Berita Viral

Cerita Fathan Temukan Diduga Muntahan Ikan Paus saat Main di Pantai, Sudah Ada yang Menawar

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

La Ode Muhamad Fathan Al Hafiz, bocah sepuluh tahun yang berasal dari Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menemukan benda yang diduga muntahan ikan paus. Fathan (kiri) bersama dengan seorang temannya.

TRIBUNJATENG.COM, BAUBAU –  La Ode Muhamad Fathan Al Hafiz, seorang bocah usia 10 tahun warga Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menemukan benda yang diduga sebagai muntahan ikan paus

Benda tersebut ia temukan saat bermain di tepi pantai. 

La Ode langsung mengenalinya karena ia sering melihat foto-foto muntahan ikan paus.

Baca juga: Ikan Paus Sepanjang Lima Meter Lebih Terdampar di Pantai Merdekaya, Sudah Sering Terjadi

Penemuan itu terjadi pada Kamis (3/4/2025) di kawasan pantai Kelurahan Bone-Bone, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau.

“Saat itu saya pergi ke rumah bibiku, saya duduk di rumahnya sendirian, setelah itu saya lihat itu (bongkahan muntahan paus) kemudian saya turun dan saya pergi ambil,” kata Fathan saat ditemui di rumahnya, Selasa (8/4/2025).

Fathan mengaku ini merupakan pertama kalinya ia melihat langsung muntahan paus.

Namun, ia mengenali bentuknya dari foto-foto yang pernah ia lihat sebelumnya.

“Memang saya sudah tahu bentuknya itu muntahan paus, saya pergi ambil, saya langsung beritahu mamaku di rumah bibiku, kemudian saya bawa pulang,” ujar Fathan.

Penemuan bongkahan tersebut sontak membuat warga sekitar heboh.

Fathan sendiri mengaku senang menemukan benda yang beratnya sekitar 8 kilogram.

“Saya sangat senang temukan itu. Beratnya tidak terlalu berat, hanya sekitar 8 kilogram,” ucapnya.

Sementara itu, kakak Fathan, Aril (20), mengatakan bahwa keluarga mereka percaya benda tersebut adalah muntahan paus.

Keyakinan itu diperkuat dengan hasil percobaan sederhana yang mereka lakukan di rumah.

“Kami dari keluarga itu muntahan paus karena saat kami coba dibakar, dia seperti lilin, langsung meleleh menjadi minyak,” kata Aril.

Bahkan, menurut Aril, sudah ada pihak yang menawar bongkahan tersebut.

Namun, soal nilai tawaran, ia menyerahkannya kepada sang ayah.

“Sudah ada yang menawar (bongkahan) muntahan ikan paus, kalau nilainya bapak saya yang tahu,” ujarnya.

Meski begitu, pihak keluarga tetap berupaya memastikan jenis benda tersebut melalui uji laboratorium.

“Bapak saya sedang mencoba untuk melakukan uji lab dulu, tapi kami belum tahu dimana mau dilakukan uji lab,” ucap Aril.

Tentang Muntahan Paus atau Ambergis

Nelayan Narit Suwansang menemukan muntahan paus seharga Rp 46 miliar. (Viral Press)

Muntahan paus atau ambergris adalah zat keras dan berwarna abu-abu yang terbentuk dalam usus paus sperma (Physeter macrocephalus).

Menurut Clarke R. dalam jurnal The Origin of Ambergris (2006), muntahan paus terbentuk ketika paus mengonsumsi bahan yang sulit dicerna, seperti paruh dari cumi-cumi.

Karena paruh cumi sangat keras untuk dicerna, bahan ini diselimuti oleh substansi yang melindungi usus paus, membentuk ambergris.

Ambergris kemudian akan menumpuk di dalam usus paus selama hidupnya.

Ketika paus mati, akhirnya dikeluarkan saat paus mengalami dekomposisi.

Setelah terlepas, ambergris mengapung di lautan dan mengalami perubahan bentuk serta aroma karena terpapar sinar matahari dan air laut.

Proses ini membuat ambergris yang semula berbau busuk, menjadi harum dan memiliki aroma yang sangat dihargai.  

Ambergris adalah bahan yang sangat mahal karena memiliki berbagai kegunaan yang sangat dihargai, terutama dalam industri parfum.

Menurut beberapa sumber, ambergris yang sudah matang dan telah terpapar lama di laut bisa dihargai hingga ribuan dolar per kilogram.

Hal ini terjadi karena tidak hanya aromanya yang lembut dan manis, tetapi juga karena kualitasnya, juga keberadaannya yang langka.

Proses pembentukan ambergris yang memakan waktu dan ketahanan yang dibutuhkan membuat bahan ini sangat berharga.

(Kompas.com)

Berita Terkini