Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Kursi Delegasi Nyaris Kosong saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB

Kursi delegasi nyaris kosong saat PM Israel BenjaminNetanyahu sampaikan pidato pada Sidang Umum PBB. Sejumlah delegasi lakukan aski walkout massal.

Penulis: Yayan | Editor: galih permadi
Akun X @Kemlu_RI
Indonesia bersama banyak negara melakukan walk out saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB ke 79 di New York, Amerika Serikat pada (27/9/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, NEW YORK – Delegasi dari berbagai negara berbondong-bondong meninggalkan ruangan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato pada Jumat (26/9). Iringan tepuk tangan menyertai aksi walkout massal ini.

Pemimpin sidang bahkan sampai meminta delegasi untuk tetap berada di ruangan. Namun, permintaan itu tak diacuhkan. Saat Netanyahu berpidato di atas podium, kursi di ruang sidang nyaris kosong. 

"Mohon tertib dan tetaplah berada di kursi Anda," kata ketua sidang melalui pengeras suara sambil mengetuk palu.  

Baca juga: Mikrofon Tiba-tiba Mati saat Pidato Prabowo di Sidang PBB Belum Selesai 

Baca juga: PBB Nyatakan Israel Jelas Niat Lakukan Genosida di Gaza, Mirip Tragedi Rwanda 1994

Meski diwarnai aksi walkout massal, Netanyahu tetap menyampaikan pidato. Ia berdiri di podium,  di hadapan kursi yang nyaris kosong, sebagaimana dilansir CBC Austin. Hanya perwakilan dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang tercatat tetap berada di ruangan.  

Pidato Netanyahu disiarkan melalui pengeras suara di Jalur Gaza dan dapat diakses melalui ponsel warga setempat. Dia juga menyampaikan pesan langsung kepada 48 sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023. 

"Para pahlawan pemberani kami, ini Perdana Menteri Netanyahu berbicara kepada Anda secara langsung dari PBB. Kami tidak melupakan Anda, bahkan sedetik pun. Rakyat Israel bersama Anda. Kami tidak akan gentar dan tidak akan berhenti sampai membawa Anda semua pulang," ucap Netanyahu. 

Aksi walkout massal itu terjadi di tengah pembahasan intensif PBB mengenai langkah mengakhiri perang di Gaza yang hampir memasuki tahun kedua. Lebih dari 150 negara, termasuk Perancis, telah mengakui Palestina sebagai negara dan mendorong solusi dua negara. 

Namun Netanyahu menegaskan hal itu tidak akan terjadi. "Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan," tegasnya. 

Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengaku sudah mengetahui rencana walkout sehari sebelumnya. Dia menyebut aksi itu sebagai aksi murahan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran.

Suasana kontras

Sehari sebelumnya, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas berpidato secara virtual di hadapan Majelis Umum PBB. Berbeda dengan Netanyahu, Pidato tersebut disambut tepuk tangan meriah dengan ruangan penuh. Abbas tidak bisa hadir langsung karena visanya ditolak pemerintah AS dengan alasan mendukung terorisme. 

Di sisi lain, Hamas menilai walkout delegasi PBB menjadi bukti isolasi Israel di kancah internasional, sebagaimana dilansir CNN. "Interupsi pidato Netanyahu adalah salah satu manifestasi isolasi Israel dan hasil dari perang genosida," kata Taher Al-Nunu, penasihat media dari biro politik Hamas, dalam pernyataan resminya. 

Dia juga mengkritik keputusan Israel menyiarkan pidato Netanyahu melalui pengeras suara di perbatasan Gaza. Menurutnya, hal itu mencerminkan sifat sadis Netanyahu. 

"Negara Palestina akan berdiri dengan kehendak rakyat Palestina, Arab, dan internasional, terlepas dari penolakan Netanyahu," ujarnya. 

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan kepada CNN bahwa penyiaran pidato Netanyahu merupakan bagian dari upaya diplomasi publik. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved