Banjir Grobogan

Tanggul Sungai Tuntang Jebol, 650 Keluarga Terdampak Banjir Grobogan

Penulis: budi susanto
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENANGANAN SEMENTARA - Relawan bencana bersama sejumlah pihak membangun tanggul darurat sebagai antisipasi banjir di wilayah Grobogan, Minggu (9/3/2025). Adapun BPBD dan berbagai pihak hingga kini masih melakukan pendataan dan evakuasi terhadap korban banjir.  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng bersama relawan dan pihak terkait terus melakukan upaya penanganan banjir yang terjadi di Kabupaten Grobogan. 

Banjir yang terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang ini berdampak pada sejumlah desa, salah satunya Desa Baturagung, dengan aliran air menuju Serintil Kidul.

Kepala BPBD Provinsi Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, mengonfirmasi bahwa saat ini evakuasi warga terus berlangsung.

“Siang ini tim dari BPBD, relawan, dan warga melakukan evakuasi, baik secara resmi maupun mandiri. Kondisi warga sementara aman, tidak ada laporan korban luka atau hanyut,” ujar Bergas melalui sambungan telpon, Minggu (9/3/2025).

Baca juga: "Saya Dipaksa Ngaku Maling" Nasib Kusyanto Pria di Grobogan Jadi Korban Salah Tangkap Polisi

Baca juga: Perbaikan Selesai, Rel Gubug Grobogan yang Sempat Kebanjiran Kembali Bisa Dilalui Kereta Api

Banjir ini menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu, terutama di wilayah Serintil Kidul yang terdampak genangan. 

Data sementara menunjukkan sekitar 650 kepala keluarga (KK) terdampak. Namun, jumlah ini masih bisa bertambah seiring dengan asesmen yang terus dilakukan.

Tanggul Sungai Tuntang yang jebol awalnya diperkirakan sepanjang lima meter. Namun, akibat terus tergerus arus, panjang kerusakan kemungkinan lebih dari itu.

“Laporan awal menyebutkan tanggul jebol sepanjang lima meter, tapi sekarang bisa jadi lebih karena terus terkikis air,” tambahnya.

Untuk percepatan perbaikan tanggul, BPBD Jateng telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Pemerintah Kabupaten Grobogan. 

Alat berat seperti dua unit ekskavator dan satu buldoser telah disiagakan di lokasi. Rencananya, jumlah alat berat akan ditambah menjadi tiga unit ekskavator guna mempercepat proses perbaikan.

“Kami sudah siapkan peralatan, termasuk bego dan buldoser yang sudah berada di lokasi. Perbaikan tanggul akan segera dilakukan setelah air surut,” jelas Bergas.

Selain alat berat, kebutuhan bahan material seperti bambu dan glugu juga telah disiapkan oleh pihak Kabupaten Grobogan untuk membantu memperkuat tanggul yang jebol.

Sebagian warga yang terdampak banjir telah dievakuasi ke balai desa dan musala. 

Namun, karena ketinggian air di balai desa sudah mencapai 20 cm, lokasi pengungsian akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman seperti sekolah atau gereja di sekitar wilayah terdampak.

“Kami masih berupaya mengevakuasi warga ke tempat yang lebih tinggi, karena balai desa yang awalnya digunakan juga mulai tergenang,” ungkapnya.

Penyebab dan Antisipasi 

Banjir ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan yang menyebabkan debit air Sungai Tuntang meningkat. 

Tanggul yang jebol sebelumnya sudah dalam kondisi tipis, meskipun sempat dilakukan penumpukan material untuk memperkuatnya.

“Ini bukan jebol yang sebelumnya, tapi titik yang baru. Memang kondisinya sudah tipis sejak awal,” terang Bergas.

Selain itu, faktor cuaca juga berperan dalam kejadian ini. Menurut Bergas, kondisi saat ini menunjukkan tanda-tanda masa transisi musim hujan, di mana hujan deras dengan angin kencang lebih sering terjadi.

“Kemungkinan ini dipengaruhi oleh adanya siklon. Biasanya di masa transisi seperti ini, hujan deras turun dalam waktu singkat disertai angin kencang,” jelasnya.

BPBD Jateng mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana serupa, terutama di daerah dengan tanggul tanah seperti Grobogan.

Banjir juga berdampak pada jalur rel kereta api yang melintas di kawasan terdampak. 

Saat ini, BPBD masih melakukan pemantauan terhadap kondisi rel untuk memastikan tidak ada kerusakan serius yang dapat membahayakan perjalanan kereta.

“Sementara masih dalam pemantauan. Memang ada genangan di sekitar jalur rel, tapi sejauh ini masih bisa dikendalikan,” imbuhnya. (*)

Berita Terkini