UKSW SALATIGA
Dari Adu Gagasan Rebut Gelar Juara: Mahasiswa UKSW Berjaya di Panggung Debat Nasional
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus menjulang tinggi dengan berbagai raupan prestasi membanggakan. Kali ini datang dari Chindyana
Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus menjulang tinggi dengan berbagai raupan prestasi membanggakan. Kali ini datang dari Chindyana dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dan Hans Wilbert dari Fakultas Teologi yang sukses di panggung debater muda berskala nasional “National Sociology Essay and Debate Competition (NSEDC) Vol. 2 Tahun 2025”, belum lama ini.
Dalam ajang debat yang diselenggarakan di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat tersebut, mereka sukses merebut juara 3 pada kategori Lomba Debat. Di samping itu, Chindyana juga berhasil menyandang gelar Best Speaker ke-7.
Kompetisi debat bertajuk “Incredible Youth, Incredible Ideas: Eran Gagasan Mahasiswa dalam Mendorong Kemajuan” ini menggunakan sistem British Parliamentary (BP) yang terdiri atas empat tim di setiap ronde yakni Opening Government (OG), Opening Opposition (OO), Closing Government (CG), dan Closing Opposition (CO).
Selama lomba, tim UKSW menunjukkan kemampuan berpikir kritis, argumentasi tajam, dan kerja sama mereka. Setiap ronde menjadi arena adu gagasan, bahkan di tengah suasana kompetisi, mereka tampil dengan percaya diri menegaskan posisi mereka dengan data dan logika yang kuat.
Memperluas Wawasan
Saat diwawancarai secara daring beberapa waktu lalu, Hans Wilbert mengungkapkan keikutsertaannya dalam kompetisi NSEDC tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis dan berbicara di depan publik, tetapi juga memperluas wawasan tentang isu sosial, pendidikan, dan nilai-nilai kemanusiaan. “Senang sekali bisa meraih juara. Pencapaian ini bukanlah atas usaha saya seorang, melainkan doa dan upaya dari banyak orang,” ujarnya.
Mahasiswa asal Samarinda ini menjelaskan gagasan utama timnya dalam kompetisi ini adalah menekankan kemajuan bangsa berawal dari keberanian mahasiswa untuk berpikir kritis dan menyuarakan perubahan secara intelektual. Mahasiswa harus menjadi agen perubahan yang menyalurkan ide-ide progresif secara beretika dan solutif.
Saat disinggung mengenai lomba, Hans Wilbert menceritakan di babak final timnya berargumen sebagai OG. Pada sesi ini tim UKSW membahas hukum modern seharusnya berlandaskan prinsip universal seperti keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia, bukan semata nilai moral tradisional yang bisa mengekang kebebasan individu dan menghambat kemajuan sosial.
“Argumen kami mengkonsiderasi perbedaan-perbedaan yang ada pada masyarakat, sehingga penerapan moral tradisional akan memiliki probabilitas bagi konflik nilai dan konflik lintas perbedaan,” ujarnya.
Sementara itu, Chindyana menceritakan persiapan yang mereka lakukan untuk mengikuti lomba ini memakan waktu selama kurang lebih tiga minggu. “Tim berlatih debat secara rutin, melakukan riset isu sosial terkini, dan analisis mosi bersama. Selain itu, latihan secara pribadi turut dilakukan, seperti drilling mosi dan menyaksikan video debat,” katanya.
Mahasiswa asal Kalimantan Barat ini menerangkan kompetisi ini membuktikan bahwa kolaborasi, ketekunan, dan mental pantang menyerah dapat membawa hasil terbaik. “Motivasi saya adalah untuk terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain agar berani berkompetisi di tingkat nasional,” terangnya.
Raupan Prestasi
Menorehkan prestasi membanggakan di lomba tingkat nasional rupanya bukanlah hal yang asing bagi kedua mahasiswa ini. Adapun raupan prestasi yang pernah diraih oleh Hans Wilbert di antaranya Juara 1 Lomba Debat Tingkat Nasional pada Festival Kebangsaan 2025, Juara 3 FAKIP V Lomba Debat Tingkat Nasional di Universitas Syiah Kuala pada tahun 2024, Juara 2 Cakranetha 2024, dan Juara 4 Sociotopia 1.0 di Universitas Negeri Padang pada tahun 2025.
Tak kalah, Chindyana juga mencatat prestasi membanggakan seperti Juara 2 di Lomba Debat Sociotopia 1.0 di Universitas Negeri Padang pada tahun 2025, Juara harapan 1 Lomba Debat Hipotex-R di IPB University, serta pada Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia 2024 tingkat regional mendapatkan peringkat 4 di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah dan lolos ke tingkat nasional yang diselenggarakan di Universitas Ciputra.
Kemenangan ini menjadi wujud nyata UKSW terhadap program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan. Selain itu, capaian ini juga menunjukan komitmen UKSW untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.Salam Satu Hati UKSW!(***)
| Bersinar di Liga Mahasiswa 2025, Tim Futsal UKSW Rebut Gelar Juara |
|
|---|
| Rektor UKSW Soroti Tantangan dan Ajak Kolaborasi Antar Kampus Swasta dalam FGD Kemdiktisaintek |
|
|---|
| Sambut Dies Natalis ke-69 UKSW, Merajut Kebersamaan dalam Keseruan Fun Game 2025 |
|
|---|
| UKSW Lahirkan Dua Profesor Baru: Sinergi Ilmu, Iman, dan Kemanusiaan |
|
|---|
| Mendagri Tito & Menteri PKP Ara Sirait di UKSW: Optimis Wujudkan 3 Juta Rumah Rakyat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251112_UKSW966.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.