UKSW SALATIGA

Noble Leader Development Program UKSW, Kenali Jati Diri Jadi Pemimpin yang Melayani

Penulis: Laili Shofiyah
Editor: M Zainal Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAMPAIKAN MATERI: Ir. Didiek Suprapto tengah menyampaikan materi dalam program Noble Leader Development Program (NLDP) bagi civitas academica UKSW di Graha Kartini baru-baru ini.  Noble Leader Development Program (NLDP) sebagai bagian dari Program Super Prioritas 5 Kesujanaan dan Solidaritas Kelembagaan Warga Kampus. (Dok UKSW)

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Sebagai perguruan tinggi yang memiliki komitmen melahirkan pemimpin yang bijaksana, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara rutin menggelar program Noble Leader Development Program (NLDP) bagi civitas academica sebagai bagian dari Program Super Prioritas 5 Kesujanaan dan Solidaritas Kelembagaan Warga Kampus. 

NLDP Batch ke-18 dan Batch ke-19 yang telah diselenggarakan di Grha Kartini baru-baru ini, kembali mengusung konsep retret interaktif dengan menghadirkan narasumber tunggal Ir. Didiek Suprapto.

Program yang digelar di bawah koordinasi Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Talenta (DITA) ini melibatkan dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan guru Sekolah Kristen Satya Wacana sebagai peserta. 

Saat diwawancarai belum lama ini, Koordinator NLDP Batch ke-18 dan Batch ke-19 Mateus Dimas Wahyu Hary Wibowo, S.Kom., menyampaikan bahwa NLDP merupakan bagian dari program besar salah satu alumni UKSW, Komisaris Utama PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Dr. (H.C.) Sudhamek AWS, S.E., S.H., yang menggagas konsep mindful based business untuk menjadikan manusia sebagai pribadi yang sujana. 

“Selain itu, kegiatan NLDP ini juga menjadi program super prioritas UKSW di tahun 2025."

"Hal ini menunjukkan harapan Pimpinan UKSW terhadap pengembangan kapasitas para Talenta Unggul yang mampu bertransformasi menjadi pribadi yang bijaksana dan kompeten dalam menjalankan pekerjaan serta kehidupan sebagai seorang manusia,” katanya. 

Mateus Dimas Wahyu Hary Wibowo juga berharap melalui kegiatan ini para peserta bisa menjadi jembatan dalam menyalurkan nilai-nilai kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca juga: Satya Symphony Orchestra Padukan Semangat Nasionalisme di Upacara HUT Ke-80 Kemerdekaan RI di UKSW

Mengenali Jati Diri 

Retret interaktif yang berlangsung selama dua hari ini didesain dalam sebelas sesi.

Kegiatan ini mengajak para peserta untuk mengenali jati diri dan tujuan hidupnya agar memberikan dampak nyata kepada orang lain.

Tidak hanya memberikan materi semata, kegiatan ini juga meninggalkan kesan tak terlupakan bagi para peserta.

Salah satu peserta, Giovanni Robert, S.Si., Guru SMA Kristen Satya Wacana menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus memiliki inner peace terlebih dahulu dan mengetahui panggilannya sebelum mempengaruhi orang lain.

“Bagi saya esensi utama dari NLDP ini adalah pentingnya menerapkan kesadaran diri dan refleksi dalam memahami panggilan, menemukan inner peace, dan bermanfaat bagi sesama,” kata Giovanni. 

Di sisi lain, Ragil Tri Wijayanti tenaga kependidikan dari Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK) mengatakan bahwa kegiatan ini menanamkan nilai kepemimpinan yang sujana dalam dirinya.

“Adapun nilai kepemimpinan yang menggugah hati saya adalah prinsip mindfulness dan compassion, di mana pemimpin bukan sekadar menjadi orang pintar atau punya posisi, tetapi seseorang yang sadar, hadir sepenuhnya, dan peduli terhadap sesama,” tuturnya. 

Pengalaman Transformatif

Tak hanya Giovanni Robert dan Ragil Tri Wijayanti, Indra Wisnu Wibisono, S.Sos., M.Han., Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) juga mengungkapkan hal senada.

Baginya, keikutsertaan dalam kegiatan ini memberikan pengalaman transformatif yang mengubah cara pandangnya tentang makna kepemimpinan. 

“Sebelumnya, saya mengira bahwa menjadi pemimpin adalah soal kemampuan mengarahkan dan mengambil keputusan."

"Namun, melalui proses pelatihan ini, saya belajar bahwa pemimpin yang sujana bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tetapi juga panggilan untuk melayani,” bebernya.

Baca juga: Rektor UKSW Kukuhkan 65 Paskibraka, Jadi Generasi Muda Berlandaskan Ideologi Pancasila

Peserta lainnya, Tasya Eka Lestari mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) menceritakan bahwa acara ini membekali dirinya untuk mengenal jauh lebih lagi tentang makna kepemimpinan yang sebenarnya.

Menariknya, kata Tasya, kegiatan ini mengajarkan dirinya untuk membuat peta hidup agar bermanfaat bagi sesama.

“Sebagai pemimpin kita harus siap mendengarkan masukan dari orang lain dan siap mengambil sebuah keputusan yang bijak tanpa membebani orang lain atau tidak hanya memikirkan kepentingan sendiri dan tidak egois,” imbuhnya. 

Program NLDP adalah salah satu kontribusi nyata UKSW untuk mewujudkan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan.

Acara ini juga wujud nyata UKSW dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin ke-4 pendidikan berkualitas.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A.

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.

Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.

Salam Satu Hati UKSW! (Laili S/***)

Berita Terkini