TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pemerintah Kabupaten Kendal terus mengejar target pembenahan TPA Darupono yang telah overload.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal mencatat, timbulan sampah tahun 2024 di TPA Darupono sebanyak 159.584,72 ton/tahun atau 436 ton sampah per hari.
Sedangkan total sampah yang masuk ke TPA Darupono tahun 2024 sebanyak 70.010,65 ton/tahun atau 191,285 ton/hari.
Baca juga: Dapat Remisi Bebas Lapas Kendal, Asnawi Bakal Buka Usaha Usai jadi Tahanan Selama 3 Tahun
Selain itu, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2024, tingkat sampah tidak terkelola di Kendal mencapai 99,26 persen karena sebagian besar hanya ditimbun tanpa pengolahan.
Tumpukan sampah itu membuat kondisi TPA Darupono sebagai satu-satunya tempat pembuangan akhir mengalami overload.
Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto mengatakan pabrik pengolahan sampah dengan sistem modern berbasis RDF direncanakan mulai dibangun tahun 2026.
Nantinya pabrik itu akan dibangun dengan sisa lahan seluas 3 hektare yang dimiliki TPA Darupono.
"Untuk lokasinya di sini (red: sebelah selatan). Kita luas lahan ada 5 hektare di TPA ini, dan baru kita pakai sekitar 2 hektar. Kemudian juga di belakang sini nanti dibangun IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja," kata Aris, Senin (18/8/2025).
Aris menerangkan, pihaknya juga tengah menjajaki kerjasama awal dengan perusahaan lain setelah PT Semen Gresik, yakni PT Indocement beberapa waktu lalu.
Menurut Aris, Indocement juga telah menyatakan kesiapannya untuk memanfaatkan sampah yang sudah diolah menjadi energi baru terbarukan berbentuk RDF.
"Nanti kan ada sebuah perusahaan pengolah sampah menjadi RDF yang akan didirikan di lokasi TPA ini. Mereka juga akan turut membantu mendukung proses pengolahannya," sambungnya.
Di sisi lain, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari telah menyiapkan langkah awal dengan mengimbau pemerintah desa menyisihkan dana desa untuk pembuatan bank sampah.
Langkah ini diambil untuk mendukung progres perbaikan sistem pengelolaan sampah di TPA Darupono.
"Jadi agar tidak semua sampah dibuang di TPA Darupono yang saat ini kondisinya sudah overload," sambungnya.
Bupati yang akrab disapa Tika menuturkan, pihaknya selalu mengajak pemilahan sampah organik dan non organik mulai dari tingkat rumah tangga.
"Kami sudah sering sampaikan itu, dan pemerintah desa perlu membuat bank sampah di desa masing-masing dengan menyisihkan sedikit dari Dana Desa yang yang ada," ujarnya.
Tika yakin, dengan cara itu, jumlah sampah yang masuk ke TPA Darupono akan berkurang.
"Jadi sudah terselesaikan di tingkat rumah tangga dan desa dulu sebelum masuk ke TPA," terangnya.
Terpisah, Ketua Bank Sampah Indonesia (BSI) Kendal, Nunuk Sarah Zenubia telah memiliki lebih dari 600 nasabah perseorangan, serta beberapa sekolah, puskesmas, rumah makan, dan OPD yang terlibat aktif dalam penanganan sampah.
Sampah-sampah non organik yang terkumpul itu, bisa ditukar dengan emas antam seberat 0,1 gram.
Mekanisme penukaran disesuaikan dengan harga pasaran emas saat ini, dengan nilai tukar botol plastik dan kardus seharga Rp 1.200 per kilogram.
Dalam sebulan, pihaknya bisa menerima ratusan kilogram kardus dan plastik yang disetorkan dari warga.
Baca juga: Upacara HUT ke-80 RI yang Tak Biasa: Dihadiri Gunungan Sampah dan Ekskavator di TPA Darupono Kendal
"Sampah ternyata punya nilai ekonomis yang bisa berinvestasi, ini bukan masalah berapa uangnya tapi ada kesadaran dan pemahaman baik tentang lingkungan," terangnya.
Nunuk menambahkan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Pegadaian untuk memastikan ketersediaan emas bagi nasabah yang menabung dalam bentuk logam mulia.
"Iya nanti sampah dikumpulkan oleh kami, diberi nama, nanti jika sudah sesuai nilainya bisa ditukarkan dengan emas antam," tandasnya. (ags)