Berita Purbalingga

Kisah Faedza, Bocah Berambut Gimbal yang Minta Mobil Remot Sebelum Rela Diruwat

Penulis: Imah Masitoh
Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CUKUR RAMBUT GIMBAL - Ruwat Cukur Rambut Gimbal masuk dalam rangakaian Dieng Culture Festival (DCF) 2025. 8 anak berambut gimbal ikut dalam prosesi Ruwat Cukur Rambut Gimbal yang digelar di kompleks Candi Arjuna Dieng, Minggu (24/8/2025).

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Raut wajah Faedza Ahmad Al-Afghani (7), bocah berambut gimbal asal Kulonprogo, Yogyakarta, begitu bersemangat mengikuti prosesi ruwatan.

Dengan mengenakan pakaian adat serta ikat kepala putih khas upacara cukur rambut gimbal, ia tampak siap menyambut momen penting dalam hidupnya. 

Ditemani ayahnya, Yoga Dwi Nugroho, Faedza diarak bersama tujuh bocah berambut gimbal lainnya menaiki delman menuju pelataran Candi Arjuna, Dieng lokasi sakral pelaksanaan ruwatan.

Baca juga: "Kental Banget Budayanya" Traveler Dieng Culture Festival 2025 Antusias Ikut Arak Bocah Gimbal

Ayah Faedza sedikit bercerita tentang awal mula rambut gimbal putranya muncul. 

Rambut itu mulai tumbuh saat Faedza berusia enam bulan, disertai demam tinggi. 

Yoga mengakui bahwa rambut gimbal ini adalah warisan dari garis keturunan istrinya.

"Anak saya lahir di Yogyakarta tapi memang ada keturunan gimbal dari mbah isteri saya. Dan anak sudah minta dipotong," ucapnya.

Seperti halnya anak-anak berambut gimbal lainnya, Faedza pun memiliki permintaan khusus sebelum rambutnya boleh dipotong.

KIRAB BUDAYA - Kemeriahan kirab budaya mengiringi prosesi Ruwat Cukur Rambut Gimbal di Dieng Culture Festival (DCF), Minggu (24/8/2025). Kirab budaya tahun ini libatkan traveler dari berbagai daerah untuk ikut berpartisipasi dalam gelaran ini. (TRIBUN JATENG/IMAH MASITOH)

"Memang dari anaknya sudah minta potong. 

Terus beberapa waktu kita juga sowan ke sesepuh di Dieng Mbah Sumanto.

Kita koordinasi, ternyata anaknya sudah minta, ya sudah kita bawa ke sini. 

Sebelum dipotong Faedza minta mobil remot," jelasnya.

Di tengah terik matahari dan udara dingin khas dataran tinggi Dieng, Faedza akhirnya duduk tenang di pelataran Candi Arjuna. 

Rambut gimbalnya yang sudah menemaninya sejak bayi kini akan berpisah.

Bukan karena paksaan, melainkan permintaan dari dirinya sendiri. 

Ketegangan dan kebahagiaan bercampur di wajah polosnya.

Masyarakat Dieng percaya bahwa anak-anak berambut gimbal adalah titisan leluhur yang membawa berkah.

Prosesi ruwatan pun menjadi puncak dari rangkaian Dieng Culture Festival (DCF) 2025 pada Minggu (24/8/2025).

Tahun ini, prosesi sakral itu turut disaksikan oleh ribuan warga, wisatawan, serta para tokoh penting nasional.

Termasuk Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Tengah, Achmad Luthfi.

Tak hanya menyaksikan, keduanya berkesempatan secara langsung ikut memotong rambut gimbal Faedza. 

Momen itu menjadi simbol dukungan kuat terhadap pelestarian budaya lokal.

“Ini pengalaman pertama, biasanya pertama tidak pernah dilupakan, karena sesuatu yang unik dan penuh dengan nilai dan makna,” ujar AHY.

Menurutnya, ruwatan ini bukan sekadar prosesi adat, tapi juga bagian penting dari pembentukan karakter generasi muda.

“Tadi penjamasan, pemotongan rambut gimbal anak-anak yang diyakini juga turut mengantar mereka semakin besar, remaja, seterusnya dewasa. Tapi juga sekaligus menghilangkan hal-hal yang kurang baik. 

Ini sebuah makna bahwa semakin kita mengawal putra-putri kita, anak-anak kita, kita juga berharap mereka bisa semakin memiliki karakter yang baik, pribadi yang baik, nilai-nilai religius, tapi juga cinta pada negaranya,” imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Achmad Luthfi, menegaskan pentingnya ruwatan sebagai identitas budaya yang tak hanya layak dilestarikan, tetapi juga diangkat ke panggung dunia.

“Potong rambut gimbal ini kalau bisa masuk UNESCO seperti Candi Borobudur. Dan ini sudah kita usulkan, sudah kita usul ke sana,” katanya.

Baca juga: Jadwal Lengkap Dieng Culture Festival ke-15: Ada Orkestra dan Ritual Cukur Rambut Anak Gimbal

Ia menilai bahwa tradisi unik dari dataran tinggi Dieng ini memiliki daya tarik dan nilai budaya yang sangat kuat.

“Jadi perintah Pak Menteri tadi sudah pas, kalau ini kita datang ke sini untuk membesarkan rambut gimbal menjadi destinasi wisata internasional," tambahnya.

Usai prosesi sakral itu, senyum lebar menghiasi wajah anak-anak gimbal. Satu per satu permintaan mereka dipenuhi. (ima)

 

Berita Terkini