Berita Viral

Bukannya Minum Es Teh, Siswi SMA Ini Berpikiran Pendek Minum Pembersih Lantai: Depresi Ingin Sekolah

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswi mencoba akhiri hidup minum cairan pembersih lantai

TRIBUNJATENG.COM - Seorang siswi SMA bukannya minum es teh manis untuk mendinginkan pikiran malah minum cairan pembersih lantai.

MMH berpikiran pendek lantaran kesal tak bisa melanjutkan ke SMA lantaran tak punya biaya.

Biaya pendidikan yang tidak terjangkau membuat MMH mencoba untuk mengakhiri hidup.

Baca juga: "Saya Tidak Layak Hidup" Surat Wasiat Oki yang Niat Akhiri Hidup, Ternyata Ditemukan di Warung Soto

Siswi berinisial MMH di Cirebon Jawa Barat itu bukan pasrah, sebelumnya ia telah bekerja untuk menutup kebutuhan pendidikannya.

Namun apa daya, penghasilannya ternyata tidak cukup.

Ia kemudian depresi dan mencoba meminum cairan pembersih lantai.

Beruntung ada temannya yang mengetahui lalu membawanya ke rumah sakit, nyawa MMH bisa diselamatkan.

Kini terungkap, MMH ternyata seorang siswi yang tinggal sebatang kara.

Kedua orangtua sudah berpisah.

Sang ayah yang bekerja buruh tak bisa berbuat banyak.

Ia nekat menenggak cairan pembersih lantai masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (9/6/2025).

Kondisi MMH sangat memprihatinkan, di mana ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan.

Ayah MMH berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan kepedulian terhadap anaknya.

Ahmad Faozan, rekan ayah MMH yang juga merupakan kuasa hukum, mengungkapkan keprihatinannya.

"Saya tak kuasa melihat MMH yang dikenal sebagai anak berprestasi bernasib malang. Dia nekat melakukan hal yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya," ungkap Faozan, dikutip dari Kompas.com.

Faozan menjelaskan bahwa MMH merasa putus asa dan tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Dia depresi karena keinginan untuk sekolah di Kota Cirebon, tidak dapat dia gapai. Masalahnya adalah ekonomi yang menghantui kehidupannya," jelasnya.

MMH telah bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon, dengan upah Rp20.000 per hari.

"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya. Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi," tambah Faozan yang juga Ketua Asosiasi Advokat Indonesia Cirebon Raya.

Di tengah proses pemulihan di rumah sakit, MMH terus memikirkan pendaftaran SMA di sekolah yang ia tuju.

Meskipun waktu pendaftaran sudah dibuka, kondisi saat ini membuatnya merasa putus asa karena tidak ada biaya untuk mendaftar dan memenuhi kebutuhan lainnya.

Faozan menilai situasi ini sangat ironis.

MMH dikenal sebagai anak berprestasi yang pandai berpidato dalam Bahasa Inggris saat menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu Pondok Pesantren di Kota Cirebon.

MMH lulus pada 2024 dan sempat bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, sebelum terpaksa berhenti akibat masalah keuangan.

Ayah MMH, yang bekerja sebagai buruh, merasa tidak dapat berbuat banyak.

Ibu korban telah berpisah beberapa waktu lalu.

Sehingga MMH kini hidup sebatang kara dan harus bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Faozan berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada MMH agar ia dapat melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas di Kota Cirebon.

"Saya sangat sedih melihat korban yang cerdas dan berprestasi terpaksa putus sekolah karena masalah biaya. Saya harap pemerintah memberikan solusi yang tepat agar MMH dapat kembali bersekolah," harapnya.

Sebelumnya, pada Jumat (6/6/2025) malam, MMH menenggak cairan pembersih lantai karena depresi akibat tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah.

Faozan mengetahui kabar mengejutkan ini pada hari Sabtu (7/6/2025) saat ayah MMH menghubunginya untuk meminta bantuan hukum.

"Saya kaget, dia (bapak korban) menelpon saya, bilang anak minum racun. Saya langsung ke rumah sakit," kata Faozan.

Dari keterangan ayah korban, Faozan menyebutkan aksi tersebut dilakukan MMH di warung buah tempatnya bekerja sekitar pukul 23.30 WIB.

Setelah menenggak cairan berbahaya tersebut, MMH langsung menghubungi temannya karena tak kuasa menahan sakit.

Setiba di lokasi, rekan-rekannya panik melihat MMH yang sudah tak sadarkan diri dan segera meminta bantuan warga untuk membawanya ke rumah sakit.

MMH langsung ditangani di UGD dan sempat dirawat di ruang ICU sebelum akhirnya kembali sadarkan diri dan menjalani perawatan di ruang rawat.

Sementara itu, kejadian aneh terjadi di Bantul Yogyakarta.

Warga Bantul dibuat heboh oleh kabar dugaan percobaan bunuh diri yang terjadi di Jembatan Kretek, Minggu malam (8/6/2025). 

Sebuah sepeda motor dan surat tulis tangan yang diduga milik Oki Irawan Baskoro ditemukan di lokasi, memunculkan kekhawatiran bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai.

Dalam sebuah unggahan di Facebook Merapi News Post kabar dugaan bunuh diri di Jembatan Kretek sekira pukul 23.30 WIB.

"Adanya kabar adanya dugaan BD di jembatan Kretek sekira pukul 23.30 WIB, dengan ditemukan satu sepeda motor Dhogun warna biru dengan nopol AB 3347 TT dan selembar kertas berisi pesan permintaan tolong beri kabar kepada keluarga dan tim SAR" tulis katerangan dalam unggahan tersebut.

Dalam pesan tertera nama terduga korban a.n Oki Irawan Baskoro warga Depok Sleman, Minggu (8/6).

Surat tulisan tangan bertinta biru itu, pengirim yang mengaku bernama Oki Irawan Baskoro menulis permintaan kepada siapa pun yang menemukan suratnya untuk menghubungi keluarga serta memanggil tim SAR.

"Alamat Karangasem Gempol, Depok, Sleman, RT 6/RW 12. Nama Oki Irawan Baskoro. Tolong yang membaca surat ini beritahu keluarga saya. Saya sengaja lompat dari jembatan ini. Saya sudah tidak layak hidup. Tolong yang baca ini panggil tim SAR buat nemuin jasad saya." tulis Oki

Pihak keluarga sudah dihubungi.

Namun setelah dilakukan olah TKP ditemukan adanya kejanggalan bila korban lompat ke sungai.

Keterangan para pemancing dibawah jembatan tidak mendengar suara orang terjun ke air dan adanya saksi yang melihat korban berjalan diatas jembatan arah ke selatan.

Alhasil sekira pukul 10.00 WIB, Terduga korban sudah ditemukan dalam keadaan sehat di warung soto, yang bersangkutan masih didalami alasan telah melakukan perbuatannya. 

Usai dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pihak kepolisian menemukan sejumlah kejanggalan. 

Menurut AKP Jeffry, tidak ada saksi mata yang melihat langsung korban melompat ke sungai, dan para pemancing di bawah jembatan juga tidak mendengar suara jatuhnya seseorang ke air.

Selain itu, salah satu saksi mengaku melihat seorang pria yang sesuai dengan ciri-ciri Oki berjalan santai di atas jembatan ke arah selatan, sehingga memperkuat dugaan bahwa kejadian ini bisa saja direkayasa.

Setelah pencarian dilakukan, pada Senin pagi (9/6/2025) sekitar pukul 10.00 WIB, Oki Irawan Baskoro akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat dan sehat sedang berada di sebuah warung soto.

“Kami menemukan yang bersangkutan dalam kondisi baik. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui motif di balik tindakannya,” ungkap AKP Jeffry mengutip dari berbagai sumber, Senin (9/6/2025).

Polisi juga mengonfirmasi bahwa Oki adalah pasien rutin poli kejiwaan, sehingga kasus ini kini ditangani dengan pendekatan medis dan psikologis.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

Berita Terkini