TRIBUNJATENG.COM, PATI - Meski kerap kali kucing-kucingan dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Alun-Alun Pati, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) diminta tetap mengedepankan nilai humanis dalam melakukan penertiban.

Sebagaimana diketahui, sesuai peraturan daerah (Perda) yang berlaku di Kabupaten Pati, kawasan Alun-Alun Pati merupakan zona merah atau zona larangan berjualan bagi PKL.

Namun, banyak PKL yang tetap nekad berjualan di sana sekalipun sudah berulang kali dirazia.

Baca juga: Trio Ontoseno-Gatotkoco-Ontorejo Siap Bantu Pasukan Damkar Pati

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Kabupaten Pati, Ramadan Hari Ke-11, Selasa 11 Maret 2025

Bupati Pati Sudewo menilai, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Satpol PP.

Dia berharap Satpol PP tetap bersikap humanis dan tak melakukan tindakan represif dalam menertibkan PKL.

Hal itu disampaikan Sudewo saat diwawancarai usai memimpin Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Satpol PP, HUT Ke-64 Satlinmas, dan dan HUT ke-106 Damkar di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (10/3/2025).

"Dalam menyikapi Pedagang Kaki Lima, saya harapkan tetap memakai pendekatan yang humanis dan jangan menekan," kata Sudewo. 

Menurut dia, persoalan penertiban PKL bukan hanya masalah di Pati, melainkan juga banyak terjadi di wilayah lain. 

Berkaca dari daerah lain, penataan PKL memang bukan persoalan mudah. Tindakan represif malah bisa memperuncing masalah.

Namun demikian, Sudewo menegaskan bahwa Kawasan Alun-Alun Pati memang harus steril dari PKL agar tercipta suasana yang tertib dan nyaman.

“Adapun untuk tempat lain, nanti akan kami tata dengan baik,” ujar dia.

Sebagai bentuk komitmen, Sudewo mengungkapkan bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pati dan meminta mereka untuk tidak lagi berjualan di Alun-Alun Pati. (mzk)