Tak hanya masa lalu sang pria, Erika juga mempertimbangkan hubungan yang menurutnya sudah menunjukkan tanda-tanda tidak sehat. Ia menilai pasangan tersebut belum siap untuk kehidupan rumah tangga.

“Waktu itu kami ada masalah, tapi dia malah pergi sama temen-temennya, bawa ke rumah aku, aku nggak ditanya gimana kabarnya. Aku dikasih silent treatment. Buat aku, kalau sikap kayak gini dibawa ke pernikahan, bakal sulit banget,” tuturnya.

Puncaknya terjadi saat Erika memutuskan pulang ke rumah orang tuanya untuk memberi ruang berpikir. Namun keesokan harinya, ia menerima kiriman foto dari netizen yang menunjukkan pria tersebut bersama perempuan lain.

“Besoknya aku dapet foto-foto dari netizen, dia di kereta sama perempuan lain. Ada juga foto dia sama perempuan lain di tempat lain. Dari situ aku ngerasa, kayaknya ini bukan keputusan yang salah,” ungkapnya menangis.

Hingga kini, Erika menyebut tidak pernah ada komunikasi dari pria tersebut, bahkan sekadar untuk menanyakan kondisi dirinya atau anak yang dikandungnya.

“Dia nggak pernah nanya soal kondisi aku, sampai hari ini. Itu mungkin hak dia, karena aku yang mutusin untuk nggak nikah. Tapi... dia juga nggak peduli sama anaknya,” tutupnya.

Meski harus menghadapi kehamilan sendirian, Erika menegaskan komitmennya untuk menjadi ibu yang bertanggung jawab. Ia berharap kelak sang anak bisa bangga memiliki ibu sepertinya.

Diberitakan sebelumnya, Erika Carlina mengungkap bahwa ia menyembunyikan kehamilannya selama sembilan bulan. Hanya keluarga dan sahabat terdekat yang mengetahui hal tersebut.

“Yang baru tahu (aku hamil) keluarga, sahabat," katanya.

Erika mengandung bayi laki-laki dan dijadwalkan melahirkan pada 8 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa keterbukaannya saat ini adalah bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan yang telah ia buat.

“Ini kesalahan aku sih om. Aku cuma pengen jujur aja. Aku juga nggak mikir untuk bisa diterima atau nggak sama netizen, aku cuma ingin mengakui kesalahan aku aja dan cuma pengen jujur,” ujarnya kepada Deddy Corbuzier.

Dengan penuh kesadaran, ia menyampaikan bahwa dirinya tak akan lari dari tanggung jawab.

“Dari awal aku tahu ini kesalahan aku. Aku juga menyadari banyak banget buat dosa. Dan aku bilang, ini kesalahan yang paling besar. Tapi aku nggak mau lepas dari tanggung jawab,” tegas Erika.

Ia menambahkan bahwa sejak awal orang tuanya menanamkan pentingnya bertanggung jawab, meski harus dijalani sendiri.

“Dari pihak keluarga juga aku tidak mendapat dukungan untuk melakukan hal itu (menghindari tanggung jawab). Karena pertama kali yang tahu kondisi itu adalah mami papi. Dan mereka bilang, sesusah apapun harus tanggung jawab. Mau sendirian atau ada orang di sekitar aku, aku harus bertahan dan tanggung jawabin itu sendiri,” jelasnya.

Alasannya sederhana namun dalam: agar anaknya bisa bangga.

“Aku ingin bertanggung jawab karena aku ingin bikin anakku bangga aja sih,” tambahnya.

(*)