Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Longsor di Majenang Cilacap

Detik-Detik Rumah Rata Tanah Akibat Longsor di Majenang Cilacap, Kisah Yayung Selamatkan Dua Anaknya

Kisah satu korban selamat longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, saat menyelamatkan keluarganya.

|
Tribunjateng.com/Rayka Diah Setianingrum
RUMAH AMBRUK: Puing rumah berserakan di halaman dan pagar yang rusak menjadi saksi detik-detik rumah warga ambruk dalam hitungan detik akibat longsor. (Tribun Jateng/Rayka Diah Setianingrum) 

TRUBUNJATENG.COM, CILACAP - Reruntuhan rumah yang rata dengan tanah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, menyisakan suasana mencekam ketika puing-puing genting, kayu, dan atap baja berserakan di halaman yang kini berubah menjadi tumpukan material.

“Rumah saya ambruk dalam hitungan detik sampai tidak bisa mengenali bentuknya lagi,” kata Yayung, korban tanah longsor asal Dusun Tarukahan, Jumat (14/11/2025).

Dari balik pagar yang sudah miring, terlihat atap rumah yang dahulu kokoh kini tertimbun di antara tanah dan batu besar yang turun dari bukit.

“Semua yang kelihatan sekarang ini dulunya ruang tamu saya,” ucap Yayung lirih.

Yayung mengisahkan bahwa ia baru saja tiba di halaman rumah ketika tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah bukit yang awalnya ia kira suara kereta lewat.

“Saya kira itu suara pesawat, tapi mendadak berganti suara buk, buk, buk yang keras banget,” katanya.

Dalam kepanikan yang hanya berlangsung beberapa detik, Yayung berteriak memanggil kedua anaknya yang masih berada di dalam rumah sambil berusaha menerobos derasnya debu dan serpihan material.

“Saya cuma teriak cepat keluar, keluar, keluar, karena detik itu juga material mulai turun,” ujar Yayung.

Baca juga: Proses Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap: 3 Tewas, 20 Orang Masih Hilang

Anak pertamanya berusia 28 tahun dan adiknya yang berusia 11 tahun berlari keluar rumah namun sempat tertimpa puing sebelum berhasil menyelamatkan diri.

“Mereka kena puing-puing tapi belum ketimbun penuh, sekarang dua-duanya dirawat karena tulangnya retak,” katanya.

Ia mengaku tidak mendengar teriakan tetangga karena suara longsoran jauh lebih keras dan datang tanpa tanda-tanda peringatan.

“Enggak ada teriakan, tiba-tiba langsung gelap dan rumah kami runtuh,” ungkap Yayung.

Menurutnya, kawasan rumahnya selama ini dianggap cukup aman karena jauh dari titik retakan tanah yang berada di dusun bagian atas atau Dusun Cibuyut.

“Daerah sini tidak pernah diprediksi rawan, makanya kami enggak dapat himbauan ngungsi,” kata Yayung.

Hujan yang turun sejak sore pun hanya berupa gerimis sehingga warga tidak menduga bahwa longsoran besar akan datang secepat itu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved