TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Husain Ode (48), warga Jakarta, tampak terduduk lelah di depan loket tiket Stasiun Semarang Tawang, Sabtu (2/8).
Dengan baju putih polos dan ransel di punggungnya, ia tampak bingung, bersandar di tembok dekat customer service loket kereta api (KA).
Para penumpang lain juga terlihat bingung, beberapa memeluk ransel, lainnya menopang dagu di atas koper. Wajah-wajah mereka pun mencerminkan kebingungan dan kelelahan.
“Saya biasanya naik KA Argo Merbabu pukul 14.00, harusnya berangkat, tapi tadi delay.
Oke, saya coba pesan lagi naik KA Gunung Jati, katanya bisa, ternyata delay lagi,” ujar Ode, dengan nada letih.
Ia sudah berada di stasiun sejak pukul 13.00.
Dua kali membeli tiket KA dengan nilai total hampir mencapai Rp 1 juta, namun dua kali pula ia gagal berangkat.
“Total pengeluaran hampir Rp 1 juta, itu belum di-refund. Katanya bisa diambil di Gambir.
Tapi saya enggak tahu ini gimana, saya bingung.
Tadi bahkan sempat mikir mau naik bus atau travel,” ucapnya.
Ode bekerja di Menara Thamrin, Jakarta, dan sudah 4 hari berada di Semarang untuk tugas kantor.
Kini, jadwal kepulangannya kacau.
“Wasting my time, Rp 1 juta hilang, tapi ya sudahlah.
Saya cuma berharap ada win-win solution dari KAI,” ujarnya lirih.
Diketahui, KA Argo Bromo Anggrek mengalami anjlok di emplasemen Stasiun Pegadenbaru, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sehari sebelumnya, Jumat (1/8).
Hal itupun berimbas pada tertundanya belasan perjalanan KA dari Stasiun Semarang Tawang.
Penumpang yang semestinya sudah dalam perjalanan kini terjebak dalam antrean refund dan reschedule.
Tak jauh dari tempat Ode duduk, Dina Juanita (34), warga Cengkareng, juga terlihat gusar.
Ia menerima pemberitahuan dari KAI lewat WhatsApp soal keterlambatan kereta.
“Saya naik KA Gunung Jati, delay sampai 300 menit.
Terlalu lama, jadi saya refund saja,” ujarnya.
Dina membeli tiket seharga Rp 250.000 untuk kelas ekonomi tujuan Gambir, Jakarta.
Rencananya, ia akan mencari alternatif lain untuk kembali ke ibu kota.
“Tadi datang ke sini antreannya sudah panjang banget.
Baru 20 menit nunggu, tapi belum tahu kapan dipanggil,” tukasnya.
Meski kecewa, Dina mencoba memahami situasi.
“Syukurnya kami belum naik kereta.
Tapi ke depan harapannya ya dicek rutin, dan infonya bisa disampaikan sehari sebelumnya.
Jangan mendadak gini,” harapnya.
Di ruang tunggu dan sekitar loket, antrean masih mengular.
Petugas tampak kewalahan memberi penjelasan kepada satu per satu pada penumpang yang mendekat.
Beberapa orang pun terlihat bersandar dengan mata terpejam, sementara lainnya mondar-mandir menunggu kepastian keberangkatannya.
Adapun, Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, dalam keterangannya, menyebut, jalur rel di lokasi kejadian sudah berhasil diperbaiki dan kini dapat dilalui kembali.
Normalisasi
Namun, KAI tetap melakukan pembatalan sejumlah perjalanan KA pada tanggal 2-3 Agustus 2025 guna melakukan normalisasi rangkaian kereta yang terdampak, dan mengurai keterlambatan yang cukup tinggi.
“KAI telah mengirimkan informasi secara cepat mengenai pembatalan perjalanan melalui SMS atau WA Blast kepada pelanggan yang terdampak agar mereka dapat menentukan langkah selanjutnya,” katanya, Sabtu (2/8).
Menurut dia, sebagian KA juga dialihkan rutenya melalui jalur Cirebon–Purwokerto–Kroya–Banjar–Bandung–Cikampek, guna menghindari Pegadenbaru.
Franoto memastikan seluruh proses pemulihan dilakukan dengan mengutamakan keselamatan dan kelancaran operasional.
“Kami memohon maaf atas pembatalan dan keterlambatan yang dialami pelanggan,” imbuhnya.
KAI mengimbau pelanggan yang ingin melakukan refund atau ubah jadwal agar segera mendatangi loket pembatalan di stasiun keberangkatan.
Batas waktu pembatalan diperpanjang hingga 7x24 jam dari jadwal yang tertera pada tiket.
Hal serupa terjadi di wilayah PT KAI Daop V Purwokerto, dengan terjadinya penundaan keberangkatan sejumlah kereta.
Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Krisbiyantoro mengatakan, KAI menginformasikan jalur kereta api lintas Cirebon–Cikampek yang sempat terhambat kini berangsur-angsur normal.
Jalur tersebut sebelumnya mengalami gangguan operasional akibat KA Argo Bromo Anggrek (KA 1) relasi Surabaya Pasar Turi–Gambir anjlok di emplasemen Stasiun Pegadenbaru, Jumat (1/8), pukul 15.47.
Sebanyak ±200 anggota tim teknis KAI dikerahkan untuk melakukan perbaikan prasarana.
Jalur dinyatakan aman dan kembali bisa dilalui setelah proses evakuasi sarana selesai pada Sabtu (2/8), pukul 07.07.
Perjalanan KA pertama yang melintas di jalur tersebut adalah KA Argo Lawu (KA 14) relasi Gambir–Solo Balapan, dengan kecepatan terbatas 10 km/jam pada pukul 10.57.
"Langkah awal yang kami lakukan adalah mengevakuasi penumpang dan kru KA untuk memastikan keselamatan mereka.
Setelah itu, kami melakukan evakuasi sarana dan perbaikan jalur agar operasional kereta api dapat segera pulih," tuturnya, Sabtu (2/8).
Gangguan ini berdampak pada pembatalan sejumlah perjalanan KA.
Untuk mempercepat pemulihan peredaran rangkaian, KAI Daop 5 Purwokerto membatalkan 20 perjalanan KA pada 2 Agustus 2025. (rad/jti)