Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Grobogan

Ribuan Hektare Lahan di Toroh Grobogan Diserang Hama Tikus, Petani Rugi Rp 4 Miliar Lebih

Ribuan hektare lahan pertanian di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, diserang hama tikus pada musim tanam kedua tahun ini.

Penulis: faisal affan | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/FAIZAL AFFAN)
HAMA PERTANIAN -  Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Loh Jinawi Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Susilo saat menjelaskan terkait hama tikus di kecamatan Toroh. 

TRIBUNJATENG.COM - GROBOGAN – Ribuan hektare lahan pertanian di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, diserang hama tikus pada musim tanam kedua tahun ini. Serangan tersebut menyebabkan kerugian besar bagi petani, bahkan mencapai miliaran rupiah.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Loh Jinawi Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Susilo, mengatakan sekitar 20 persen dari total 577 hektare lahan di desanya terserang hama tikus. Artinya, ada sekitar 115 hektare yang terdampak.

“Kalau dihitung dari potensi panen, kerugian petani mencapai sekitar Rp4,32 miliar,” ujar Susilo, Jumat (10/10/2025).

Perhitungannya, kata dia, didasarkan pada rata-rata hasil panen per hektare. Untuk jagung, hasil per hektare mencapai 8.000 kilogram dengan harga Rp4.700 per kilogram, atau sekitar Rp37,6 juta per hektare.
Sementara padi rata-rata menghasilkan 6.500 kilogram per hektare dengan harga Rp6.500 per kilogram, atau sekitar Rp42,25 juta per hektare.

“Kerugian itu baru dari satu desa. Kalau dihitung satu kecamatan Toroh saja ada 16 desa, bisa dibayangkan berapa besar total kerugian petani di Grobogan,” lanjutnya.

Susilo menyebut, berbagai cara telah dilakukan petani untuk membasmi hama tikus, mulai dari gropyokan, memasang jebakan listrik, menggunakan racun tikus, hingga menembaknya secara manual. Namun upaya itu belum membuahkan hasil maksimal karena populasi tikus yang sangat banyak.

“Kami sudah kewalahan. Bahkan sudah menempatkan rumah untuk burung hantu sebagai predator alami tikus,” ucapnya.

Menurut Susilo, meningkatnya populasi tikus disebabkan oleh pola tanam yang berkelanjutan di wilayah Grobogan. Akibatnya, hama tersebut berpindah dari satu area ke area lain tanpa sempat dikendalikan.

“Sepanjang tahun, paling rawan saat musim tanam kedua. Itu saat tikus lebih banyak dari biasanya,” jelasnya.

Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan juga telah turun tangan membantu petani. Bantuan berupa obat pengendali hama dan rumah burung hantu telah disalurkan ke sejumlah wilayah terdampak.

“Sudah ada tindakan dari dinas. Mereka juga datang langsung memberikan motivasi dan bantuan ke lapangan,” pungkas Susilo.(afn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved