Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Aksesibilitas dan Kolaborasi: Dua Pilar Strategis Pendidikan Jawa Tengah

Pilar pertama adalah program beasiswa untuk Anak Tidak Sekolah (ATS). Data menyebutkan upaya untuk mengembalikan lebih dari 1.100 ATS

Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
IST
Dr. Indaru Setyo Nurprojo, S.IP., M.A 

Jangan sampai program yang mulia ini salah sasaran. Seleksi yang ketat dan transparan jadi kuncinya. Selain itu, pelibatan sekolah swasta sebagai mitra penyaluran beasiswa adalah ide yang bisa dieksekusi untuk memperluas daya tampung.

Tantangan di Balik Angka: Kualitas dan Infrastruktur

Pada akhirnya, keberhasilan pendidikan tidak diukur dari berapa banyak anak yang masuk sekolah, tetapi berapa banyak yang lulus dengan kompeten. Di sinilah kita beralih dari isu kuantitas ke kualitas.

Kepemimpinan Pemprov Jateng ke depan harus berani masuk lebih dalam. Bagaimana memastikan kurikulum di SMA/SMK benar-benar link and match dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI)? Bagaimana mengawal proses belajar-mengajar agar lulusan tidak hanya "punya ijazah" tetapi "punya kompetensi"?

Lebih jauh lagi, kita tidak bisa menutup mata pada ketimpangan infrastruktur dan rasio guru. Fasilitas pendidikan di Semarang tentu tidak bisa dibandingkan dengan wilayah pinggiran atau pegunungan.

Ketersediaan internet, laboratorium, hingga distribusi guru yang merata, semua ini adalah pekerjaan rumah besar yang menentukan kualitas output pendidikan.

Program beasiswa akan percuma jika infrastruktur dan kualitas pengajarannya tertinggal. Ini harus menjadi fokus di tahun-tahun mendatang.

Kesimpulan

Kebijakan pendidikan yang digulirkan Pemprov Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi-Taj Yasin, bisa dikatakan ada di jalur yang mengutamakan kepentingan masyarakat. Fokus pada aksesibilitas (ATS dan siswa miskin), serta strategi pendanaan kolaboratif (CSR) adalah dua langkah cerdas yang patut diapresiasi.

Kritik yang ada, soal skala, pemerataan, dan kualitas, harus dilihat sebagai agenda bersama untuk perbaikan. Jika pemerintah mampu menjaga momentum ini, terus meningkatkan anggaran, memperluas jangkauan, dan mulai fokus pada penjaminan mutu serta infrastruktur, maka optimisme terhadap masa depan pendidikan di Jawa Tengah sangatlah beralasan.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved