Alasan Tetap Miskin Meski Sudah Berhemat Menurut Ahli Keuangan
Gaya hidup konsumtif dapat menggerogoti kondisi finansial meskipun seseorang merasa sudah hidup sederhana.
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Ini Alasan Tetap Miskin Meski Sudah Berhemat Menurut Ahli Keuangan
TRIBUNJATENG.COM – Banyak orang merasa telah menjalani hidup hemat, namun kondisi keuangan tetap tak membaik. Meski sudah mengurangi jajan, menekan pengeluaran, dan menabung, tetap saja gaji terasa habis tanpa sisa. Salah satu penyebab utamanya adalah gaya hidup konsumtif yang tidak disadari.
Gaya hidup konsumtif dapat menggerogoti kondisi finansial meskipun seseorang merasa sudah hidup sederhana.
“Banyak orang mengira mereka hemat karena tidak belanja besar, padahal tetap boros lewat kebiasaan kecil yang berulang. Ini sering disebut konsumtif terselubung,” ujar Yulia Rahmawati, perencana keuangan independen, Rabu (3/7/2025).
Beberapa contoh kebiasaan konsumtif yang sering tidak disadari antara lain langganan streaming berlebihan, sering checkout barang diskon yang tidak dibutuhkan, atau membeli sesuatu hanya untuk tampil 'layak' di media sosial.
Hemat di Satu Sisi, Boros di Sisi Lain
Yulia menambahkan, banyak orang berhemat di satu sisi, seperti tidak nongkrong atau tidak liburan, tetapi tetap melakukan pengeluaran tidak penting di sisi lain, seperti membeli barang fashion secara impulsif atau tergiur promo instan.
“Ini membuat orang merasa sudah berhemat, padahal pola hidupnya masih konsumtif. Tanpa perencanaan yang matang, uang tetap habis meskipun merasa irit,” ujarnya.
Gaya Hidup Pamer Bikin Rugi Sendiri
Fenomena "flexing" atau pamer gaya hidup mewah juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi keuangan.
Banyak orang rela mencicil barang mahal demi terlihat sukses, padahal tidak sesuai kemampuan finansialnya.
“Gaji habis untuk memenuhi gaya hidup, bukan kebutuhan. Akhirnya tidak punya dana darurat, tidak punya tabungan, dan terus merasa miskin,” tambahnya.
Solusi: Sadari Pola, Ubah Mindset
Ahli keuangan menyarankan agar masyarakat lebih sadar terhadap pola konsumsi. Perlu dibuat anggaran, dibedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta menunda pembelian yang tidak mendesak.
“Berhemat penting, tapi tidak cukup kalau gaya hidup masih konsumtif. Kuncinya adalah hidup sesuai kemampuan dan punya perencanaan keuangan yang jelas,” kata Yulia.
Waspadai gaya hidup yang diam-diam menguras keuangan. Hemat bukan soal seberapa sedikit kamu belanja, tapi seberapa sadar kamu mengelola uang.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.