Berita Blora
Perum Bulog Janji Bantu Petani Tebu di Blora Agar Hasil Panen Tetap Terserap
Perum Bulog berkomitmen untuk mencari solusi atas permasalahan yang saat ini tengah dihadapi petani tebu di Blora
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Perum Bulog berkomitmen untuk mencari solusi atas permasalahan yang saat ini tengah dihadapi petani tebu di Blora.
Petani tebu di Blora tak bisa menjual tebu hasil panen, lantaran PT Gendhis Multi Manis (GMM) memutuskan tutup giling sejak 25 September 2025.
PT GMM tutup giling lebih awal lantaran mesin boiler yang ada mengalami kerusakan.
Komitmen perum Bulog mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi petani tebu di Blora itu, disampaikan langsung oleh Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita, dalam audiensi yang digelar di Kantor DPRD Blora, Senin (20/10/2025).
"Pokoknya kita hari ini cari solusi ya buat petani di Blora. Mudah-mudahan tadi katanya memang ada kerusakan mesin dan sekali lagi kerusakan mesin tidak kami harapkan."
"Namanya mesin itu enggak ada kesengajaan sama sekali, tetapi kami mencarikan solusi di sini, mudah-mudahan kita semua ada langkah-langkah untuk membantu supaya tebu di sini tetap bisa terserap," terangnya.
Lebih lanjut, Febby menyebut solusi sementara yang ditawarkan oleh pihak GMM yakni menyediakan alat-alat berat untuk petani.
"Tebu di sini itu tetap bisa terserap, kita berikan bantuan crane, truk yang gede-gede, alat timbang untuk bisa dikirim ke pabrik terdekat di daerah sini," terangnya.
Selain itu, Febby juga sempat meyakinkan ke petani tembakau, bahwa GMM tutup giling karena murni mesin boiler rusak. Bukan, karena pengelolaan manajemen yang salah.
Kendati demikian, andaikan nanti ditemukan indikasi penyebab tutup giling yang ada di GMM karena kesalahan pengelola, maka dirinya akan menindak tegas.
"Tidak usah khawatir, kalau ada yang salah dengan manajemen kita copot. Kalau ada salah pengelolaan, kita harus cek, ya. Kalau masalah mesin itu enggak mungkin lah manajemennya itu ngerusak (mesin-red)," jelasnya.
"Tapi kita juga harus fair gitu ya, gampang aja, nyopot orang. Kalau saya pun mau dicopot juga gampang, kalau misalnya kita enggak benar. Tetapi segala sesuatu itu tentunya kita harus apa melaksanakannya dengan bukti yang kuat," sambungnya.
Sementara itu, sebelumnya petani tebu di Blora mendesak Presiden Prabowo Subianto memperhatikan nasib petani tebu.
Pasalnya, sejak PT Gendhis Multi Manis (GMM) memutusakn tutup giling sejak 25 September 2025, membuat petani tebu kebingungungan.
PT GMM tutup giling lebih awal lantaran mesin boiler yang ada mengalami kerusakan.
Atas permasalahan yang saat ini dihadapi oleh petani tebu, digelar audiensi di Kantor DPRD Blora, untuk mencari solusi untuk petani, Senin (20/10/2025).
Audiensi itu dihadiri oleh sejumlah petani tebu, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora, PT GMM, perwakilan dari Perum Bulog, Bupati Blora, Arief Rohman, dan Ketua DPRD Blora, Mustopa.
Salah seorang petani tebu asal Todanan, yang juga pengurus APTRI Blora, Wahyu, bercerita di hadapan seluruh peserta audiensi terkait dampak yang harus ditanggung petani imbas PT GMM tutup giling lebih awal.
Selain bingung menjual tebu hasil panen, perempuan berkerudung hitam itu juga bingung membayar utang bank, lantaran sudah jatuh tempo.
Wahyu menanam tebu dengan uang dari utang bank. Jika tebu tak terjual, dirinya tidak bisa membayar utang tersebut.
"Kamu juga punya utang di bank, sementara saat ini sudah jatuh tempo, tapi tebu kami masih tegak di lahan. Kami tidak bisa membayar utang," terangnya.
Lebih lanjut, saat bercerita, mata Wahyu juga tampak berkaca-kaca menahan tangis.
Sebagai pengurus APTRI, Wahyu menyebut APTRI dalam memperjuangkan nasib petani tebu sudah cukup banyak yang dilakukan.
Bahkan, menurutnya sebelumnya APTRI juga sempat ke Bulog untuk mengadu terkait permasalahan yang sedang dihadapi petani tebu. Sayangnya, usaha itu masih nihil, belum ada titik terang bagi petani tebu di Blora.
"Untuk APTRI, juga sudah pernah ke Bulog saya juga ikut. Jadi, sudah lama kita horeg-horeg, ke Jakarta ini."
"Tapi sampai hari ini, sampai detik ini enggak ada hasil yang terlihat gitu loh," terangnya.
Wahyu berharap jeritan para petani tebu di Blora ini bisa didengar oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan, dalam menyampaikan aspirasinya itu, Wahyu mendesak Presiden Prabowo untuk membeli tebu milik petani di Blora.
"Pak Prabowo, beli tebu kami. Beli tebu kami di Blora ini," ujar Wahyu, yang kemudian disambut sorakan dukungan oleh petani tebu lainnya yang hadir dalam forum.
Wahyu berharap permasalahan yang dihadapi petani tebu di Blora segera mendapatkan solusi.
Selain itu, ia ingin tahun depan permasalahan ini tidak terjadi di tahun depan.
"Kami dari petani menginginkan tahun depan itu giling lancar. Tidak seperti ini, kita petani terlunta-lunta," paparnya. (Iqs)
| Bantuan Pangan untuk 81.187 KPM di Blora Segera Disalurkan, Ada Tambahan Minyak Goreng |
|
|---|
| Pemkab Blora Gelar Orientasi PPPK 2025, Dorong ASN Kompeten dan BerAKHLAK |
|
|---|
| Peringati Hari Pahlawan, Wabup Sri Setyorini Ajak Warga Blora Teladani Semangat Juang Para Pahlawan |
|
|---|
| Kondisi Siswa SMP Korban Perundungan di Blora, Masih Trauma dan Belum Masuk Sekolah |
|
|---|
| Kasus Perundungan Siswa SMP di Blora, 33 Orang Dipanggil Polisi untuk Dimintai Keterangan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251021_bloro.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.