Mahasiswa Unnes Semarang Tewas
Alissa Wahid Temui Ibunda Iko Juliant di Semarang: Ada Indikasi Bukan Karena Kecelakaan
Koordinator Jaringan Nasional GUSDURian Alissa Wahid mengunjungi rumah keluarga Iko Juliant Junior (19) di Kota Semarang, Rabu (10/9/2025) siang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Koordinator Jaringan Nasional GUSDURian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau akrab disapa Alissa Wahid mengunjungi rumah keluarga Iko Juliant Junior (19) di kawasan Perumahan Tambak Aji, Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (10/9/2025) siang.
Alissa dalam kunjungan itu ditemani sejumlah pihak di antaranya Beka Ulung Hapsara mantan Komisioner Komnas HAM yang kini menjadi Ketua Satgas Advokasi Prahara Agustus Jaringan GUSDURian yakni satgas yang dibentuk untuk menyelidiki kasus kematian para korban demonstrasi pada Agustus 2025 lalu.
Berikutnya pihak lainnya yang menemani Alissa yakni Tim Kuasa Hukum Keluarga korban dari Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Semarang.
Baca juga: Yakin Kematian Iko Juliant Murni Kecelakaan, Polda Jateng Enggan Telusuri Lebih Jauh Dugaan Lain
Kedatangan Alissa disambut oleh Inggit ibunda dari Iko Juliant Junior yang mengenakan baju batik bercorak cokelat.
Mereka membicarakan terkait duduk perkara kasus kematian Iko di ruang tengah rumah orangtua Iko dengan duduk lesehan.
Obrolan mereka bak disaksikan oleh foto Iko berjaket merah yang ditaruh di kursi dekat Inggit.
Perbincangan sekira 1 jam 30 menit itu harus berakhir karena Alissa harus kembali bertolak ke Jakarta.
Selepas kunjungan itu, Alissa menilai, kematian Iko diduga bukan semata-mata karena kecelakaan belaka.
"Ada yang menarik dari pertemuan ini, Ibu Iko telah mengampuni siapapun yang melakukan tindakan atau kesalahan terhadap anaknya. Artinya kami membaca beliau itu melihat penyebab kematian anaknya bukan karena kecelakaan," kata Alissa Wahid kepada Tribun di Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (10/9/2025).
Menurut Alissa, meninggalnya Iko tidak lepas dari rentetan peristiwa demonstrasi pada Agustus 2025 lalu. Sebab, malam hari menjelang kasus kecelakaan Iko kala itu kepolisian sedang melakukan tindakan represif terhadap pembubaran massa aksi demonstran.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong Polda Jateng agar terbuka soal kematian Iko.
"Rekam jejak aparat keamanan selama ini pada saat menghadapi massa demonstrasi itu catatannya buruk maka kami butuh bukti dan informasi sejelas-jelasnya atas kematian Iko," tuturnya.
Alissa juga menawarkan kepada keluarga Iko untuk berkolaborasi dengan GUSDURian untuk mengungkap fakta kasus kematian Iko.
Kerjasama ini dilakukan antara kuasa Hukum PBH IKA FH Unnes dengan Satgas Satgas Advokasi Prahara Agustus Jaringan GUSDURian.
Baca juga: Masyarakat Menunggu Rekaman CCTV Kecelakaan Iko Mahasiswa Unnes Dibuka, Ini Kata Pihak Polisi
"Kami dari GUSDURian berkomitmen untuk membantu Kuasa Hukum korban Iko dari menyediakan bahan-bahan atau langkah-langkah advokasi yang bisa dilakukan untuk mengungkap kematian Iko," kata Ketua Satgas Advokasi Prahara Agustus Jaringan GUSDURian, Beka Ulung Hapsara.
Sementara Ketua PBH IKA FH Unnes, Ady Putra Cesario mengatakan, menerima dengan sangat terbuka atas bantuan dari GUSDURian.
"Bantuan ini sangat dibutuhkan untuk mengurai sebab musabab kematian dari almarhum Iko itu murni karena kecelakaan atau ada penyebab lainnya," kata Cesario. (Iwn)
| Ini yang Dilaporkan Kuasa Hukum Keluarga Iko Juliant Junior ke Kompolnas, Termasuk CCTV Rusak |
|
|---|
| Harusnya Kecelakaan Adu Banteng, Omongan Ficky-Aziz Berbeda Soal Kematian Mahasiswa Unnes Semarang |
|
|---|
| Kematian Janggal Iko Juliant Junior Mahasiswa Unnes Akan Dilaporkan ke Mabes Polri dan Komnas HAM |
|
|---|
| Pengakuan Ilham, Saksi Kunci Kematian Iko Juliant Bantah Keterangan Polisi Soal Kejadian |
|
|---|
| Jaringan GUSDURian Desak Polda Jateng Ungkap Fakta Kematian Iko Juliant Secara Transparan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.