Tanoto Foundation

Meningkatkan Partisipasi Siswa melalui Teknik Round Robin Brainstorming

Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nularsih, S.Pd. Guru SMPN 6 Semarang & Fasilitator PINTAR Tanoto Foundation. (Dok)

TRIBUNJATENG.COM - Salah satu tantangan dalam pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMP adalah kesulitan siswa dalam membedakan antara Descriptive Text dan Report Text. Kedua jenis teks ini sama-sama mendeskripsikan objek, seperti hewan atau benda, namun memiliki fokus yang berbeda. Descriptive Text bersifat khusus dan mendalam, sedangkan Report Text bersifat umum dan bersifat faktual. Pemahaman terhadap perbedaan ini penting agar siswa tidak keliru dalam menyusun teks, namun tidak semua siswa mampu membedakannya secara tepat.

Untuk menjawab tantangan tersebut, guru dapat menerapkan pendekatan inovatif dalam proses belajar, yaitu melalui teknik Round Robin Brainstorming. Teknik ini adalah metode diskusi kelompok yang mendorong setiap siswa untuk menyampaikan ide secara bergiliran, tanpa interupsi, sehingga tercipta suasana belajar yang inklusif dan aktif. Penerapan teknik ini bertujuan agar seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menyampaikan pendapat serta terlibat secara langsung dalam membangun pemahaman bersama.

Pelaksanaan dimulai dengan menentukan topik, yaitu mendeskripsikan hewan secara umum sebagai bagian dari materi Report Text. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga lima orang. Setiap kelompok mendapatkan panduan bahwa ide harus disampaikan secara bergiliran dan tidak boleh ada interupsi atau perdebatan. Dalam sesi brainstorming, siswa diminta menyampaikan informasi seperti nama spesies, ciri fisik, habitat, dan manfaat hewan tersebut. Ide-ide yang muncul dicatat dan diolah bersama untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. Hasil akhir dari diskusi digunakan sebagai bahan menyusun teks Report secara individu maupun kelompok.

Nularsih, S.Pd. Guru SMPN 6 Semarang & Fasilitator PINTAR Tanoto Foundation. (Dok)

Penerapan metode ini membawa dampak positif terhadap proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif, ide-ide yang disampaikan lebih beragam, dan kemampuan berpikir kritis serta keterampilan berbahasa Inggris meningkat secara signifikan. Teknik ini juga melatih kerja sama dan komunikasi antarsiswa, sekaligus membangun rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

Beberapa siswa dari kelas IX F memberikan tanggapan positif. Mereka merasakan manfaat langsung dari kegiatan ini, terutama dalam hal partisipasi yang merata dalam kelompok. Aktivitas ini membantu memperluas wawasan tentang hewan secara umum, serta memberikan pemahaman dari sudut pandang teman-teman lain dalam kelompok. Mereka juga merasa bahwa setiap anggota memiliki peran yang seimbang dan diberi ruang untuk berpikir serta berbicara.
 
Meskipun hasilnya menggembirakan, penerapan teknik ini tidak lepas dari kendala. Sebagian siswa masih menunjukkan sikap pasif, guru perlu bekerja ekstra dalam membimbing kelompok satu per satu, serta diperlukan waktu yang lebih lama untuk menggali ide dari pertanyaan terbuka. Di samping itu, guru harus merancang media pembelajaran yang sesuai dan menyusun pertanyaan yang mampu mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam.

Secara keseluruhan, penerapan Round Robin Brainstorming menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang menekankan partisipasi aktif dan berpikir kolaboratif dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Teknik ini bukan hanya mendukung pemahaman materi, tetapi juga melatih keterampilan abad 21 yang penting bagi siswa, seperti berpikir kritis, berkreasi, dan bekerja sama. (*)

Nularsih, S.Pd.
Guru SMPN 6 Semarang & Fasilitator PINTAR Tanoto Foundation

Berita Terkini