TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beberapa pemain PSIS Semarang yang masih bertahan akhirnya buka suara soal keterlambatan gaji mereka.
Para pemain itu mengungkapnya di hadapan suporter PSIS Semarang yang menemui mereka setelah pertandingan PSIS Semarang vs PSS Sleman di Stadion Jatidiri, Jumat (9/5/2025).
Dalam pertandingan itu, PSIS kalah tipis 1-2 dan membuat Tim Mahesa Jenar hampir pasti degradasi.
Baca juga: Selamat Tinggal Liga 1, Syaratnya Sangat Sulit bagi PSIS Semarang untuk Bertahan di Kasta Tertinggi
Baca juga: Liga 2 Semakin Nyata bagi PSIS Semarang : M Ridwan Minta Maaf
Posisi PSIS saat ini ada di urutan 18 klasemen sementara dengan perolehan 25 poin.
Musim ini, tersisa dua pertandingan lagi yang akan dihadapi PSIS masing-masing menghadapi Malut United dan Barito Putera.
Jika mampu menyapu bersih dua laga itu maka PSIS akan punya perolehan poin menjadi 31.
Namun perolehan poin tersebut belum cukup menyelamatkan PSIS dari degradasi.
PSIS harus menunggu hasil dari pertandingan tiga tim pesaing lain yakni Semen Padang, Barito Putera, dan PSS Sleman.
Bahkan, untuk Semen Padang dan Barito Putera jika mereka mampu menambah satu poin lagi di sisa kompetisi musim ini sudah cukup untuk melempar PSIS ke jurang degradasi.
Misalnya, di pekan ke-32 ini Semen Padang yang akan bertandang ke markas Persebaya meraih hasil imbang maka poin mereka bertambah menjadi 32, maka sudah dipastikan PSIS degradasi.
Sebab, PSIS sudah tidak dapat mengejar perolehan poin Semen Padang.
Soal kans bertahan, diakui caretaker PSIS Muhammad Ridwan sangat berat. Iapun berharap anak asuhnya tetap fokus menatap dua laga sisa musim ini.
"Kita menang pun masih harus bergantung ke tim lain. Sisa dua laga ini, tidak mudah salah satunya away ke Malut dan terakhir lawan Barito."
"Kami akan berikan yang terbaik, apapun hasil yang terjadi hanya Tuhan yang tahu posisi kami di klasemen akhir," beber Ridwan.
Dalam kesempatan yang sama, bomber PSIS, Sudi Abdallah mengatakan timnya sangat bergantung pada mujizat dalam dua laga terakhir ini.
"Pertandingan yang sulit melawan PSS Sleman tapi kami punya beberapa peluang sebenarnya. Sekarang, situasi sangat sulit dan kami harap ada keberuntungan pada dua laga terakhir. Tuhan yang tahu akhir dari perjalanan kami musim ini," terangnya.
Dibagian lain, suporter PSIS Semarang menggelar Aksi Damai Doa Bersama dan Dukungan di depan Stadion Jatidiri usai laga PSIS vs PSS.
Tak lama berselang, Caretaker M Ridwan, dan sejumlah perwakilan pemain di antaranya Joao Ferarri, Riyan Ardiansyah dan Septian David hadir menemui suporter.
Usai datang, Kepareng Wareng yang juga merupakan ketua kelompok suporter Panser Biru menyampaikan orasi.
Dalam orasinya, Kepareng menyatakan bahwa suporter, kendati belum ada keputusaan final, sudah ikhlas PSIS turun ke Liga 2.
"Kami ikhlas PSIS Liga 2. Kami tidak menyalahkan pemain dan pelatih tapi kami minta Yoyok Sukawi out," ungkapnya.
Kepareng melanjutkan jika suporter paham masalah yang dihadapi PSIS.
Oleh karena itu Kepareng menegaskan jika dia tidak bermaksud memojokkan pemain dan menyalahkan.
Dalam hal ini, fokus yang dia sasar untuk diprotes adalah manajemen.
"Kami ikhlas PSIS di Liga 2 tapi Yoyok Sukawi harus out. Peluang kita bertahan di Liga 1 sudah tutup. "
"Kami ingin memperlihatkan bahwa kami mendukung njenenengan-njenengan. Kami tidak menyalahkan njenengan. Fokus kami ke Yoyok," ungkapnya.
Terakhir, Kepareng juga meminta laga kandang terakhir saat lawan Barito Putera boleh ditonton. Apabila tidak boleh dia menyarankan pertandingan dilaksanakan di luar Kota Semarang.
Sebab PSIS sedang tidak menjalani sanksi apapun sehingga tak ada alasan khusus tidak boleh ditonton.
"Saya menuntut tolong besok lawan Barito harus menang, untuk tombo gelo," terangnya.
Menanggapi hal itu, Caretaker M Ridwan menyatakan rasa terima kasihnya kepada suporter, satu di antaranya karena sudah hadir mendukung PSIS pada laga sebelumnya di Bali.
"Saya berterima kasih kalian sudah datang di Bali. Saya apresiasi," ucapnya.
Kemudian Ridwan menyatakan jika dia bertanggung jawab penuh atas kekalahan PSIS Semarang melawan PSS Sleman.
Ridwan juga menjelaskan alasan kenapa dia tidak langsung menurunkan pemain pilar, termasuk kondisi cedera Gali, David dan juga Dewangga-Diarra.
"Tetapi apabila soal manajemen kami tak bisa banyak berkomentar," katanya.
Suporter tidak hanya menyatakan pendapat namun juga mendesak beberapa pemain untuk menyampaikan soal keterlambatan gaji.
Akhirnya, kapten tim Septian David dan Riyan Ardiansyah buka suara soal keterlambatan itu.
David membenarkan jika ada keterlambatan pembayaran gajinya.
Namun David menggaris bawahi jika penunggakan gaji tiap pemain tidak semua sama.
"Masalah gaji saya memang ada keterlambatan. Beda-beda ya tiap pemain saya tidak tahu."
"Saya Januari belum lunas, Februari, Maret April, Mei," ungkapnya. (*)