Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Dampak Tanah Gerak di Banyumas: 21 Rumah Rusak, Tembok Puskesmas Gumelar Nyaris Roboh

21 rumah di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, terpaksa dikosongkan akibat pergerakan tanah yang mengancam permukiman.

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
BPBD KABUPATEN BANYUMAS
RUSAK - Kondisi bagian belakang Puskesmas Gumelar, Kabupaten Banyumas, rusak akibat pergerakan tanah setelah diguyur hujan lebat pada Minggu (9/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Pergerakan tanah di Kecamatan Sumpiuh dan Gumelar, Kabupaten Banyumas mengakibatkan kerusakan yang semakin parah.

Di Kecamatan Sumpiuh, puluhan rumah rusak dan beberapa fasilitas umum. Di Kecamatan Gumelar, sebuah puskesmas pun mengalami kondisi serupa.

Dugaan sementara, kondisi tersebut diperparah akibat hujan deras yang mengguyur beberapa hari secara terus menerus.

Berbagai upaya antisipasi dan penanganan pun dilakukan secara maraton yang melibatkan seluruh unsur di Kabupaten Banyumas.

Baca juga: 21 Rumah Bergeser Perlahan: Kisah Warga Desa Ketanda Banyumas Hidup di Zona Merah Bencana

Kisah Muhammad Diusir Istri dan Anak Karena Merawat Ibu, Dipaksa Narik Becak Saat Sakit

Fakta Baru Misteri Kematian ART di Jepara: 5 Pria Sempat Jemput Paksa Khoiriyah

21 rumah di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, terpaksa dikosongkan akibat pergerakan tanah yang mengancam permukiman.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa (11/11/2025) setelah diguyur hujan lebat selama beberapa hari berturut-turut.

Sekretaris BPBD Kabupaten Banyumas, Andi Risdianto menjelaskan, pergerakan tanah tersebut menyebabkan kerusakan pada puluhan rumah dan fasilitas umum di dua RT.

"Berdasarkan hasil kaji cepat multisektoral, ada 21 rumah terdampak."

"Seluruh penghuni rumah kini diungsikan secara terpusat di Balai Pertemuan Desa Ketanda," kata Andi seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (13/11/2025).

Andi menambahkan, lokasi terdampak paling parah berada di RT 06 RW 01 dan RT 07 RW 01, dimana rumah warga mengalami retak dan ambles pada bagian lantai maupun dinding.

Selain permukiman, pergerakan tanah juga merusak jalan lingkungan serta dua tempat ibadah di wilayah tersebut.

"Total warga terdampak ada 23 kepala keluarga (KK) atau 89 jiwa."

"Sebagian besar rumah berada di lereng yang mulai bergeser akibat hujan deras yang mengguyur Sumpiuh dalam beberapa hari terakhir," ujar Andi.

BPBD bersama Dinsospermasdes telah menyiapkan langkah-langkah tanggap darurat, termasuk pendirian dapur umum dan penyaluran peralatan pengungsian.

"Dinsos segera menyalurkan kebutuhan dasar pengungsi seperti matras, selimut, dan logistik. Dapur umum juga akan dibuka di lokasi pengungsian," kata Andi.

Dia menambahkan, BPBD masih berkoordinasi dengan pemerintah desa dan instansi teknis terkait untuk melakukan pemetaan potensi pergerakan tanah lanjutan, mengingat kondisi tanah di wilayah tersebut masih labil dan berisiko longsor susulan.

"Tim kami tetap siaga di lokasi untuk memantau perkembangan pergerakan tanah. Kami juga sudah mengimbau masyarakat agar tidak kembali ke rumah sampai situasi benar-benar aman," ujar Andi.

20251114 _ Rumah Warga Sumpiuh Banyumas Rusak Karena Pergerakan Tanah
RUSAK - Kondisi rumah warga di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, rusak akibat pergerakan tanah.

Baca juga: Banyumas Jadi Contoh Nasional, Pompa Hidram Serayu Mampu Aliri 1.004 Hektare Sawah Tanpa Listrik

Stop Boikot, Suporter PSIS Janji Birukan Kembali Stadion Jatidiri Semarang

Kebobrokan di SDN 021 Tarai Bangun Terungkap Imbas Guru Banting Nasi Kotak, Kepsek Diganti

Layanan Puskesmas Gumelar Terganggu

Sebelumnya di tempat lain, pelayanan kesehatan di Puskesmas Gumelar, Kabupaten Banyumas terganggu setelah bangunan mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah pada Minggu (9/11/2025).

Sekretaris BPBD Kabupaten Banyumas, Andi Risdianto mengatakan, pergerakan tanah terjadi setelah diguyur hujan lebat.

Akibatnya, tembok keliling bagian belakang gedung roboh. Selain itu, sebagian lantai ruang belakang menggantung dan dua ruangan dinyatakan tidak layak digunakan karena amblas.

“Dua ruangan di bagian belakang sudah ditutup karena amblas. Saat ini pelayanan rawat jalan dipindahkan ke halaman puskesmas, sedangkan IGD sementara menempati bagian tengah gedung,” kata Andi.

Warga sekitar sempat khawatir karena beberapa lantai di ruang sterilisasi dan ruang perawat juga mengalami amblas ringan. 

BPBD bersama DPU, Dinkes, dan Forkompincam Gumelar telah melakukan kaji cepat di lokasi.

Hasilnya, struktur bangunan bagian belakang dinilai perlu dibangun ulang karena kondisi tanah tidak stabil.

“DPU menyarankan agar dilakukan pembangunan ulang dengan perhitungan teknis yang matang, termasuk penambahan area urug dan fondasi tembok keliling baru."

"Fondasi lama tidak rusak karena memakai tiang pancang,” jelas Andi.

Andi menjelaskan, Puskesmas Gumelar setiap harinya melayani sekira 300 pasien rawat jalan dan memiliki kapasitas 12 tempat tidur rawat inap.

Pada Senin (10/11/2025), tiga pasien yang masih dirawat telah dipindahkan ke ruangan aman, sementara sembilan pasien lain telah dipulangkan.

Berdasarkan hasil kajian, diperlukan pembangunan ruang rawat inap darurat di area garasi depan agar pelayanan tetap berjalan.

Selain itu, pemasangan kanopi di halaman akan dilakukan untuk menunjang pelayanan rawat jalan.

Tim juga merekomendasikan pembangunan talud penahan di sisi belakang bangunan serta penutupan area rawan longsor dengan terpal untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

“IPAL di belakang gedung juga terancam tidak berfungsi kalau pergerakan tanah meluas. Maka perbaikan talud dan pondasi akan menjadi prioritas pada 2026,” ujar Andi. (*)

Sumber Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved