Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

BREAKING NEWS: Nasib Pelaku Bullying di SMPN 1 Blora, Empat Siswa Akhirnya Dipindah Sekolah

Sejumlah siswa diminta untuk pindah dari SMP Negeri 1 Blora imbas terlibat dalam kasus bullying atau perundungan.

|
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng.com/M Iqbal Shukri
KASUS PERUNDUNGAN: Siswa yang terlibat kasus perundungan di SMP Negeri 1 Blora dikumpulkan di Polsek Blora, Senin (10/11/2025). (Tribun Jateng/M Iqbal Shukri) 
Ringkasan Berita:
  • Empat siswa terlibat kasus bullying di SMPN 1 Blora akhirnya pindah sekolah, dua orang pelaku utama dan dua provokator.
  • Sebelumnya, 33 siswa yang terlibat dikumpulkan di Polsek Blora untuk pembinaan dan dimintai keterangan, kemudian beberapa dipanggil ke Mapolsek Blora.
  • Pihak SMP Negeri 1 Blora akan membantu anak-anak yang dipindah untuk tetap mendapatkan akses pendidikan dengan berkoordinasi bersama dinas terkait, sementara korban masih belum masuk sekolah.

 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Sejumlah siswa diminta untuk pindah dari SMP Negeri 1 Blora imbas terlibat dalam kasus bullying atau perundungan.

Mereka itu terdiri atas pelaku perundungan dan provokator.

Pihak kepolisian terus melakukan pengusutan terkait kasus perundungan itu. 

Usai dipanggil dan dilakukan pembinaan di Polsek Blora kemarin, sejumlah siswa yang terlibat kasus perundungan itu hari ini Selasa (11/11/2025) juga dipanggil di Mapolres Blora.

Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, mengatakan pihak korban meminta agar pelaku dan provokator dipindah dari SMP Negeri 1 Blora.

"Tuntutan dari korban itu anak-anak yang pelaku utama dan provokator utama itu diminta untuk dipindah dari SMP 1," jelasnya, Selasa (11/11/2025).

Lebih lanjut, Rofiq, mengatakan dari para orang tua pelaku dengan kesadarannya bersedia anak-anak mereka pindah sekolah.

"Dan si orang tua pelaku itu dengan kesadaran sendiri bersedia mundur (pindah sekolah -red)," ujarnya.

Baca juga: Usai Viral Kasus Bullying Siswa, Ini yang Dilakukan SMPN 1 Blora

Sosok Mike Rajasa Hoppenbrouwers, Kiper Blasteran Indonesia-Belanda yang Debut di Timnas U17

Sosok Rasnal Eks Kepsek SMAN 1 Dipenjara dan Dipecat Tak Jadi ASN Lagi Gegara Uang Rp 20 Ribu

Duduk Perkara Rasnal, Mantan Kepsek SMAN 1 Yang Tak Dapat Gaji 1 Tahun Karena Bela Guru Honorer

Resmi Berubah, Daftar Harga Bahan Bakar Minyak BBM Terbaru Selasa 11 November 2025.

Rofiq menjelaskan total ada empat siswa yang diminta dipindah dari SMP Negeri 1 Blora

Di antaranya, dua siswa kelas VII dan dua siswa kelas IX.

Mereka terdiri atas pelaku perundungan, dan provokator.

Adapun dari pihak sekolah tetap akan membantu yang bersangkutan agar mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan.

"Sebenarnya saya enggak bisa komentar, hanya saja sekolah tetap membantu berkoordinasi dengan dinas pendidikan supaya anak-anak ini tetap punya hak untuk sekolah."

"Jadi tetap membantu mencarikan sekolah," terangnya.

Sementara itu, untuk kondisi korban sendiri yang merupakan siswa kelas VIII sampai hari ini masih belum masuk sekolah.

"Untuk korban sendiri ini tadi masih izin untuk tidak masuk," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial kasus bullying atau perundungan yang terjadi di salah satu sekolah di Kabupaten Blora

Dalam video yang berdurasi 25 detik, itu memperlihatkan seorang siswa dengan memakai seragam olahraga berwarna biru (korban) dipukul berkali-kali, dan ditendang, oleh seorang siswa memakai seragam pramuka (pelaku).

Baca juga: Kasus Bullying di SMPN 1 Blora Berawal dari Kesalahpahaman Lalu Dikompori, 33 Siswa Terlibat

Saat dipukuli, korban tampak berusaha melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.

Ironisnya, saat melihat aksi perundungan itu, sejumlah siswa berseragam pramuka lainnya yang ada di lokasi, hanya terlihat menonton aksi perundungan itu.

Lebih menyedihkan lagi, sebagian siswa malah terlihat memprovokasi, dan tidak ada yang berusaha melerai.

Dugaan kasus bullying itu terjadi di SMP Negeri 1 Blora.

Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, membenarkan kasus bullying itu terjadi di sekolah yang ia pimpin.

Kejadian kasus perundungan itu terjadi pada hari Jumat (7/11/2025). 

"Untuk peristiwanya itu terjadi pada hari Jumat tanggal 7 November di kamar mandi sekolah, saat istirahat," jelasnya, Senin (10/11/2025).

Lebih lanjut, Rofiq menjelaskan kronologi kasus perundungan itu terjadi atas kesalahpahaman antarsiswa.

"Menurut keterangan yang kami himpun, itu asalnya adalah kesalahpahaman, tetapi sebenarnya itu sudah selesai. Hanya saja ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi atau ngompori," jelasnya.

Rofiq menyampaikan, untuk korban merupakan siswa kelas 8, pelaku siswa kelas 7, dan provokator siswa kelas 9.

Adapun akibat dari perundungan itu, korban dikabarkan mengalami luka benjolan di bagian belakang telinga.

Bahkan, atas kejadian itu sempat dilakukan visum pada korban.

"Memang tidak ada luka lecet, tapi ada sedikit benjolan. Kemarin itu orang tuanya (korban) sempat nelpon ke wali kelas, wali kelas laporan ke saya."

"Korban sempat visum tapi sampai saat ini saya juga belum tahu hasilnya, karena mohon maaf ya, kami masih fokus koordinasi untuk menangani masalah ini di sisi pelaku," jelasnya.

Menindaklanjuti kasus perundungan itu, Rofiq langsung bergerak cepat mengumpulkan siswa yang terlibat dalam kasus perundungan tersebut.

"Hari Sabtu saya langsung mengambil langkah-langkah untuk mengumpulkan semua siswa yang terdampak. Kemudian saya mempertemukan kedua orang tua baik dari korban maupun dari pelaku."

"Kemudian saya koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dengan Dinas Sosial, dengan Kapolsek dan dengan Kapolres untuk penanganan lebih lanjut," terangnya.

Baca juga: Pelaku Bullying Pukul dan Tendang Korban di Kamar Mandi SMPN 1 Blora

Pihaknya meminta maaf atas kejadian perundungan yang terjadi di SMP Negeri 1 Blora.

"Saya mohon maaf sebagai pimpinan di SMP N 1 Blora, atas terjadinya peristiwa seperti itu. Saya sekali lagi mohon maaf," jelasnya.

Rofiq berjanji akan terus melakukan pendampingan pada korban, dan menjamin keamanan korban saat masuk sekolah kembali.

"Kemarin saya juga sudah membesarkan hatinya untuk tetap sekolah. Saya jamin keamanannya."

"Kami sudah koordinasi dengan dinas sosial dan dinas sosial sudah menyatakan siap untuk memberikan pendampingan," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved