Kumpulan Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Penuh Pesan Moral
TRIBUNJATENG.COM - Dikisahkan ada seekor kura-kura yang telah dihukum oleh dewa Jupiter.
Kura-kura tersebut dihukum karena malas, sehingga lebih senang di rumah dan tidak menghadiri pesta pernikahan dewa Jupiter.
Padahal, kura-kura telah diundang secara khusus oleh dewa Jupiter.
Namun setelah bertahun-tahun, ia mulai ada keinginan untuk bisa datang ke pesta pernikahan.
Apa daya, ia hanyalah kura-kura yang berjalan lambat dan selalu membawa beban di punggungnya.
Hingga suatu ketika, kura-kura bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan keluh kesahnya.
Kemudian itik tersebut berkata, "Kami dapat menolongmu untuk melihat dunia.
Berpeganglah pada kayu ini dengan gigimu dan kami akan membawamu jauh ke atas langit di mana kamu bisa melihat seluruh daratan di bawahmu.
Tetapi kamu harus diam dan tidak berbicara atau kamu akan sangat menyesal."
Tanpa berpikir panjang, kura-kura pun langsung mengiyakan hal tersebut.
Dengan cepat ia memegang kayu tersebut erat-erat dengan giginya.
Sepasang itik itu pun turut menahan kedua ujung kayu itu dengan mulutnya, lalu terbang naik ke atas awan.
Kemudian, seekor burung gagak terbang melintasinya.
Dia sangat kagum dengan apa yang dilihatnya dan berkata:
"Kamu pastilah Raja dari kura-kura!"
"Pasti saja......" kura-kura mulai berkata.
Celakalah kura-kura, ia lupa dengan pesan itik sebelum terbang.
Ia membuka mulutnya hingga akhirnya terlepas dari gagang kayu dan terjatuh.
Dari cerita kura-kura dan sepasang itik ini kita diajarkan untuk tidak bermalas-malasan.
Selain itu, kita juga tidak boleh sombong. Kesombongan pada akhirnya akan membuat celaka.
Dongeng Burung Bangau yang Angkuh
Seekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya.
Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu.
"Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri.
"Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya."
Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.
"Tidak," kata sang Bangau.
"Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!"
Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin.
Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai.
Pesan moral: Cerita ini mengajarkan anak untuk tidak bersikap angkuh, Bunda. Karena sifat ini hanya akan merugikan, baik orang lain maupun pada diri sendiri.
Kisah Si Kucing Hitam
Kucing Hitam mempunyai anak berwarna kuning, tetapi anaknya kesal karena mempunyai induk yang jelek dan hitam.
Ia pun berpikir untuk mengganti ibunya dan mencari yang lebih hebat.
Keluarlah ia dari kandangnya, melihat matahari yang cantik dan bersinar.
Ia berfikir bahwa matahari cocok untuk menjadi ibunya, lalu bertanya kepada matahari, "Wahai Matahari maukah kau menjadi ibuku?"
Lalu Matahari berkata, "Jangan. Kalau datang awan, nanti ditutupnya aku, maka hilang cahayaku."
Lalu Kucing Kuning bertanya kepada awan, "Wahai Awan maukah kau menjadi ibuku?"
Awan berkata, "Jangan. Nanti datang angin itu, diembuskannya aku, maka aku akan terbang ke mana-mana sampai tidak kelihatan."
Ia bertanya pada Angin, "Angin maukah kau menjadi ibuku?" Angin berkata, "Jangan, kami tidak akan bisa lewat kalau ada gunung itu."
Gunung berkata, "Jangan, nanti datang tikus itu dilubanginya aku, maka aku akan hancur." Lalu ia bertanya pada Tikus, "Tikus maukah kau menjadi ibuku?"
Tikus berkata, "Jangan, nanti datang Kucing Hitam itu, dimakannya aku dan anak-anakku." Kemudian Kucing Kuning pun berpikir dan merasa bahwa ibunya lebih hebat dari yang lain dan tidak ada yang bisa menggantikan ibunya.
Pesan moral: Cerita ini dapat mengingatkan Si Kecil pentingnya rasa syukur atas segala sesuatu yang dimilikinya
(*)