Berita Semarang
Dari Rp15 Juta ke Rp20 Juta: Henry Susanto, Juara Anturium Jemani di Kontes Tanaman Hias Semarang
Henry Susanto (51) berhasil meraih Juara I kategori farigata junior dalam kontes tanaman hias di Semarang.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pameran tanaman hias yang berlangsung selama sepuluh hari dari 14 hingga 23 November 2025, memeriahkan dunia penghobi tanaman dengan menghadirkan kontes tanaman hias.
Dua jenis tanaman dikompetisikan dalam kontes ini, yakni anturium dan aglaonema.
Satu di antara peserta, Henry Susanto (51) berhasil meraih Juara I kategori farigata junior.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Pameran Tanaman Hias Semarang Hidupkan Ekonomi Kreatif
Ia menampilkan anturium jemani, yang tampil unggul karena bentuk mangkuk yang dinilai "paling bulat" dibanding peserta lain.
"Kontes ini ada tiga penilaian, yaitu karakter, kesehatan, dan performa. Jadi dilihat kan dia lebih penuh.
Kemudian anturium ini kan tanaman bentuk mangkuk ya, yang namanya mangkuk kan memang harus bulat," terang Henry menyampaikan kembali penilaian juri di sela menerima penghargaan, yang diserahkan simbolis oleh Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, Minggu (16/11/2025).
Henry melanjutkan, dirinya yang telah menekuni dunia tanaman sejak 2006 ini sudah akrab dengan kontes tanaman.
Menurutnya, seusai mengikuti kontes dan berhasil juara, harga tanaman yang ditampilkannya bisa dijual dengan harga fantastis.
Ia mengaku sempat menjual tanaman dengan harga Rp 15 juta.
"Kebetulan ada juga yang ikut kontes di sini juara, itu sebelumnya beli di tempat saya hasil kontes juga. Harganya Rp15 juta," sebutnya.
Setelah meraih juara 1 untuk kategori farigata junior tersebut, Henry mengaku mantap menjual dengan harga Rp20 juta.
"Kalau nggak juara, saya jual Rp15 juta. Kalau juara, Rp20 juta," bebernya.
Di sisi lain, pameran dan kontes tanaman hias ini menjadi magnet bagi para pecinta tanaman hias di Kota Semarang.
Kegiatan yang menampilkan dua primadona tanaman, yakni anthurium dan aglaonema ini resmi dibuka oleh Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti di Eks Wonderia, jalan Sriwijaya, Tegalsari, Candisari, Minggu (16/11).
Agustina mengatakan, kontes ini bukan hanya ajang kompetisi, namun juga menjadi ruang bertemunya kreativitas, ekonomi, dan komunitas pecinta tanaman hias.
Agustina menjelaskan, anthurium memiliki filosofi yang kuat. Bentuknya menyerupai hati tegak dengan warna merah cerah, dipercaya menghadirkan energi semangat, keramahan, dan kemakmuran.
Sementara aglaonema, yang oleh masyarakat Jawa sering disebut sri rezeki—melambangkan keberuntungan dan pertumbuhan baru.
"Saya melihat pameran ini selain kompetisi, juga sarana untuk memanjakan mata dan ruang pertemuan bagi orang-orang yang telaten, merawat kehidupan sehelai demi sehelai. Saya pernah merasakan bagaimana merawat bunga itu memberi rezeki yang luar biasa.
Dan pameran, kontes, atau festival adalah momen yang ditunggu oleh para pemilik tanaman hias," kata Agustina.
Tercatat sebanyak 262 peserta mengikuti kontes anthurium dan 265 peserta untuk kategori aglaonema. Pameran ini juga menghadirkan 44 stan peserta tanaman hias dari berbagai kota dan kabupaten, termasuk Jawa Timur dan Sragen.
Menurut Agustina, angka ini menunjukkan bahwa Semarang mulai diterima sebagai tuan rumah yang menjanjikan untuk penyelenggaraan pameran tanaman hias berskala lebih besar.
Wali Kota menegaskan, hobi juga akan tumbuh dan bertahan ketika memiliki nilai ekonomi.
Ia mengingatkan kembali fenomena ledakan harga tanaman hias pada 2009–2011, ketika anthurium bahkan diburu hingga ke dalam pekarangan rumah warga karena nilai jualnya yang fantastis.
"Nah, sekarang belum ada lagi. Dan saya yakin para pecinta tanaman hias ini menunggu momentum.
Maka 44 stan dari berbagai kota dan kabupaten, saya kira ada yang dari Jawa Timur, tadi saya lihat ada yang dari Kabupaten Sragen.
Ini menunjukkan, Kota Semarang diterima sebagai tuan rumah," ungkap Agustina.
Ia menilai kebangkitan pameran seperti ini dapat menjadi indikator peningkatan ekonomi masyarakat. Sebab, tanaman hias dinilai bukanlah kebutuhan pokok konsumen.
Biasanya, berasal dari segmen tertentu yang memiliki daya beli cukup kuat.
"Artinya segmen tertentu inilah yang nantinya akan menjadi industri kreatif yang akan mendukung dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Saya berharap, terus berharap masyarakat Kota Semarang akan menghiasi rumahnya dengan berbagai macam tanaman hias.
Tidak hanya rajin membeli, tetapi juga rajin merawat karena keindahan setiap rumah menjadi keindahan keseluruhan Kota Semarang," ungkapnya.
Baca juga: Kontes Nasional Sansevieria 2025, Wonosobo Perkuat Posisi Sebagai Sentra Tanaman Hias Lidah Mertua
Selain memacu ekonomi, Agustina berharap pameran ini mampu melahirkan generasi baru pecinta tanaman, terutama anak muda.
Ia mencontohkan bagaimana pameran bonsai sebelumnya melahirkan akademi bonsai.
"Para pengamat, para penilai itu dapat mentransfer pengetahuannya. Ini tanaman bagus, ini tanaman mahal, ini tanaman namanya apa, ini tanaman spesies khusus atau tanaman yang memiliki kekhususan, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Saya kira itulah titiknya," imbuhnya. (idy)
| Wali Kota Semarang: Pameran Tanaman Hias Semarang Hidupkan Ekonomi Kreatif |
|
|---|
| KICC 7th Hadirkan 96 Penampilan, Antusiasme Penonton ikut Melonjak |
|
|---|
| Lolos Dramatis, SMPN 42 Jadi Harapan Kota Semarang di Semifinal Kejuaraan Bulutangkis Antar SMP |
|
|---|
| Kisah Ryan Sopir Truk Terjebak Macet di Rel Kaligawe Tertabrak Kereta Api, Kini Dituntut Rp106Juta |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 16 November 2025, Diperkirakan Akan Hujan Ringan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251116_Henry-Susanto-51-peraih-Juara-I-kontes-tanaman-hias-Semarang_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.