Berita Pati
Dulu Sulit Berobat, Rukmini Kini Bisa Periksa Dokter Spesialis Gratis di Balai Desa
Berikut cerita warga yang menerima layanan kesehatan gratis melalui program Speling yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: M Zainal Arifin
Dia merasa sangat terbantu dengan adanya program yang digagas oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin ini.
Baca juga: Sudah Jangkau 706 Desa, Program Speling Ahmad Luthfi Bisa Diterapkan Secara Nasional
Selain bisa memeriksakan kesehatan dan mendapat obat secara gratis, lokasinya juga tak jauh dari rumah, yakni di balai desa. Sehingga dia tak perlu kebingungan mencari orang untuk mengantarkannya.
“Gratis. Diperiksa dokter spesialis. Dapat obat juga. Obatnya untuk lambung, nyeri, pokoknya lengkap sesuai kebutuhan saya,” ucap Rukmini.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, dr Joko Leksono Widodo, menjelaskan bahwa Speling Melesat merupakan program dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng yang bertujuan mendekatkan pelayanan dokter spesialis kepada masyarakat. Khususnya bagi mereka yang tinggal di desa-desa pelosok dan jauh dari rumah sakit.
“Seperti kita tahu, selama ini masyarakat Pati banyak yang belum bisa berkontak dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis. Alasannya bisa karena keterbatasan akses, biaya, kesempatan, dan lain-lain,” jelas dia.
Terpisah, saat ditemui TribunJateng.com di ruang kerjanya pada Rabu (12/11/2025), Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes Kabupaten Pati, Anggia Widiari, mengatakan bahwa di Pati, Speling Melesat menyasar 57 desa.
“Lewat program ini, kami datangkan dokter spesialis ke 57 desa. Pemerintah provinsi yang menentukan desa-desanya. Sejak 27 Mei 2025, sejauh ini kami sudah melaksanakan di 23 desa, dengan 2.700-an pasien. Dan di Pati jadwalnya berlanjut sepekan sekali sampai Agustus 2026,” tutur dia.
Menurut Anggia, program Speling Melesat sangat disambut baik oleh masyarakat. Sebab, lewat program ini, mereka bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis tanpa mengikuti skema rujukan berjenjang.
“Kita tahu bahwa bertemu dengan dokter spesialis tidak mudah. Kalau dengan layanan BPJS, harus ke FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dulu, setelah itu mendapat rujukan baru ke FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut) dan mendapatkan subspesialis."
"Kalau mandiri pun harus bayar dan antre di rumah sakit. Ini dokter spesialisnya datang ke lokasi dan gratis, dapat obat gratis juga,” kata dia.
Keunggulan itulah, menurut Anggia, yang membuat masyarakat desa sangat antusias. Di setiap titik penyelenggaraan Speling Melesat, jumlah pesertanya antara 100-200 orang. Bahkan, desa-desa di luar 57 desa yang menjadi lokus juga mendambakan program ini.
Yang menarik, Speling Melesat dijalankan dengan semangat gotong-royong. Tidak ada anggaran khusus untuk menyelenggarakan program ini. Pihak-pihak yang terlibat urun peran sesuai kapasitas masing-masing.
Anggia mencontohkan, pemerintah desa menyediakan fasilitas tempat dan mendata pesertanya, kemudian Puskesmas melaksanakan CKG serta menyediakan fasilitas ranjang, adapun pihak rumah sakit mengutus dokter-dokter spesialis yang melayani pasien.
Sementara, Dinkes mengkoordinasikan pihak-pihak yang terlibat agar program berjalan baik. Kebutuhan konsumsi untuk petugas yang terlibat juga dipenuhi secara “keroyokan”.
“Rumah sakit yang terlibat di Pati ada 11. Dua RSUD, dan sembilan rumah sakit swasta. Kemudian ada 29 Puskesmas. Semuanya dipetakan sesuai lokasi sasaran."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251113_Pemeriksaan-kesehatan-gratis-program-Speling-di-Pati.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.