Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jalur KRL Semarang–Pekalongan–Demak Bakal Dibangun? Ini Penjelasan KAI

KRL tersebut akan menghubungkan wilayah Semarang, Pekalongan, hingga Demak

Penulis: Msi | Editor: muslimah
IST
Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya – Solo telah beroperasi berbayar sejak 10 Februari 2021 lalu seiring dengan pemberlakuan GAPEKA 2021 

TRIBUNJATENG.COM - Muncul kabar adanya rencana pembangunan kereta rel listrik (KRL) di Jawa Tengah.

KRL tersebut akan menghubungkan wilayah Semarang, Pekalongan, hingga Demak.

Kabar mengenai rencana ini berawal dari sebuah unggahan di media sosial X yang kemudian menjadi ramai.

Baca juga: Jalur Alastua-Tawang Sudah Bisa Dilewati Kereta Api Dengan Kecepatan Terbatas

Meninggal Kelaparan di Cilacap, Randi Tulis Surat Wasiat, Ternyata Dulu Pernah Viral

Pengguna akun X @G*** pada Kamis (30/10/2025) menulis, “Jawa Tengah bakal punya KRL, rencana hubungkan Semarang, Pekalongan, hingga Demak”.

Unggahan itu langsung menuai beragam tanggapan warganet.

Sebagian mendukung rencana tersebut, sementara yang lain menyoroti kesiapan infrastruktur di wilayah yang disebutkan.

“Eh udah studi buat atasi banjirnya gak si? Soalnya Semarang–Demak nih langganan banjir,” tulis pemilik akun @t************ di kolom komentar.

Lantas, bagaimana tanggapan PT KAI terkait isu rencana KRL di Jawa Tengah?

KAI lakukan kajian dan koordinas

Vice President Public Relations PT KAI, Anne Purba, mengatakan pihaknya memang tengah melakukan kajian dan koordinasi untuk pengembangan layanan perkeretaapian, baik antarkota maupun perkotaan.

“Pengembangan perkeretapian terus dilakukan, baik untuk jalur perkotaan maupun antar kota,” ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan, setiap langkah pengembangan, termasuk elektrifikasi jalur, dilakukan melalui kajian mendalam dan disesuaikan dengan kebijakan regulator.

“Reaktivasi dan elektrifikasi kami sebagai operator tetap memerlukan kajian dan koordinasi, terutama dengan regulator kami, yaitu DJKA Kementerian Perhubungan,” jelasnya.

Masuk dalam rencana Induk Perkeretaapian Nasional

Anne menambahkan, dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) hingga tahun 2030, terdapat agenda pengembangan jaringan kereta di Jawa Tengah, termasuk elektrifikasi jalur.

“Dalam rencana induk perkeretaapian yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan sampai 2030, memang ada kegiatan pengembangan, baik reaktivasi maupun elektrifikasi,” jelasnya.

Menurutnya, tahap awal pengembangan jaringan di beberapa kota bisa dilakukan menggunakan kereta nonlistrik terlebih dahulu, sebelum beralih sepenuhnya menjadi KRL seperti rute Solo–Yogyakarta.

“Informasi yang kami terima, pengembangan angkutan perkotaan bisa dimulai dengan kereta tanpa listrik. Ke depan, diharapkan bisa dilakukan elektrifikasi seperti di Solo–Jogja,” ujarnya.

Ia menegaskan, proses ini membutuhkan koordinasi lintas lembaga agar sejalan dengan arah kebijakan transportasi nasional.

“Inilah yang perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan DJKA Kementerian Perhubungan,” imbuhnya.

Dukung aglomerasi transportasi di utara Jawa

Rencana pengembangan KRL di Jawa Tengah sejalan dengan upaya KAI dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkuat jaringan logistik sekaligus mewujudkan aglomerasi transportasi penumpang di kawasan industri utara Jawa.

Dikutip dari Humas Pemprov Jateng, Selasa (21/10/2025), Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, sebelumnya juga menyebut bahwa jalur commuter lne ini direncanakan menghubungkan Semarang, Batang, Pekalongan, hingga Demak.

Tujuannya, untuk meningkatkan mobilitas pekerja serta efisiensi transportasi di kawasan industri pesisir utara.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun menyatakan dukungan penuh terhadap rencana tersebut sebagai bagian dari percepatan pembangunan transportasi terintegrasi di wilayahnya. (Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved