Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Usai Bullying di SMP Negeri 1 Blora, Bupati Arief Akan Kumpulkan Kepsek Tekan Kasus Perundungan

Bupati Blora, Arief Rohman, bakal mengumpulkan kepala sekolah untuk menekan kasus bullying atau perundungan di lingkungan sekolah.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muh radlis
IST
KASUS PERUNDUNGAN - Bupati Blora, Arief Rohman, saat memimpin apel pagi di SMP Negeri 1 Blora, Rabu (12/11/2025).(Dok. Pemkab Blora) 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Bupati Blora, Arief Rohman, bakal mengumpulkan kepala sekolah untuk menekan kasus bullying atau perundungan di lingkungan sekolah.


Hal itu, usai viralnya kasus perundungan di SMP Negeri 1 Blora.


"Saya akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah di Kabupaten Blora untuk bersama-sama mengurangi perundungan di sekolah," katanya saat sambutan ketika memimpin apel pagi di SMP Negeri 1 Blora, Rabu (12/11/2025).


Lebih lanjut, Bupati Arief ke depan berniat untuk mencanangkan program duta anti bullying.


"Ke depan, kita akan canangkan program Duta Anti Bullying sebagai bagian dari gerakan sekolah ramah anak di Kabupaten Blora,” tambahnya.


Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar sekolah menambah CCTV di titik-titik rawan dan menerapkan indikator sekolah ramah anak secara konsisten.

Baca juga: Viral Kasus Bullying di SMP Negeri 1 Blora, Bupati Arief Beri Pesan Menyentuh ke Siswa dan Guru


Empat Siswa Dipindah Sekolah 


Sebelumnya diberitakan, sejumlah siswa diminta untuk pindah dari SMP Negeri 1 Blora imbas terlibat dalam kasus bullying atau perundungan.


Mereka itu terdiri atas pelaku perundungan dan provokator.


Pihak kepolisian terus melakukan pengusutan terkait kasus perundungan itu. 


Usai dipanggil dan dilakukan pembinaan di Polsek Blora kemarin, sejumlah siswa yang terlibat kasus perundungan itu, pada Selasa (11/11/2025) juga dipanggil di Mapolres Blora.


Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, mengatakan pihak korban meminta agar pelaku dan provokator dipindah dari SMP Negeri 1 Blora.


"Tuntutan dari korban itu anak-anak yang pelaku utama dan provokator utama itu diminta untuk dipindah dari SMP 1," jelasnya, Selasa (11/11/2025).


Lebih lanjut, Rofiq, mengatakan dari para orang tua pelaku dengan kesadarannya bersedia anak-anak mereka pindah sekolah.


"Dan si orang tua pelaku itu dengan kesadaran sendiri bersedia mundur (anak pindah sekolah -red)," ujarnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved