Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Teknologi

Kecerdasan Buatan Sora 2: Batas Baru antara Imajinasi dan Realitas Digital

Sejak pertama kali muncul, Kecerdasan Buatan atau artificial intelegence (AI) generatif telah mengubah cara kita bekerja dan berkreasi.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
KOMPAS.COM/ISTIMEWA
ILUSTRASI AI: Ilustrasi artificial intelligence. (Kompas.com/Sharda University) 

TRIBUNJATENG.COM - Sejak pertama kali muncul, Kecerdasan Buatan atau artificial intelegence (AI) generatif telah mengubah cara kita bekerja dan berkreasi. 

Namun, setiap kali dunia teknologi mengira telah mencapai puncaknya, sebuah inovasi baru muncul dan menggeser batas tersebut.

Hari ini, pergeseran besar itu diwakili oleh Sora 2, model video generatif terbaru dari OpenAI.

Sora 2 bukan sekadar peningkatan; ia adalah lompatan signifikan yang menempatkan kita di ambang era di mana visual yang kompleks dan realistis dapat dihasilkan hanya dengan mengetikkan beberapa kata.

Baca juga: 10 Prompt AI Gemini untuk Bertemu Diri Sendiri Saat Kecil: Bikin Foto Emosional dan Nostalgia

Kebangkitan AI Generatif Video

AI generatif, seperti yang kita kenal melalui ChatGPT untuk teks dan DALL-E untuk gambar, kini sepenuhnya merambah ke ranah video.

Versi awal dari generator video AI sering menghasilkan klip pendek yang terlihat "aneh" dan gagal mematuhi hukum fisika dasar. Air mengalir ke arah yang salah, objek tiba-tiba menghilang, atau ekspresi karakter terlihat kaku.

Namun, Sora 2 hadir untuk mengatasi kekurangan tersebut.

Apa yang Membuat Sora 2 Berbeda?

Sora 2 diklaim telah menyempurnakan pemahaman AI terhadap dunia fisik dan narasi.

Perbedaan utama yang membuatnya menjadi perbincangan panas adalah:

Realisme Fisika yang Mendalam: Model ini kini jauh lebih baik dalam mensimulasikan hukum fisika.

Jika ada bola yang gagal masuk ring, ia akan memantul ke papan pantul sesuai gravitasi, bukan tiba-tiba menembus ring.

Gerakan riak air, pantulan cahaya, dan dinamika objek menjadi lebih konsisten dan meyakinkan.

Sinkronisasi Audio-Visual: Untuk pertama kalinya, Sora 2 mampu menghasilkan video dan audio secara bersamaan dan sinkron.

Ini berarti dialog, efek suara lingkungan, dan backsound tidak perlu lagi ditambahkan secara terpisah, melainkan terintegrasi secara alami sejak awal.

Konsistensi Multi-Shot: Pengguna dapat membuat cerita yang lebih panjang.

Sora 2 diklaim mampu mempertahankan konsistensi karakter dan latar belakang meskipun ada pergantian adegan (multi-shot) dalam satu prompt.

Fitur Cameo: Ini adalah salah satu fitur paling revolusioner.

Pengguna dapat merekam wajah dan suara mereka, kemudian menggunakan AI untuk menyisipkan diri mereka (cameo) sebagai karakter dalam skenario video buatan AI.

Dampak Jangka Panjang AI Video Generatif

Kehadiran teknologi sekuat Sora 2 tidak hanya memengaruhi industri perfilman atau media sosial, tetapi juga menimbulkan pertanyaan fundamental tentang kreativitas, otentisitas, dan keamanan digital.

1. Demokratisasi Kreativitas

Sora 2 secara radikal mendemokratisasi pembuatan konten video. Biaya dan waktu untuk memproduksi visual berkualitas tinggi—seperti iklan sinematik, film pendek, atau materi edukasi—akan menurun drastis.

Kreator individu dengan ide brilian dapat menghasilkan video setara produksi studio hanya dari sebuah prompt teks.

2. Tantangan Etika dan Keamanan

Dengan kemampuan menghasilkan video super-realistis, batas antara konten asli dan buatan AI semakin kabur.

Hal ini memicu kekhawatiran serius:

Deepfake dan Penyalahgunaan: Fitur Cameo, meskipun revolusioner, berpotensi disalahgunakan untuk membuat deepfake yang menyesatkan atau merusak reputasi.
Hak Cipta (Copyright): Konten apa yang dilatih oleh Sora 2? Bagaimana memastikan video yang dihasilkan tidak melanggar hak cipta karya asli?

Disinformasi: Video berita atau laporan palsu yang terlihat 100 persen otentik dapat menyebar dengan mudah, menantang kepercayaan publik terhadap media visual.

Untuk mengatasi ini, OpenAI sendiri menekankan pentingnya transparansi, dengan menambahkan watermark dan metadata pada setiap video yang dihasilkan AI. Namun, masyarakat tetap dituntut untuk meningkatkan literasi digital.

3. Pergeseran Paradigma di Media Sosial

OpenAI merilis Sora 2 berbarengan dengan aplikasi sosialnya sendiri.

Dengan konten yang sepenuhnya dihasilkan AI dan diklaim realistis, platform ini berpotensi menjadi pesaing serius bagi media sosial berbasis video lain seperti TikTok dan Reels.

Perang konten ke depan bukan lagi soal siapa yang punya kamera terbaik, tetapi siapa yang punya imajinasi terbaik dan prompt terkuat. 

Baca juga: Politeknik Pekerjaan Umum Dorong Pendidikan Vokasi Jadi Laboratorium Hidup Pembangunan di Era AI

Kesimpulan: Masa Depan adalah Imajinasi

Sora 2 menegaskan satu hal: Kecerdasan Buatan telah melewati fase eksperimental dan memasuki fase adopsi massal.

AI kini bukan lagi alat yang membantu pekerjaan, melainkan mitra kreatif yang berpotensi menjadi sutradara pribadi setiap individu.

Masa depan pembuatan konten akan didominasi oleh perpaduan antara kecerdasan manusia yang memberikan arah dan kecerdasan buatan yang mewujudkan detailnya.

Tantangan bagi kita adalah bagaimana memanfaatkan kekuatan transformatif ini secara etis, sambil menjaga kemampuan untuk membedakan antara apa yang nyata dan apa yang dihasilkan oleh kode komputer. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved