Tanoto Foundation

Math City Map, Senjata Rahasia Guru Kota Semarang Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa

Penulis: Laili Shofiyah
Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOMUNITAS BELAJAR: Inspirasi pembelajaran melalui pelatihan yang digelar pada 12–13 Agustus 2025, di Aula SMP Negeri 7 Semarang. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi komunitas belajar Visionary Pintar Tanoto Foundation Kota Semarang bersama Dinas Pendidikan Kota Semarang, yang bertujuan memperluas wawasan guru dalam pembelajaran sekaligus menumbuhkan minat siswa terhadap literasi numerasi. (Dok Tanoto Foundation)

TRIBUNJATENG.COM - Matematika sering kali menjadi pelajaran yang membuat siswa mengernyitkan dahi.

Angka-angka, rumus, dan simbol kerap dianggap sulit dan membosankan.

Namun di Kota Semarang, para guru membuktikan bahwa matematika bisa dihadirkan dengan cara yang seru, hidup, dan dekat dengan keseharian.

Lewat aplikasi Math City Map (MCM), jalan-jalan, taman, hingga trotoar berubah menjadi ruang belajar raksasa.

Di sini, setiap sudut kota menyimpan teka-teki yang menantang logika.

Pelajaran tidak lagi terbatas di papan tulis, tetapi ikut dalam setiap langkah kaki siswa yang menjelajahi lingkungan mereka.

Inspirasi pembelajaran ini muncul melalui pelatihan yang digelar pada 12–13 Agustus 2025, di Aula SMP Negeri 7 Semarang.

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi komunitas belajar Visionary Pintar Tanoto Foundation Kota Semarang bersama Dinas Pendidikan Kota Semarang, yang bertujuan memperluas wawasan guru dalam pembelajaran sekaligus menumbuhkan minat siswa terhadap literasi numerasi.

Selama dua hari, para peserta menerima materi dari Tim MCM Chapter Indonesia, Fasilitator Daerah Tanoto Foundation, dan MGMP Matematika SMP Kota Semarang.

Mereka tak hanya belajar teori, tetapi juga terjun langsung ke lapangan.

Baca juga: Inspirasi Angkie Yudistia Gugah 291 Mahasiswa Penerima Beasiswa Tanoto: Jangan Menyerah

Dengan penggaris, meteran, dan rasa ingin tahu, para guru mengukur trotoar, menghitung jarak, serta mengamati lingkungan untuk merancang rute belajar atau “TRAIL” yang nantinya akan mereka terapkan di sekolah masing-masing.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang, Dr. Miftahudin, S.Pd., M.Si., yang mengapresiasi semangat para guru.

“Pembelajaran yang bermakna tidak harus selalu dilakukan di ruang kelas."

"Justru ketika siswa diajak keluar, melihat langsung objek belajar, dan memecahkan masalah nyata, di situlah proses berpikir kritis dan rasa ingin tahu mereka tumbuh,” ujarnya.

Math City Map membuktikan bahwa matematika bisa menjadi petualangan.

Halaman
12

Berita Terkini