Jawa Tengah
Warga Sekitar Waduk Cengklik Boyolali Olah Eceng Gondok Jadi Biogas, Bisa untuk Masak
Energi terbarukan kini bisa dengan mudah dikembangkan oleh masyarakat.
Penulis: Val | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM - Energi terbarukan kini bisa dengan mudah dikembangkan oleh masyarakat. Bahkan sumber energi itu berasal dari sesuatu yang sebelumnya dinilai tidak berharga, yaitu kotoran sapi dan kambing hingga tanaman liar seperti eceng gondok.
Inovasi ini datang dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Kelompok masyarakat Ngudi Tirto Lestari berhasil mengembangkan eceng gondok menjadi biogas.
Anggota Pokmas Ngudi Tirto Lestari Dalmanto menjelaskan bahwa gulma eceng gondok di Waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali, merusak alat tangkap ikan dan keramba.
Baca juga: Dosen UNIMMA Hadirkan Inovasi Energi Biogas Berdaya Saing Tinggi: Raih Penghargaan AKRP 2025
Baca juga: Bantu Warga Kurang Mampu, Aiptu Yoga Olah Kotoran Sapi Jadi Biogas Gratis
Gulma tanaman ini juga membuat ikan mati sehingga merugikan para nelayan. Untuk itu, Pokmas Ngudi Tirto Lestari memanfaatkan gulma eceng gondok sebagai biogas.
“Prosesnya kita ambil batang dan daun. Akar kita pisahkan. Setelah itu kita masukkan di portable IPAL. Kita fermentasi selama 21 hari dan terjadi gas,” jelas Dalmanto.
Dalam prosesnya, das dari Digester dialirkan ke ban bekas untuk menyimpan biogas. Biogas eceng gondok pun sudah bisa digunakan untuk memasak dengan disambungkan ke kompor.
“Setelah kita mendapatkan ilmu dari Pertamina Patra Niaga bagaimana eceng gondok ini bermanfaat, kita mendapatkan ilmu, kita olah menjadi listrik dan pupuk,” tutur dia.
Aviation Fuel Terminal (AFT) Manager Adi Sumarmo, Hendra Permana Hermanto membenarkan bahwa gulma eceng gondok menyulitkan masyarakat sekitar. Melihat hal itu, pihaknya mengajak masyarakat sekitar untuk mencari solusi.
“Salah satunya pemanfaatan eceng gondok utk dijadikan biogas kemudian dijadikan pupuk dan cair,” terang Hendra.
Dia memaparkan gulma dari eceng gondok di Waduk Cengklik itu menyebabkan eutrofikasi dan sedimentasi ketika dibiarkan. Bahkan mengganggu ekosistem di bawahnya.
“Makanya kita manfaatkan dan setahun kita mengumpulkan 3.500 kg dari eceng gondok dan kita olah menjadi biogas,” terang Hendra.
Kelompok masyarakat itu merupakan binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah.
Perusahaan negara itu juga mendampingi kelompok lainnya yakni Kelompok Pandawa Patra.
Pendamping Kelompok Pandawa Patra, Haryono, mengungkapkan bahwa limbah tak termanfaatkan menjadi permasalahan masyarakat saat itu.
| Jaksa Tolak Eksepsi 2 Dosen UGM Kasus Pengadaan Biji Kakao Rugikan Negara Rp6,72 M |
|
|---|
| Ahmad Luthfi: Bantuan Perbaikan Rumah di Jateng Tembus 150.000 Rumah |
|
|---|
| Kunjungan Wisman ke Jateng Naik Tajam Pasca Dibukanya Penerbangan Internasional Bandara Ahmad Yani |
|
|---|
| Kemenko PM Beri Pelatihan Ratusan Pelaku UMKM di Jateng |
|
|---|
| Gubernur Ahmad Luthfi Tunggu Gerak Nyata GP Ansor Jateng dalam Sinergi Pembangunan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251112_BIOGAS-Kelompok-masyarakat-Ngudi-Tirto.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.