TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Menyikapi tingginya potensi bencana banjir akibat jebolnya tanggul dan curah hujan ekstrem di Kabupaten Grobogan, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) bersama Komisi V DPR RI menggelar pelatihan kebencanaan di Balai Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Rabu (18/6/2025).
Kegiatan ini diikuti sekitar 80 peserta yang terdiri dari relawan, warga desa rawan bencana, serta unsur perangkat desa. Pelatihan difokuskan pada teknik evakuasi mandiri dan pertolongan pertama dalam situasi banjir.
Kepala BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, menyambut baik inisiatif pelatihan tersebut dan menyebut kegiatan ini sangat tepat sasaran.
“Jika banjir kembali terjadi, warga bisa membantu melakukan evakuasi mandiri. Kami harap kegiatan seperti ini bisa rutin dilakukan tiap tahun, terutama di desa-desa rawan bencana,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (19/6/2025).
Wahyu juga memanfaatkan kesempatan itu untuk menyampaikan aspirasi kepada Anggota Komisi V DPR RI Haryanto, agar memperjuangkan percepatan normalisasi sungai dan perbaikan tanggul melalui Kementerian PUPR.
“Kami memiliki sungai besar seperti Kali Lusi, Serang, Tuntang, dan Jragung. Banyak yang mengalami pendangkalan dan kerusakan tanggul. Intervensi dari pemerintah pusat sangat diperlukan, melalui BBWS Pemali Juana,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi V DPR RI, Haryanto, menyatakan dirinya telah beberapa kali mengkomunikasikan hal tersebut dengan kementerian terkait dan siap terus mendorong percepatan realisasi usulan dari daerah.
“Basarnas adalah mitra kerja kami. Saya mendukung penuh kegiatan pemberdayaan ini agar masyarakat mampu melakukan mitigasi bencana secara mandiri,” ujar Haryanto.
Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono, menegaskan bahwa pelatihan dilakukan di lokasi-lokasi yang memang rawan bencana.
“Basarnas memiliki kewajiban membekali masyarakat dengan pengetahuan tentang penyelamatan diri dan pertolongan kepada orang lain. Ini bagian dari kesiapsiagaan masyarakat terhadap situasi darurat,” kata Budiono.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, lembaga pencarian dan pertolongan, serta masyarakat dalam membangun resiliensi bencana, khususnya menghadapi banjir yang kerap terjadi di wilayah Grobogan.(afn)