Wonosobo Hebat

PPTI Diharapkan Jadi Ujung Tombak Eliminasi TBC di Wonosobo

IST
PELANTIKAN PPTI WONOSOBO - Pelantikan pengurus PPTI Cabang Wonosobo, yang berlangsung di Pendopo Selatan pada Rabu (27/8/2025). Wonosobo gerak cepat berantas laju penyebaran Tuberkulosis (TBC). Ist. Diskominfo Wonosobo 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Wakil Bupati Wonosobo, Amir Husein, menekankan pentingnya peran Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kabupaten Wonosobo sebagai mitra strategis pemerintah daerah. 


Menurutnya, PPTI bisa menjadi motor penggerak seluruh elemen masyarakat dan ujung tombak dalam menekan laju penyebaran Tuberkulosis (TBC).


Pernyataan tersebut disampaikan dalam pelantikan pengurus PPTI Cabang Wonosobo, yang berlangsung di Pendopo Selatan pada Rabu (27/8/2025).


Wabup Amir menyebut, posisi PPTI sejalan dengan cita-cita “Wonosobo Sehat”, karena pemberantasan TBC tidak dapat hanya mengandalkan peran tenaga medis semata.


“Pemberantasan TBC tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan, namun memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku hidup sehat, hingga deteksi dini TBC,” ujarnya.


Ia juga mengungkapkan fakta serius terkait situasi TBC saat ini, berdasarkan laporan dari WHO.


“Data dari Global Tuberculosis Report WHO 2024 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia setelah India, mencapai 1.090.000 kasus. 


Di Wonosobo sendiri, terdapat 2.411 kasus yang menjadi perhatian serius,” ungkapnya.


Data lokal menunjukkan, sampai 19 Agustus 2025, sebanyak 1.051 kasus TBC telah ditemukan dari total 7.662 orang yang diperiksa. 


Angka ini mencakup 43,59 persen dari estimasi jumlah 11.716 orang terduga TBC di Kabupaten Wonosobo.


Kendati terdapat kemajuan dalam penemuan kasus, Amir menggaris bawahi bahwa upaya eliminasi TBC masih memerlukan kerja keras dan dukungan lebih luas dari berbagai pihak.


Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berkomitmen untuk memperluas pembentukan desa atau kelurahan siaga TBC dengan melibatkan camat serta Ketua TP PKK Kecamatan.


“Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat, memperluas skrining aktif, serta mendukung pengawasan minum obat secara ketat pada penderita TBC,” tegasnya.


Tidak hanya di level masyarakat, ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan dunia pendidikan. 


Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah serta pondok pesantren yang peduli terhadap isu TBC.


Langkah ini dimaksudkan agar generasi muda ikut serta dalam upaya pencegahan dan menjadi agen perubahan sejak dini.


Acara pelantikan kemudian dilanjutkan dengan Talk Show Kesehatan bertema “Cegah TBC”, yang dipandu oleh Ketua PPTI Wonosobo, Junaedi. 


Hadir sebagai narasumber Dr. Jaelan, selaku Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo, serta dr. Arlyn, seorang praktisi kesehatan. 


Diskusi banyak menyoroti pentingnya deteksi dini dan pengobatan tuntas sebagai langkah utama menuju eliminasi TBC.


Menutup rangkaian acara, Ketua PPTI Jawa Tengah menyampaikan harapannya agar PPTI Wonosobo menjadi teladan organisasi yang profesional dan berdedikasi tinggi dalam mendukung gerakan eliminasi TBC.


Ia berharap PPTI Wonosobo dapat menjadi contoh organisasi yang solid, profesional, dan berdedikasi tinggi dalam menggerakkan gerakan bersama menuju Wonosobo bebas TBC. (ima)