TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Pimpinan wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Tengah Periode 2025-2030.
Hal tersebut diketahui dari hasil Musyawarah Wilayah PAN Jateng di salah satu hotel wilayah Kota Solo pada Minggu (11/5/2025) siang. Dalam muswil tersebut selain dihadiri perwakilan dari DPP PAN juga dihadiri pengurus DPD yang tersebar di Jateng.
Ketua Badan Sosial DPP PAN sekaligus anggota DPR RI dari PAN, H A Bachri menyampaikan, muswil ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan beserta jajaran DPP secara daring.
"Alhamdulillah sudah diputuskan tadi Bapak Sakti Wahyu Trenggono itu menjadi Ketua DPW merangkap langsung ketua formatur didampingi saya sendiri dan teman-teman," katanya kepada Tribunjateng.com usai acara, Minggu sore.
Selanjutnya Sakti Wahyu Trenggono akan menyusun kepengurusan DPW PAN Jateng Periode 2025-2030. Dia menerangkan, penunjukan Trenggono yang juga diketahui sebagai Wakil Ketua PAN tersebut atas permintaan semua kader.
"Beliau bukan lagi orang asing di Partai PAN, sudah lama dan aslinya Jateng," terangnya.
Pihaknya berharap momentum kali ini dapat menjadikan DPW PAN Jateng sebagai pemenang dalam kontestasi politik kedepannya. Menurutnya paling tidak dapat menempatkan kader PAN di setiap daerah pemilihan (Dapil) DPR RI di Jateng.
"Target kita menjadi partai empat besar (Nasional) di Pemilu akan datang," ungkap Bachri.
Dari laman Wikipedia, Sakti Wahyu Trenggono (lahir 3 November 1962) adalah seorang politikus dan pengusaha asal Jawa Tengah, Indonesia yang sejak 23 Desember 2020 diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) di Kabinet Indonesia Maju dan kembali diangkat pada jabatan yang sama oleh Presiden Prabowo Subianto di Kabinet Merah Putih.
Ia sempat menjadi bendahara Partai Amanat Nasional dari 2009 sampai sekitar tahun 2013. Ia menjadi bendahara tim pemenangan Joko Widodo semenjak Jokowi berkiprah di Solo sebelum akhirnya maju ke Jakarta dan tingkat nasional sebagai presiden.[2]
Sakti merupakan lulusan S-2 Ilmu Kebijakan Publik Institut Teknologi Bandung ini memulai karier di Federal Motor sebagai pemrogram pada tahun 1986–1992.
Ia pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan INKUD, komisaris di PT Tower Bersama Tbk. dari tahun 2009, dan Komisaris di PT Merdeka Copper Gold Tbk. dari tahun 2018.
Tak hanya di menara telekomunikasi, Sakti juga salah satu pengusaha lokal yang pertama bermain komputasi awan melalui Indonesian Cloud.
Ia juga salah satu inisiator berdirinya Asosiasi Penyedia Menara Telekomunikasi Indonesia (ASPMITEL).
Sakti dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebaga Menteri Kelautan dan Perikanan pada 23 Desember 2020, menggantikan Edhy Prabowo yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia karena kasus pemberian izin ekspor benih lobster.
Setelah satu tahun mendalami dunia kelautan dan perikanan, Sakti bekerja mewujudkan perubahan besar modernisasi pengelolaan kelautan dan perikanan terutama di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengelolaan ruang laut.
Untuk mengurangi praktik penangkapan ikan yang tidak teregulasi, tidak terlaporkan dan tidak legal, MKP Sakti mengusulkan perubahan pengelolaan penangkapan ikan dari berbasis pembatasan pemberian izin kapal dan alat tangkap atau input control menjadi berbasis kuota penangkapan ikan dan penghitungan pendaratan ikan atau output control.
Menurut Sakti, negara-negara maju seperti Selandia Baru, Australia dan Amerika Serikat sudah terlebih dulu mengubah tata kelola perikanan mereka dari input control menjadi output control.
Selain itu, untuk meratakan aktivitas ekonomi penangkapan ikan yang ditaksir mencapai Rp. 224 triliun per tahun di tahun 2020, kebijakan penangkapan terukur yang dituangkan dalam draft Peraturan Pemerintah mewajibkan pendaratan ikan di wilayah penangkapan yang sama.
Artinya, ikan yang ditangkap di wilayah penangkapan Papua tidak lagi bisa langsung dibawa ke Jawa tapi harus didaratkan, dihitung, dan diolah terlebih dahulu di Papua.[9]
Indonesia setiap tahunnya mengekspor lebih dari 250 spesies hasil kelautan dan perikanan.
Namun, ada beberapa spesies yang mendominasi nilai ekspor karena keunggulan kompetitif perairan Indonesia yaitu udang, rumput laut, lobster dan kepiting.
Karena itu, MKP Sakti mencanangkan program revitalisasi dan modeling budidaya secara masif untuk empat komoditas unggulan Indonesia tersebut.
Target dari revitalisasi adalah memastikan tambak-tambak rakyat dapat beroperasi tanpa mencemari lingkungan dan meningkatkan produktivitas tambak.
Target dari modeling adalah membangun sentra-sentra pusat produksi yang modern untuk menjadi percontohan industrialisasi budidaya.
Contoh yang sedang dibangun adalah shrimp estate 100 hektar di Kabupaten Kebumen, dengan target produksi 6.000 ton udang per tahun.
Sebagai salah seorang pendiri kawasan geopark Bunaken, MKP Sakti menaruh perhatian khusus pada kelestarian laut.
Tingginya jumlah sampah yang mengalir ke laut membuatnya mencetuskan Bulan Cinta Laut dan menginisiasi kebijakan nilai ekonomi sampah laut.
Tujuan kebijakan ini adalah untuk membuat nelayan mengambil sampah yang ada di laut dengan menghagai pengumpulan sampah seperti penangkapan ikan. (Ais/Lyz).