Opini
Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani: Gerbang Baru Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
Upaya pemerintah provinsi Jateng mengembalikan Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, sebagai bandara internasional patut disambut dengan optimisme.
Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
Oleh: Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat
UPAYA Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembalikan Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, sebagai bandara internasional patut disambut dengan optimisme.
Status internasional bukan sekadar simbol, tetapi merupakan instrumen strategis yang mampu menggerakkan denyut ekonomi daerah dan memperkuat posisi Jawa Tengah dalam peta investasi nasional maupun global.
Keputusan pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini bukan hanya langkah teknis transportasi udara, melainkan juga kebijakan pembangunan yang berdampak luas bagi ekonomi, pariwisata, konektivitas, dan citra daerah.
Kembalinya Bandara Ahmad Yani ke status internasional memberikan sinyal kuat kepada para investor bahwa Jawa Tengah siap menjadi tujuan investasi yang kompetitif. Dengan adanya penerbangan langsung dari negara-negara mitra investasi utama seperti Singapura, Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan, akses menuju Semarang menjadi jauh lebih efisien. Investor dan pengusaha asing tidak lagi harus transit di Jakarta atau Surabaya untuk mencapai jantung ekonomi Jawa Tengah.
Efisiensi ini akan menekan biaya dan waktu perjalanan bisnis, sehingga memperkuat daya tarik Semarang dan sekitarnya sebagai kawasan investasi baru. Sektor industri, manufaktur, hingga jasa logistik akan memperoleh keuntungan besar dari keterhubungan langsung ini. Tak kalah penting, konektivitas udara internasional juga akan memperkuat posisi Kawasan Industri Kendal dan kawasan ekonomi lainnya di sekitar Semarang yang terus berkembang dalam lima tahun terakhir.
Dorongan Kuat bagi Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari status bandara internasional. Jalur penerbangan langsung membuka keran wisatawan mancanegara tanpa perlu singgah di kota lain. Wisatawan dari berbagai negara kini dapat tiba langsung di Semarang dan menjelajahi berbagai destinasi unggulan di Jawa Tengah, seperti Candi Borobudur, Karimunjawa, Museum Kereta Api Ambarawa, atau kawasan heritage Kota Lama Semarang yang semakin menarik minat pengunjung.
Dengan akses yang lebih mudah, peluang menggelar event internasional di Jawa Tengah juga meningkat. Konferensi, festival budaya, maupun kegiatan olahraga internasional bisa menjadi magnet baru yang memperkuat sektor pariwisata sekaligus meningkatkan pendapatan daerah. Dampak turunannya akan dirasakan oleh hotel, restoran, pelaku UMKM, dan transportasi lokal yang akan semakin menggeliat.
Dari sisi konektivitas, operasional bandara internasional memberikan kemudahan luar biasa bagi masyarakat Jawa Tengah. Perjalanan ke luar negeri menjadi lebih efisien dan hemat waktu. Salah satu dampak nyata adalah kemudahan bagi jamaah umrah yang selama ini harus berangkat melalui Jakarta atau Surabaya. Dengan adanya penerbangan langsung dari Semarang ke Arab Saudi, masyarakat tidak perlu lagi menempuh perjalanan darat panjang yang melelahkan.
Keberadaan bandara internasional juga memperkuat sistem transportasi terintegrasi di Jawa Tengah. Bandara Ahmad Yani kini terhubung langsung dengan jaringan Tol Trans Jawa, yang menjangkau berbagai kota seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Tegal, hingga Cirebon. Akses yang lancar ini akan memunculkan efek aglomerasi — wilayah-wilayah sekitar seperti Kendal, Demak, Salatiga, hingga Kudus dan Pati akan ikut merasakan manfaat dari peningkatan mobilitas dan arus barang maupun orang.
Selain itu, jaringan transportasi darat seperti Trans Jateng dan Trans Semarang turut berperan sebagai pengumpan (feeder) menuju bandara. Sistem transportasi publik yang terintegrasi ini menciptakan konektivitas yang efisien dan ramah lingkungan, sekaligus mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju penggunaan transportasi umum yang lebih berkelanjutan.
Dampak ekonomi dari bandara internasional akan terlihat dari meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah. Perputaran uang akan lebih besar karena meningkatnya aktivitas bisnis, perdagangan, pariwisata, perhotelan, kuliner, dan UMKM. Sektor-sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah yang selama ini tumbuh stabil namun belum optimal karena keterbatasan akses transportasi udara internasional.
Peningkatan konektivitas juga akan memperkuat jaringan logistik antarwilayah. Barang-barang ekspor dari Jawa Tengah, terutama hasil industri dan pertanian, dapat dikirim langsung melalui jalur udara ke negara tujuan tanpa harus melalui pelabuhan atau bandara di provinsi lain. Ini tentu akan memangkas biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.
Meningkatkan Citra Semarang dan Jawa Tengah di Mata Dunia
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251112_Djoko-Setijowarno.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.