Tribunjateng Hari ini
Respons Isu Jual Beli Lapak Ilegal, Dinas Perdagangan Akan Data Ulang Pedagang Oktober Mendatang
Di tengah sepinya pengunjung dan transaksi pedagang di Pasar Johar, isu jual beli lapak ilegal ternyata justru menyeruak.
"Sekarang banyak kios masih kosong karena pasar sepi,”
Ia menilai pendataan pedagang harus segera diperbarui agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari.
Menurut Surahman, pembahasan mengenai strategi meramaikan kembali Johar akan segera dilakukan melalui tim khusus, sekaligus untuk mematangkan langkah pendataan pedagang yang sah menempati kios.
Sementara itu, Plt Kepala Disdag Kota Semarang, Aniceto Magno Da Silva, menerangkan, setiap ada pergantian kepala Dinas dari penelusurannya selalu muncul isu jual beli lapak.
"Selalu ada tuduhan anak buah saya terlibat. Padahal sampai sekarang tidak ada bukti atau laporan," ujarnya.
Amoy, sapaan akrab Aniceto, mengaku sudah memanggil salah satu Kepala Seksi (Kasi) yang dituduh.
Hasil klarifikasi, Kasi tersebut membantah terlibat.
Namun, agar isu serupa tidak berulang, Amoy merekomendasikan mutasi karena dianggap terlalu lama menjabat.
Hingga kini tidak ada laporan resmi dari pedagang yang merasa dirugikan.
"Saya sudah melaporkan ke Ibu Wali Kota. Kasi yang bersangkutan juga siap dimutasi karena merasa selalu dituduh dalam dugaan jual beli lapak," tambahnya.
Penerimaan PAD
Amoy menegaskan, saat ini pihaknya lebih fokus menghidupkan kembali Pasar Johar.
Berbagai inovasi digagas bersama PPJP, salah satunya memindahkan PKL kopi di Pekojan untuk meramaikan halaman Johar pada malam hari.
"Kalau sepi, PAD tidak bisa masuk. Jadi berbagai upaya terus dilakukan," tuturnya.
Terkait pendataan pedagang, pihaknya mengakui hingga saat ini Pemkot belum memiliki data riil jumlah pedagang di seluruh pasar tradisional maupun PKL.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.