Berita Viral
Orangtua Agus, Santri Ponpes Al Khoziny yang Meninggal Kembalikan Santunan: Untuk Pembangunan Musala
Orangtua Agus, Santri Ponpes Al Khoziny yang Meninggal Kembalikan Santunan: Untuk Pembangunan Musala
Orangtua Agus, Santri Ponpes Al Khoziny yang Meninggal Kembalikan Santunan: Untuk Pembangunan Musala
TRIBUNJATENG.COM - Sikap mengharukan ditunjukkan oleh orangtua Moch Agus Ubaidillah, salah satu santri yang menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.
Meski telah menerima santunan duka dari pihak pesantren, keluarga Agus memilih mengembalikan uang santunan tersebut sebagai bentuk keikhlasan dan dukungan bagi pembangunan musala pesantren.
Baca juga: Kronologi Jeon Hye Bin Kecopetan di Bali, Uang Rp132 Juta dan Dokumen Penting Raib di Ubud
Baca juga: Hasil Rontgen Haical 3 Hari Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Percakapan Saat Evakuasi Viral
Penyerahan santunan dilakukan langsung oleh Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Kiai Mamad), pada Sabtu (4/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Kiai Mamad menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya para santri, termasuk Moch Agus Ubaidillah yang dikenal tekun dan sopan.
"Kami turut berbela sungkawa yang mendalam dan kami atas nama pesantren juga memohon maaf."
"Semoga almarhum Moch Agus Ubaidillah wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat salat dan dalam posisi sedang tholabul ilmi," ujar Kiai Mamad di Sidoarjo.
Namun, keluarga Agus yang diwakili oleh ayahnya, Ustaz Achmad Faiq, memutuskan untuk mengembalikan santunan tersebut.
Ia menyebut langkah itu sebagai bentuk kerelaan dan cinta terhadap lembaga tempat anaknya menimba ilmu.
"Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan musala pesantren dan lainnya," tutur Ustaz Faiq dengan suara tenang.
Ustaz Faiq menambahkan, almarhum Agus telah lebih dari dua tahun menuntut ilmu di Ponpes Al Khoziny.
Bahkan dua putranya yang lain masih aktif mondok di pesantren tersebut.
Sebelumnya, keluarga Muhammad Sholeh bin Abdurrahman, santri asal Belitung yang juga menjadi korban, juga melakukan hal serupa dengan mengembalikan santunan serta biaya pemulangan jenazah kepada pesantren.
Menurut anggota Satgas Musibah Pesantren Al-Khoziny dari PWNU Jawa Timur, DR HM Qoderi, tindakan itu mencerminkan ketulusan para wali santri dan solidaritas yang tinggi antar keluarga korban.
"Dari peristiwa tersebut tampak bagaimana keikhlasan keluarga korban menyatu dengan kepedulian pesantren."
"Santunan yang dikembalikan menjadi simbol ketulusan, keikhlasan, dan dukungan moral untuk pembangunan serta keberlangsungan kegiatan pendidikan di Pesantren Al-Khoziny," ujar Qoderi.
Sementara itu, hingga Sabtu (4/10/2025) malam, Basarnas mencatat total 26 santri meninggal dunia dari 130 korban yang ditemukan di lokasi reruntuhan bangunan.
Dari jumlah itu, 104 santri dinyatakan selamat.
Operasi pencarian masih terus berlanjut dengan melibatkan ratusan personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan lokal.
Haical Santri yang Selamat Diamputasi
Kisah lain datang dari Haical, santri yang selamat tapi harus diamputasi karena kesehatannya menurun drastis.
Syahlendra Haical (13) korban selamat dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny harus diamputasi karena kesehatannya menurun drastis.
Haical mengalami infeksi yang sudah menjalar ke hati dan ginjal.
Sebelumnya, Haical berhasil dievakuasi setelah 3 hari tertimpa bangunan ambruk.
Ia langsung mendapat perawatan di RSUD R.T Notopuro Sidoarjo.
Saat dilakukan rontgen, hasilnya cukup mengejutkan karena dokter menyatakan tubuh Haical dalam keadaan normal seluruhnya.
Namun ternyata, terjadi gangguan pada fungsi ginjal dan hati Haical.
Sehingga harus dilakukan amputasi pada Jumat (3/10/2025) hingga Sabtu (4/10/2025) dini hari.
"Sudah (diamputasi) pukul 00.30 WIB baru selesai, kaki kiri di atasnya lutut. Habis isya (persiapan) terus kita lakukan tindakan amputasi itu," kata Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr. Atok Irawan, ketika dikonfirmasi, Sabtu (4/10/2025), dikutip dari Kompas.com.
Keputusan berat ini harus diambil untuk menyelamatkan nyawa santri tersebut.
"Keluarga kita jelaskan, ini kalau enggak segera dilakukan amputasi mengancam jiwa, kemudian juga kita berkejaran dengan infeksi yang semakin meluas. Ya akhirnya (keluarga) berkenan," ucapnya.
Sebelum menjalani amputasi, kondisi Haical memburuk, bahkan Leukosit atau sel darah putihnya mencapai 20.000.
Dimana kondisi normalnya adalah 10.000.
Setelah menjalani amputasi, sel darah putih Haical kembali turun.
"Diamputasi supaya enggak terjadi infeksi sistemik, karena ada mulai ada gangguan faal ginjal dan faal hati. Leukositnya sangat tinggi 20.000, normalnya kan 10.000," jelas Atok.
Nama Haical menjadi sorotan setelah video dirinya saat tertimbun diajak komunikasi oleh petugas.
"Haical, kamu yang sakit apa nak? Semuanya sakit? Oke semangat ya, sabar, sabar ya nak ya. Aku dari Rescue Surabaya, sabar ya ini usaha," kata salah satu petugas, di video yang beredar.
Hingga Minggu (5/20/2025), sudah ada 37 korban tewas yang ditemukan oleh petugas.
Korban tewas bertambah setelah petugas menemukan 11 jenazah pada Minggu dini hari. (*)
haical korban ponpes al khoziny
Ponpes Al Khoziny
santunan korban ponpes al khoziny
santunan dikembalikan
tribunjateng.com
Jadwal Pemakaman Yurike Sanger, Istri ke-7 Soekarno, Jenazah Tiba di Jakarta Hari Ini |
![]() |
---|
Viral Emak-emak Naik Motor Ngeyel Saat Dihentikan Polisi di Magelang, Lawan Arus dan Tak Pakai Helm |
![]() |
---|
Viral Nenek 95 Tahun Dirantai Anaknya di Pohon, Polisi: Bukan untuk Menyiksa |
![]() |
---|
Kronologi Suami di Konawe Serahkan Istri ke Pria Selingkuhan Secara Adat: Bahagiakan Dia |
![]() |
---|
Sosok Hokky Caraka Pemain Timnas Terseret Skandal Chat Mesum Pada Pegawai Hotel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.