Kronologi QAR Diduga Dilecehkan Dokter AY di Malang: Posisi HP-nya Mengarah ke Dada Saya
TRIBUNJATENG.COM - Kasus dugaan pelecehan seksual kembali mencuat di dunia medis.
Kali ini menimpa seorang pasien perempuan asal Bandung, Jawa Barat, berinisial QAR (31).
Ia mengaku mengalami tindakan tidak pantas dari seorang dokter berinisial AY saat menjalani perawatan di RS Persada Hospital, Malang.
Kejadian tersebut terjadi pada September 2022 lalu.
Peristiwa ini pertama kali disampaikan QAR melalui media sosial, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menempuh jalur hukum.
Dikutip Tribunjateng.com dari Tribunnews.com, QAR menceritakan secara detail kronologi kejadian.
Insiden tak menyangkan itu jugalah yang membuatnya merasa trauma dan terganggu secara psikologis.
"Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan."
"Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit," ungkap QAR, Rabu (16/4/2025).
Karena merasa tidak sehat, QAR mencari rumah sakit terbaik di Malang melalui pencarian online.
Berdasarkan pertimbangannya, QAR memilih RS Persada Hospital.
Pada 26 September dini hari, ia bertemu untuk pertama kalinya dengan dokter AY.
"Lalu, di situ saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa terus sempat diinfus," tambahnya.
Namun, hasil pemeriksaan rontgen yang dijanjikan tak kunjung ia terima.
Dokter AY meminta QAR memberikan nomor WhatsApp kepada perawat.
Alasannya, hasil pemeriksaan akan dikirim langsung melalui pesan pribadi.
Beberapa waktu kemudian, QAR memang menerima pesan dari AY yang berisi hasil rontgennya.
Semula, ia tidak menaruh curiga.
Namun, interaksi via pesan mulai berubah arah.
"Di dalam chatnya, AY tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi."
"Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini," ujar QAR.
Situasi makin janggal saat QAR dirawat inap dan dikunjungi dokter AY di kamarnya.
Saat itu, korban sedang dijenguk oleh seorang rekan yang tidak lama kemudian berpamitan pulang.
Setelah itu, dokter AY disebut menutup seluruh tirai kamar dan mulai bertindak di luar batas profesional.
"Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti."
"Setelah itu, AY menyuruh saya buka bra," jelasnya.
Saat melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop, AY diduga menyentuh area sensitif QAR secara langsung.
Tidak hanya itu, QAR juga mengaku melihat AY mengeluarkan ponsel saat pemeriksaan berlangsung, dengan kamera yang mengarah ke bagian dadanya.
"Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP?"
"Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP," ungkapnya.
Merasa tidak nyaman dan ketakutan, QAR kemudian menghentikan pemeriksaan dengan dalih ingin beristirahat.
"Tetapi, posisi HP-nya itu berada tepat mengarah ke dada saya.
Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke AY mau tidur istirahat," katanya.
Pasca kejadian tersebut, QAR memutuskan untuk membagikan pengalamannya ke media sosial agar menjadi peringatan bagi pasien lain.
Saat ini, ia tengah menyiapkan laporan resmi ke pihak berwajib melalui kuasa hukum.
Pihak RS Persada Hospital telah menonaktifkan dokter AY selama proses investigasi internal berlangsung.
Tim khusus telah dibentuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran ini.
Pihak rumah sakit pun menyatakan siap mengambil tindakan tegas sesuai hukum dan kode etik jika dugaan itu terbukti.
Di sisi lain, Polresta Malang Kota juga telah menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti laporan apabila korban mengajukan pengaduan resmi. (*)