

Sementara itu, Dyah juga mengungkapkan adanya defisit pada komoditas bawang putih. 

Dia menyebutkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya melakukan intervensi pasar dengan program subsidi harga untuk sejumlah komoditas pangan.

"Program subsidi ini, harga bawang putih dari Rp 36.000/Kg menjadi Rp 32.000/Kg. Minyak goreng juga masuk program intervensi, dari rata-rata harga Rp 17.000/liter jadi Rp 14.500/liter.

Untuk Minyakita, di Jateng ada kenaikan (harga) juga di mana HET (harga eceran tertinggi Rp 15.700/liter, harga rata-rata di Jateng Rp 16.800/liter. Itu masuk diintervensi juga," tambahnya.

Baca juga: Katalog Promo Minyak Goreng di Alfamart 28 Februari - 3 Maret 2025 Spesial Awal Ramadhan

Sementara itu, untuk mengantisipasi gejolak harga komoditas pangan di momen Ramadan, ia menyebutkan pihaknya akan terus memantau perkembangan harga dan melakukan evaluasi mingguan bersama instansi terkait lainnya.

"Harga yang tinggi akan kami intervensi dengan program subsidi dan juga di daerah-daerah yang naiknya cukup tinggi. Namun kami selektif, tidak semua diintervensi dengan subsidi.

Seperti tiga kota (dengan kenaikan tertinggi dan dilakukan intervensi) itu ada Surakarta, Kendal, dan Semarang. Nanti minggu depan kita evaluasi lagi, kota mana, barang apa yang harganya naik, kita geser lagi ke kota lain. Jadi tidak selalu kota itu dan tidak selalu komoditas itu," imbuhnya. (idy)

Berita Terkini