TRIBUNJATENG.COM, PATI - Bupati Pati Sudewo mengatakan, setiap tahun Kabupaten Pati surplus beras 200 ribu ton.
Hal ini menjadikan kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani ini berperan penting sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah.
"Kami menargetkan lebih banyak lagi beras yang bisa disumbangkan untuk stok pangan nasional," kata Sudewo usai mengikuti Zoom Meeting Panen Raya Padi Serentak 14 Provinsi bersama presiden, Senin (7/4/2025).
Sudewo mengikuti zoom meeting dari lahan sawah di Desa Tendas, Kecamatan Tayu.
Dia menegaskan bahwa Kabupaten Pati memiliki potensi luar biasa dalam sektor pertanian, khususnya produksi padi.
"Tahun 2024, Kabupaten Pati memproduksi sekitar 350 ribu ton beras dan 520 ribu ton gabah. Pada tahun 2025, dari Januari hingga Maret, produksi gabah mencapai 240 ribu ton dengan 137 ribu ton beras. Kami optimistis produksi beras 2025 akan melampaui angka tahun sebelumnya," papar Sudewo.
Dia juga menambahkan beberapa langkah strategis yang akan dilakukan untuk mendukung peningkatan produksi padi.
Di antaranya revitalisasi irigasi, normalisasi sungai-sungai yang mengalami pendangkalan, dan perbaikan Bendung Kembang Kempis di Desa Bungasrejo.
"Kami akan terus meningkatkan kapasitas irigasi agar petani bisa mendapatkan akses air yang cukup untuk pertanian mereka," tambah Sudewo.
Dia juga menyampaikan arahan presiden yang mengingatkan pentingnya totalitas dalam mendukung petani, salah satunya dengan menyediakan burung hantu untuk mengatasi hama tikus serta menyediakan alat pertanian modern.
Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Bulog Kantor Cabang Pati, Nur Hardiansyah, mengungkapkan bahwa serapan gabah di gudang Bulog Pati untuk wilayah 5 kabupaten sudah mencapai sekitar 30 ribu ton yang setara dengan 15 ribu ton beras.
"Alhamdulillah, dengan dukungan dari Kodim, Dinas Pertanian, dan bupati, kami bisa mengoptimalkan serapan di Kabupaten Pati. Saat ini Pati berada di peringkat 5 se-Jawa Tengah," tandas dia. (mzk)