Kesenian
Ketika Dua Dalang dan Dua Langgam Bersatu Dalam Pergelaran Wayang Kulit 'Wisanggeni Kridha'
Bagaimana jika dua dalang dan dua langgam tampil bersama dalam sebuah pementasan wayang kulit?
Penulis: Val | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM - Bagaimana jika dua dalang dan dua langgam tampil bersama dalam sebuah pementasan wayang kulit?
Pertunjukan langka itu terjadi dalam pagelaran wayang kulit mengambil lakon 'Wisanggeni Kridha' di Alun-Alun Manunggal, Gombong, Kebumen pada Sabtu malam (1/11/2025).
Pertunjukan semalam suntuk itu mempetemukan dua dalang kondang dari dua daerah, Ki Amar Pradopo dari Surakarta dan Ki Eko Suwaryo dari Kebumen dalam satu kelir.
Momen langka itu menarik minat masyarakat untuk menonton meski area pertunjukan sempat terjadi hujan.
Baca juga: Harmoni Budaya Wonosobo, Kolaborasikan Pertunjukan Wayang, Bundengan, dan Tari Khas di TMII Jakarta
Baca juga: Daftar 22 Objek Wisata Dekat Exit Tol Ajibarang dan Wangon: Curug, Hutan Pinus, hingga Museum Wayang
Kolaborasi dua dalang dengan gaya yang berbeda menarik warga bebondong-bondong memenuhi alun-alun.
Pertunjukan wayang kulit itu digelar oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Tengah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-14 partai dengan lambang lingkaran biru dengan siluet kuning ini.
Ketua DPW Jawa tengah Lestari Moerdijat mengatakan pergelaran ini bukan sekadar hiburan tetapi menjadi simbol kesatuan dalam keberagaman.
"Bagaimana perbedaan langgam dan gaya dapat berpadu dalam harmoni untuk membangun arah perubahan, sebagaimana semangat Partai NasDem sejak berdiri," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada tribunjateng.com.
Lebih lanjut Rerie sapaan akarabnya mengatakan Nasdem memandang bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan tetapi tentang kebudayaan dan peradaban.
Pihaknya ingin menegaskan bahwa perubahan sejati lahir dari penghargaan terhadap akar budaya sendiri.
Terkait dengan dipilihnya Lakon 'Wisanggeni Kridha', kata Rerie, Wisanggeni melambangkan semangat muda, keteguhan nurani, dan keberanian melawan ketidakadilan.
"Nilai ini sejalan dengan visi Partai Nasdem untuk konsisten membawa arus perubahan menuju politik yang bersih, berdaulat, dan berkeadilan."
Pada kesempatan itu Rerie juga mengajak seluruh kader dan masyarakat untuk terus menjaga semangat perubahan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa.
Sementara itu Koordinator Pemenangan Pemilu Jawa Tengah yang juga anggota DPR NasDem dari Dapil 8 Sugeng Suparwoto menyatakan bahwa Wisanggeni adalah simbol api perubahan yang tidak padam.
"Itulah semangat Nasdem, dari pusat hingga daerah. Konsisten menyalakan cahaya perubahan untuk Indonesia yang lebih adil dan berkemajuan,” tukasnya.
Sugeng menegaskan, pihaknya akan terus memperkuat perannya sebagai partai gerakan perubahan yang berpijak pada nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan.
Pada bagian lain, Ki Amar dan Ki Eko mengapresiasi langkah Nasdem JawaTengah yang mengolaborasikan dua gagrak wayang yang berbeda.
"Kami berharap kolaborasi bukan malam ini saja tapi juga pada kesempatan-kesempatan mendatang," kata Amar, putra dari almarhum dalang kondang Ki Warsena Slenk. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251103_Wayang-Kulit.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.