TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di balik toga wisuda yang dikenakannya, Safira Dewi Aprilia (22) menyimpan kisah hidup yang sarat perjuangan.
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang itu resmi diwisuda pada Sabtu (23/8/2025) dalam Wisuda UIN Walisongo periode Agustus.
Fira lulus dengan menempuh penelitian berjudul Akulturasi Dakwah Melalui Desain Komunikasi Visual (Studi Kasus Padepokan Ilir-Ilir).
Motivasi terbesar Safira menempuh pendidikan tinggi lahir dari mendiang ibunya, Murningsih.
Sang ibu, yang saat itu tengah berjuang melawan kanker stadium 4, rela bekerja demi memastikan putrinya bisa mendaftar kuliah.
“Mama sangat ingin melihat saya kuliah, bahkan pernah berjanji akan membimbing skripsi saya."
"Tapi Allah lebih sayang mama, beliau berpulang tepat setelah saya diterima di UIN Walisongo,” ujar Safira dengan mata berkaca-kaca.
Di balik kesedihan itu, terungkap pula kenyataan bahwa Safira adalah anak angkat.
Selama 20 tahun, kedua orangtuanya, Murningsih dan Bambang Kurniawan, tidak pernah membuka rahasia itu.
“Saya baru tahu dari orang lain."
"Tapi justru di situ saya semakin bersyukur karena kasih sayang mereka tidak pernah berkurang sedikit pun,” kata Safira.
Baca juga: UIN Walisongo Bekali 2.023 Wisudawan, Peluang Kerja dan Bekerja Secara Aman di Luar Negeri
Perjalanan Safira meraih gelar sarjana tidaklah mudah.
Sejak awal kuliah pada 2021, ia harus berjuang membiayai pendidikannya sendiri melalui usaha fotografi kecil yang dirintisnya.
Dari kamera pemberian sang ibu, lahirlah “Fira Potret”, jasa foto yang kini berkembang melayani berbagai acara mulai dari wisuda, pernikahan, hingga prewedding.
“Pertama kali ngejob, mama masih menemani saya."
"Kamera itu juga yang kemudian memenangkan lebih dari 10 lomba fotografi."
"Dari usaha kecil ini, alhamdulillah saya bisa membiayai kuliah, bahkan membantu kebutuhan bapak setelah keluarga kami sempat mengalami penipuan,” tutur Safira.
Tak hanya untuk dirinya, Safira menjadikan usahanya sebagai ruang kolaborasi bagi mahasiswa lain.
Ia selalu mengajak rekan kuliahnya dalam setiap proyek agar sama-sama bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
“Saya percaya rezeki sudah diatur."
"Jadi kalau bisa berkembang bersama, kenapa harus sendiri?” katanya.
Meski kerap diragukan dan diremehkan, Safira membuktikan keteguhan tekadnya.
Baca juga: Wisudawati UIN Walisongo Kehilangan 2 HP di Kampus Seusai Acara Wisuda, Kasus Dilaporkan ke Polisi
Berbagai penghargaan fotografi berhasil ia raih, mulai dari Juara II Festival Cah Gayeng,Diponegoro National Fotografi Competition, Juara 1 Dinusfest Nasional, Juara 1 fotografi UIN Walisongo, Juara III Untag Art Competition, hingga Juara Harapan Canon Semarang Photo Marathon 2021.
Safira menjadi salah satu wajah inspiratif di antara para wisudawan UIN Walisongo Semarang tahun ini.
Di tengah keterbatasan, ia menunjukkan bahwa tekad, doa, dan kerja keras mampu menjembatani mimpi.
“Semua ini saya persembahkan untuk mama."
"Beliau mungkin sudah tiada, tapi cinta dan doanya terus hidup di setiap langkah saya dan melalui fotolah saya mengabadikan cinta untuk mama ,” ucap Safira. (Laili S/***)